Pesan untuk Bonek yang Masih Belum Sepenuhnya Berubah

Foto: Joko Kristiono/EJ
Iklan

Sehari sebelum laga lawan Arema FC, Presiden Persebaya, Azrul Ananda, mengatakan jika seratus perbuatan baik masih sangat mudah dikalahkan oleh satu perbuatan yang tidak semestinya.

Cak Andie Peci pernah mencuit: Setelah aksi kemanusiaan “lempar boneka” untuk anak-anak penderita kanker, tanggung jawab Bonek akan semakin berat. Karena kemanusiaan itu harus dimaknai utuh, tak boleh parsial atau setengah-setengah. Kemanusiaan itu anti kekerasan dan menolak rasisme. Dan ke depan tanggung jawab itu ada di Bonek.

Sayangnya, sebagian Bonek masih melakukan hal-hal yang tidak semestinya saat laga melawan Arema. Salah satunya adalah pembalikan nama Arema di papan skor. Legenda dan asisten pelatih Persebaya, Bejo Sugiantoro, sampai turun untuk meminta Bonek tidak melakukan itu. Belum lagi masih adanya nyanyian rasis, pelemparan pemain Arema, penyalaan flare dan kembang api usai laga.

BACA:  Kekalahan Persebaya Harus Dipandang Secara Positif

Jika kita mencemooh dan menganggap Persebaya gagal dalam pramusim ini, seharusnya kita berani menunjuk diri kita belum mampu menjadi suporter yang baik. Karena sesungguhnya ajang pramusim adalah tempat kita berlatih sebelum mengikuti kompetisi sesungguhnya yakni Liga 1 2019.

Iklan

Segala kebaikan kita dari penggalangan dana untuk korban bencana, membangun panti asuhan, seakan-akan terhapus dengan perbuatan-perbuatan kurang baik yang kita lakukan kemarin. Sungguh sangat disayangkan.

BACA:  Kalah atau Seri = Flare, Mau Sampai Kapan?

Saatnya kita berubah bukan hanya jargon, dulur. Masih ada waktu untuk berbenah sebelum liga dimulai. Kita memang selalu menginginkan kemenangan. Namun jika hasilnya beda, kita tak seharusnya melakukan perbuatan-perbuatan yang jauh dari koridor sportifitas. Karena sepak bola adalah tentang kemanusiaan bukan hanya soal kalah menang.

Salam Satu Nyali! Wani!

*) Penulis adalah Co Founder Emosijiwaku.com

Komentar Artikel

Iklan

No posts to display