EJ – Jika aturan dari Komite Disiplin (Komdis) PSSI tetap berlaku, maka Persebaya Surabaya akan bertandang ke markas Bali United (16/5/2019) tanpa penonton. Menariknya, menurut pelatih Djadjang Nurdjaman itu bisa jadi suatu kerugian buat Persebaya.
Bali United sebelumnya mendapat hukuman dua laga kandang tanpa penonton di Liga 1. Itu sebagai akibat dari pelanggaran yang dilakukan suporter tuan rumah pada laga pekan ke-33 antara Bali United melawan Persija Jakarta (2/12/2018) di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Bali.
Hukuman itu berlaku di laga pekan ke-1 dan ke-2 Liga 1 2019. Kebetulan, Persebaya akan menjadi lawan pertama Bali United hari Kamis pekan depan.
Nah, Djanur (sapaan Djadjang Nurdjaman) kemudian mengungkapkan untung rugi laga tandang lawan Bali United digelar tanpa penonton.
Pertama, ia tentu ingin sebisa mungkin memanfaatkan situasi tersebut.
“Ya kami manfaatkan saja situasi itu, mudah-mudahan itu membawa kepercayaan diri buat pemain agar tampil lebih lepas,” kata Djanur kepada EJ.
Meski begitu, laga tanpa penonton tidak selalu menjadi suatu keuntungan bagi tim. Apalagi ketika Persebaya harus berhadapan dengan Bali United di Bali.
“Satu kerugiannya kami tidak didukung (Bonek), karena kami tahu walaupun kami bermain di Bali, Bonek Mania pasti datang. Banyak sekali yang datang ke Bali seperti yang sudah-sudah. Salah satu kerugiannya itu,” kata pelatih 60 tahun itu.
Ya, ketika Persebaya melawat ke kandang Bali United (18/11/2018) musim lalu, ribuan Bonek berbondong-bondong menyeberang ke pulau Bali. Meski tuan rumah mengalokasikan 2000 tiket untuk suporter tim tamu, tapi Bonek yang hadir di stadion diduga kuat lebih dari jumlah tersebut.
Karena itu bermain tandang ke markas Bali United tak ubahnya laga kandang bagi Persebaya. Green Force musim lalu sukses menaklukkan Bali United 5-2 di Stadion Kapten I Wayan, Dipta, Bali. (riz)
