Lempar Boneka: Upaya Bonek Melawan Stigma

Foto: Joko Kristianto/EJ
Iklan

Bonek (Bondo Nekat) dalam bahasa Indonesia memiliki arti modal nekat adalah julukan bagi fans atau suporter klub Persebaya Surabaya. Sudah tidak asing mendengar kalimat tersebut terutama bagi penggemar sepak bola Indonesia. Terlihat sangar dan sering terlibat dalam berbagai tindak kriminal bahkan sebutan Boling (Bondo Maling) pernah disematkan oleh mantan Gubernur Jawa Timur yaitu Basoefi Sudirman dalam buku Bonek: Berani Karena Bersama (1997).

Sebutan itu bukan tanpa alasan, beliau menjelaskan bahwa Boling ini adalah mereka yang pura-pura mecintai sepak bola tapi perilakunya justru tidak mencintai sepak bola itu sendiri. Mereka para Boling ini menyamar dengan atribut Bonek tapi melakukan tindakan kriminal seperti menjarah, menjambret, menyusahkan masyarakat yang akhirnya merugikan bagi pihak yang benar-benar tulus mencintai sepak bola dalam hal ini Persebaya. Ibarat setetes tinta yang masuk ke dalam air.

Gambaran tersebut akhir-akhir ini bisa dibilang menjadi masa lalu bagi Bonek bahkan sudah lama teman-teman Bonek mencoba untuk melawan stigma buruk tersebut dengan cara yang santun dan out of the box.Salah satu upaya Bonek untuk melawan stigma buruk yang baru saja terjadi ini bisa terlihat dalam pertandingan antara Persebaya melawan Tira Persikabo di Gelora Bung Tomo, Surabaya (29/3/2019). Bonek membawa boneka yang tentu bertolakbelakang dengan wajah sangar dan terkenal menakutkan seperti dalam judul berita Jawa Pos “Yang Berwajah Macho sekalipun Ikut Bawa Bonek Imut” yang ditulis oleh Bagus Putra Pamungkas (30/3/2019).

BACA:  Pesan untuk Media dan Bonek, Sebuah Catatan dari Solo

Boneka yang memiliki warna dan bentuk lucu mereka bawa untuk dilemparkan. Ya dilemparkan ke dalam lapangan, terinspirasi oleh suporter Real Betis di La Liga Spanyol yang saat itu juga melemparkan berbagai boneka ke dalam lapangan saat bertanding melawan Eibar (Di lansir dari Bola.net). Boneka yang dilemparkan ini menjadi sajian yang cukup unik di waktu turun minum menuju babak kedua. Total yang terkumpul sekitar 20.000 boneka, sebuah jumlah yang cukup fantastis. Boneka ini selanjutnya akan diberikan kepada anak-anak penderita kanker di RSUD Dr.Soetomo bahkan bisa juga dibagikan ke seluruh rumah sakit di Surabaya mengingat jumlah yang cukup banyak.

Iklan

Kegiatan lempar boneka yang dilakukan oleh Bonek mendapat pujian dari perwakilan United Nations Children’s Fund (UNICEF) di Pulau Jawa, Arie Rukmantara. Dia memuji tindakan Bonek tersebut karena kegiatan tersebut ditujukan kepada anak-anak penderita kanker. Menurut Arie penyembuhan kanker bisa berasal dari lingkungan keluarga, tetangga, dan kawan termasuk hal yang dilakukan oleh Bonek. “Kami bangga dengan apa yang sudah dilakukan oleh Bonek. Mereka bisa menjadi pendekar di masa depan,” ucapnya. (Di lansir dari timesindonesia.co.id).

BACA:  Hadiah Itu Bernama EJ Sharing

Bonek yang selalu mendapat julukan “maling gorengan” tampak sudah tidak begitu berlaku lagi. Bagaimana bisa “maling gorengan” mengumpulkan boneka yang cukup banyak seperti itu dan mendapat pengakuan dari UNICEF. Lemparan boneka yang dilakukan oleh Bonek bisa memberikan inspirasi bagi kita semua bahwa melawan stigma bisa dengan cara yang santun dan memiliki nilai manfaat bagi sesama. Bonek juga mengajarkan kepada kita sepak bola tidak sekedar olahraga melalui sepak bola kita bisa belajar arti dari kemanusiaan. Semoga ada lemparan-lemparan yang bernilai positif dari Bonek di kemudian hari.

SALAM SATU NYALI WANI!

Referensi:

Basoefi Sudirman, dkk. (1997). Bonek: Berani Karena Bersama. Surabaya: Hipotesa.
Koran Jawa Pos hari Jumat tanggal 30 Maret 2019.
Patut Dicontoh! Fans Real Betis Lempar Ribuan Boneka ke Lapangan (2018)
UNICEF Apresiasi Boneka Sayang Anak Bonekmania (2019)

Komentar Artikel

Iklan

No posts to display