EJ – Leg pertama final Piala Presiden 2019 antara Persebaya melawan Arema FC, Selasa (9/4) besok, mendapat perhatian serius dari pihak kepolisian. Pasalnya kedua tim mempunyai sejarah rivalitas tensi tinggi.
Pihak Polda Jawa Timur, Polrestabes Surabaya, Polres Malang bahkan harus melakukan rapat koordinasi (Rakor) bersama di Gedung Tribata Mapolda Jawa Timur untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan. Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Drs Luki Hermawan memimpin langsung rapat tersebut.
“Kami sampaikan untuk bola tahun ini, kami punya perhatian khusus karena bersamaan dengan kampanye dan Pilpres. Dan kami sudah sepakat akan sama-sama untuk pelaksanaan bola ini jadi cooling system (mendinginkan) dan hiburan,” kata dia usai Rakor, Senin (8/4).
Untuk leg pertama, dia menurunkan 3.500 personel keamanan. Jumlah itu lebih banyak dibandingkan laga biasanya yang hanya membutuhkan 2.200 personel keamanan.
“Karena ada hal-hal khusus jadi kami tambahkan 3.500 untuk pengamanan dan sudah diatur untuk pengamanannya besok,” paparnya.
Dia menambahkan, memorandum of understanding (MoU) bersama antara suporter Persebaya dan Arema sejak akhir dekade 90-an masih berlaku hingga kini. Dengan demikian, Aremania dilarang hadir saat leg pertama.
“Pada saat main di Surabaya suporter Arema tidak boleh datang dan sebaliknya, saat main di Malang pendukung Persebaya Surabaya juga tidak boleh datang,” tandasnya.
Dalam Rakor tersebut hadir pula Karoops Polda Jatim Kombes Pol Drs Herry Sitompul, Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol Rudi Setiawan, Kapolres Malang AKBP Yade Setiawan Ujung, Danrem 084/Bhaskara Jaya Kolonel Inf Sudaryanto dan Panitia Pelaksanaan Piala Presiden. (dit/rul)