Persebaya kehilangan salah satu pemain besarnya. Di bulan Ramadan ini, Kamis (18/5) pagi, salah satu legendanya, Subodro tutup usia. Subodro mempunyai panggilan akrab Bodem. Pak Bodem saya biasa menyapanya. Saat masih sehat setiap sore jika ke lapangan Persebaya di Karanggayam selalu bertemu beliau.
Pak Bodem dan sepak bola khususnya Persebaya tidak bisa dipisahkan. Sebagai pemain, sebagai pelatih, dan sebagai pemandu bakat semua dijalaninya sampai menutup mata.
“Ya begini mas, saya dan lapangan ini tidak bisa dipisahkan,” kata beliau kepada saya dari atas Tribun Karanggayam.
Bersama Totok Risantono, Seger Sutrisno, beliau biasanya duduk dari atas tribun sebagai tim pencari bakat pemain muda. Sudah beberapa tahun beliau jalani. Dengan alat tulis di tangan dan sebuah buku atau map di tangan beliau mencatat. Terlihat ada nama klub dan nomor punggung pemain yang dicatatnya. Ini adalah bagian dari cara kerja Pak Bodem melakukan pencarian bakat-bakat muda yang akan dimasukkan ke bank data pemain internal Persebaya.
Pak Bodem juga sangat mencintai Bonek sebagaimana beliau mencintai Persebaya. Pernah saat Persebaya dimatisurikan saat itu Pak Bodem sering sekali cangruk dengan Bonek membicarakan berbagai hal atau berbagi ide perjuangan saat itu. Teman-teman bonek yang dulu sering ke Mess Karanggayam pasti pernah bertemu beliau sedang duduk bersama Bonek.
Pada tahun 2016 saat ada laga Persebaya Legend dengan Indonesia Old Star di Gelora 10 Nopember, Pak Bodem terharu. Kehadiran ribuan Bonek di Tambaksari membuatnya meneteskan air mata. Ingatannya kembali ke masa kejayaan saat bermain.
“Saya terharu. Terakhir kali seperti ini di era Perserikatan, di masa bakti saya untuk Persebaya,” ujar Soebodro, salah satu veteran Persebaya. “Inilah cinta. Cinta Bonek yang benar-benar untuk Persebaya.” (dikutip dari tirto.id)
Juara perserikatan tahun 1977/1978 adalah salah satu prestasinya sebagai pemain. Selain itu beliau adalah seorang yang visioner. Seringkali berdiskusi dengan beliau selalu memikirkan masa depan pemain-pemain muda. Dan membagikan cerita-cerita cara membangkitkan motivasi pemain muda.
“Berlatihlah terus jangan malas, jika kalian ingin bermain untuk Persebaya,” salah satu yang pernah saya dengar dari beliau.
Hari ini pak Bodem telah pergi meninggalkan kita semua.Tetapi semangat hidup dan visi misinya untuk sepak bola khususnya Persebaya akan selalu tetap hidup.
Selamat jalan pak Bodem, kami akan selalu mengingat dan mengenangmu selamanya.
Salam satu nyali. Kita Persebaya.