Berawal dari Kayuhan Sepeda, Impian Deny Sanjaya Bertemu Irfan Jaya Terwujud

I Gede Deny Sanjaya bersama sang idola, Irfan Jaya. Foto: Rizka Perdana Putra/EJ
Iklan

EJ – Demi bertemu dengan idolanya yaitu Irfan Jaya, I Gede Deny Sanjaya rela menyeberangi pulau dengan bersepeda dari rumahnya di Desa Bawal Sabu, Mataram, Lombok Barat menuju Surabaya, Jawa Timur.

Jarak kedua kota terpaut sekitar 500 km, dapat ditempuh satu hari perjalanan darat menggunakan kendaraan bermotor.

Tapi, Deny sebagai Bocah Nekat (Bonek) menggunakan cara lain. Cara yang mungkin tidak masuk akal bagi sebagian orang. Yaitu mengayuh sepeda.

“Sepeda Deny tidak layak pakai. Saya sering mengimbau jangan dipakai sepedanya, belum diisi remnya, rodanya juga tidak mulus, sangat tidak layak. Tapi ternyata dia sendiri nekat dan berani,” ungkap ayahanda Deni, Nyoman Subade.

Iklan

Entah harus bersenang atau bersedih hati, kayuhan dan sekaligus impian bocah berusia 12 tahun itu harus terhenti di km ke-90 ketika sampai di Kabupaten Klungkung, Bali. Ia diamankan pihak kepolisian dan akhirnya harus dijemput pulang oleh orangtuanya.

Meski begitu, jejak digital perjuangan bocah kelas 6 SD itu masih tertinggal. Informasi dari mulut ke mulut dan penggunaan mode like and share di media sosial secara masif ternyata sampai juga ke telinga manajemen Persebaya.

Gayung bersambut, manajemen Persebaya akhirnya mengundang Deny ke Surabaya bertemu Irfan Jaya. Kebetulan, tim sedang mengadakan acara besar yakni launching tim 2019 secara resmi di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya (11/5/2019).

Mengidolakan Irfan Jaya sebagai Pemain Timnas dan Persebaya

Mengenakan syal Persebaya, topi berwana hijau dan kaos oblong berwarna putih-hijau, bocah tambun itu melangkahkan kaki ke panggung di stadion terbesar ketiga di Indonesia, Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya.

Dengan mata berkaca-kaca ia menghampiri idolanya, yang membuatnya rela mengayuh sepeda selama dua hari satu malam, sang pemilik nomor punggunug 41 di Persebaya, Irfan Jaya.

Senyuman, dan pelukan hangat langsung diberikan Irfan Jaya untuk Deny. Pemain 23 tahun itu kemudian memberikan jersey pramusim Persebaya berwarna hijau-putih bertuliskan nama dan nomor punggungnya.

Mata Deny semakin sembab dan tak kuat menahan haru ketika ia mengenakan jersey yang sudah ditandatangani seluruh pemain Persebaya itu.

“Saya senang sekali,” kata Deni setelah bertemu dengan idolanya. “Saya mengidolakan dia karena dia pemain sayap, seperti sayap burung garuda di lambang Indonesia. Dia (Irfan Jaya) bermain sebagai winger, seperti sayap garuda yang terbang tinggi,” ujar bocah polos itu berfilosofis.

Kilas Balik Kekaguman

Irfan Jaya memang tidak hanya menjadi pemain andalan di Persebaya. Winger asal Bantaeng, Sulewesi Selatan itu juga kerap kali menjadi andalan di lini sayap timnas Indonesia. Deny, karena itu juga mengagumi Irfan Jaya ketika memakai seragam-merah putih timnas.

Deny semakin dibuat kagum ketika bisa menyaksikan langsung pemain idolanya itu di kampung halamannya sendiri. Kebetulan Persebaya harus menjalani laga tandang melawan PSKT Sumbawa Barat di Stadion 17 Desember, Mataram akhir tahun lalu. (23/12/2018).

Dalam laga babak 64 besar Piala Indonesia itu Irfan Jaya menyumbang dua gol kemenangan Persebaya 4-2. Dari situ kekaguman Deny akan Irfan Jaya dan Persebaya semakin besar.

Frase Persebaya Melumpuhkan Logika kemudian menemukan titik kulminasi dalam sosok Deni. Sebelum aksinya mengayuh sepeda 90 km diketahui publik, ia setidaknya sudah dua kali mencoba nekat untuk keluar rumah dan pergi ke Surabaya.

Baru pada percobaan ketiga mimpinya, yang sudah dipupuk dan diperjuangkan lewat setiap kayuhan sepeda itu akhirnya menjadi nyata. Tidak hanya Irfan Jaya, ia kini juga diterima oleh setiap keluarga besar Persebaya dengan tangan terbuka. (Rizka Perdana Putra)

Komentar Artikel

Iklan

No posts to display