Surat Pendek untuk Persebaya: Berjuanglah dan Jangan Takut!

Foto: Joko Kristiono/EJ
Iklan

Salam satu nyali,
Do or die. Merdeka atau Mati.

Dua slogan dan tulisan yang dulu kala pertempuran 10 November 1945 terjadi di Surabaya banyak terbaca di dinding-dinding kota dan gerbong-gerbong kereta api.

Kata yang menggambarkan tekad dan semangat serta keinginan kuat untuk merdeka dan bebas dari kekuasaan sekutu kala itu. Dan kata itu pas untuk memompa semangat skuad Persebaya yang akan menjalani leg kedua final Piala Presiden 2019.

“Tidak ada yang tidak mungkin dalam sepakbola” secara tegas sudah dikatakan Djadjang Nurdjaman dan juga Irfan Jaya. Ada rasa optimis dan keyakinan yang kuat untuk berbuat sesuatu yang lebih. Irfan Jaya menambahkannya dengan kalimat “Lupakan laga leg pertama, fokus ke Malang”.

Iklan

Mengutip lirik lagu Kebyar-Kebyar karangan Gombloh saatnya seluruh punggawa Persebaya menyingsingkan lengan, rawe-rawe rantas, malang-malang tuntas. Tuntaskan perjalanan puncak di Piala Presiden ini dengan nyali dan keberanian layaknya ksatria.

Malam ini atau besok pagi putarlah lagu-lagu favorit kalian wahai para pemain. Atau baca buku apapun yang bisa buat kalian relax, fresh, dan nyaman. Jangan mikir hal yang lainnya. Minta doa restu ke orangtua kalian atau siapa saja yang kalian dekat. Itu akan jadi energi positif.

Wahai para pemain,

Fokuslah bermain di lapangan. Bergembiralah menikmati permainan. Jangan dengar teriakan dari atas tribun. Lepas dan keluarkan semua kemampuan semaksimal kalian bisa. Jangan takut. Jangan grogi. Ribuan bonek ada di belakang kalian dalam doa dan harapan.

Sejarah besar ada di depan kalian. Buatlah sejarah kalian sendiri. Salam satu nyali!

Komentar Artikel

Iklan

No posts to display