Persebaya vs Arema FC, Lebih dari Sekadar Sepak Bola

Foto: Joko Kristiono/EJ
Iklan

Final Piala Presiden 2019 kali ini mempertemukan dua tim sepak bola dari Jawa Timur, yaitu Persebaya Surabaya melawan Arema FC Malang. Pertandingan Final kali ini juga menggunakan sistem home-away untuk pertama kalinya. Leg Pertama 9 april 2019 di Gelora Bung Tomo Surabaya dengan Persebaya sebagai tuan rumah, sedangkan leg kedua 12 april 2019 di Stadion Kanjuruhan Kabupaten Malang dengan Arema FC sebagai tuan rumah.

Dua klub ini juga memiliki basis suporter terbesar di Indonesia, yaitu Bonek dan Aremania yang juga sudah lama berseteru satu sama lain. Masing-masing dari mereka sangat fanatik dan loyal ketika tim mereka bertanding. Ini pertama kalinya dalam sejarah Final Piala Presiden dilangsungkannya Derby Jawa Timur.

BACA:  Abdul Rohim Dipastikan Jadi Starter di Laga Penentu

Ini mengingatkan penulis kembali beberapa bulan lalu, antara River Plate vs Boca Juniors yang masing-masing klub juga memiliki basis suporter besar, fanatik, dan loyal. Rivalitas dua klub ini berawal dari perseteruan kelas di akhir pergantian abad 20, di mana River Plate dianggap klub milik kaum borjuis dan Boca Juniors dianggap klub milik kaum Proletar. Perbedaan kelas inilah yang memunculkan perseteruan masing-masing suporternya. Sehingga muncul yang namanya Derby Superclassico.

Puncaknya adalah ketika mereka bertemu di Final Copa Libertadores 2018 alias UCLnya Amerika Selatan untuk pertama kalinya dalam sejarah. Pertandingan ini juga dianggap sebagai derby terbesar dan wajib ditonton di dunia.

Iklan

Meskipun Derby Jawa Timur tidak sepopuler Derby Superclassico di Final Copa Libertadores 2018. Anda mungkin tetap tidak peduli dengan pertandingan sepak bola ini. Anda mungkin menganggap aneh ketika orang-orang mengeluarkan uang yang banyak untuk menonton pertandingan yang tak berlinsesi resmi dari FIFA ini, tidak apa-apa. Karena bagi penulis ini bukan hanya sekadar pertandingan yang bertajuk final Piala Presiden 2019, tidak hanya pertandingan 2×45 menit yang memperebutkan piala saja. Tetapi terdapat rivalitas yang dalam dan juga adu gengsi antara kedua klub maupun supporter untuk menjujung harga diri masing-masing. Itulah yang membuat laga ini lebih dari sekadar pertandingan sepak bola.

BACA:  Milo Sudah Hapal Gaya Permainan Persebaya sejak Liga 1 2018

Tapi Perlu kita ingat! Jangan Sampai Rivalitas ini membutakan hati kita untuk melakukan tindakan Kriminalitas yang merugikan persepakbolaan kita.

Komentar Artikel

Iklan

No posts to display