Mungkin jika anak nakal itu diibaratkan murid di sekolah, pasti orangnya tuanya puyeng bukan main karena akan sering keluar masuk keruangan Bimbingan Konseling (BK). Setiap ada pertandingan timnya, 10-15 Tahun yang lalu anak nakal itu selalu bikin gaduh, baik kepada masyarakat yang daerahnya dilintasi ataupun dengan pihak keamanan. Belum lagi jika melihat timnya kalah di kandang, ibarat 4 sehat 5 sempurna. Pemain tim sendiri yang didukung di lempar botol yang isinya berisi cairan yang tidak pantas, pihak keamanan di berondong petasan, bahkan sampai suatu ketika pernah membakar alat-alat syuting salah satu stasiun TV. Eits… itu “prestasi” 10-15 tahun lalu.
Sekarang anak nakal itu tumbuh dewasa dan perlahan sudah mulai istiqomah . Di stadion hal di atas hampir mustahil di jumpai. Mereka bisa berangkulan dengan panpel, pihak keamanan, bahkan membungkam para pencaci-pencacinya. Tidak percaya? Tengok saja setiap ada musibah di negeri ini mereka selalu turun ke jalan raya. Membuat gaduh? Eits… jangan suudzon dulu. Mereka turun untuk penggalangan dana untuk korban bencana tanah air. Palu, Donggala, Lombok, dan Sentani adalah contoh kecilnya. Tidak cukup di situ mereka bahkan turun langsung ke daerah tersebut sebagai relawan. Contoh lain adalah pendirian Panti Asuhan di Sidoarjo, peristiwa pelemparan boneka hingga pembagian bunga mawar dan gorengan ke Plat nomor daerah tertentu.
Siapakah mantan anak nakal itu yang mulai dewasa itu? Ya… mereka adalah Bonek. Alumni arek nakal yang perlahan mulai keluar identitasnya. Angan-anganku kepada Bonek masih banyak. Seperti aku selalu berangan-angan Bonek mengadakan acara untuk Bonek sendiri maupun masyarakat. Panitianya siapa saja? Bisa bergilir masing-masing tribun. Bisa Green Nord, Tribun timur, Tribun kidul, Gate 21 maupun VIP. Bahkan komunitas sendiri seperti Bonek Campus. Apa saja acara itu? Berikut adalah contoh table angan anganku.
Bulan | Acara | Isi | Panitia dan Tempat |
Januari | Wani Nandur | Gerakan penanaman ribuan pohon | Flexible |
Februari | Wani Ontel | Sepeda santai dari Gelora 10 November ke Gelora Bung Tomo | Flexible |
Maret | Wani Nyawat | Gerakan lempar boneka ke stadion | Flexible |
April | Wani Nguyu | Berisi ludruk bonek maupun stand up comedy | Flexible |
Mei | Wani Donor | Donor darah | Flexible |
Juni | Wani Kumpul | Jambore Bonek Nasional (silaturahmi, edukasi, evaluasi) | Flexible |
Juli | Wani Ngaji | Istighosah dan mendengarkan ceramah | Flexible |
Agustus | Wani Karnaval | Karnaval bonek bagi komunitas / kecamatan | Flexible |
September | Wani Belonjo | Pasar bonek baik baju ataupun makanan | Flexible |
Oktober | Wani Nyanyi | Musik independen bonek dan mengundang artis dangdut | Flexible |
November | Wani Ngenang | Memperingati hari pahlawan bisa mengundang mantan pemain yang pernah memperkuat persebaya untuk silaturahmi | Flexible |
Desember | Wani Mlaku | Jalan Sehat Taman Bungkul ke Gelora 10 November | Flexible |
Kendala hal di atas adalah biaya yang cukup besar dan izin kemanan yang cukup sulit mengingat mengundang massa yang sangat banyak. Bonek bisa bekerja sama dengan manajemen Persebaya, Polresbes Surabaya ataupun organisasi seperti pecinta alam maupun PMI serta kegiatan di atas sangat terbuka bagi masyarakat.
Tapi hal di atas hanyalah angan-anganku dulur…