Tekad Persebaya Surabaya meraih poin penuh saat menghadapi Kalteng Putra (21/05) memang tak bisa direalisasikan. Kita semua tahu pada akhirnya tim tamu mampu mencuri satu poin dengan memanfaatkan kesalahan lini belakang Persebaya serta “keberhasilan” mereka membuat “drama-drama” satu babak. Serta ketidaktegasan pengadil lapangan yang membuat geram ribuan penonton di dalam stadion dan ratusan ribu pasang mata yang menyaksikan laga ini dari layar televisi.
Memang adagium pertandingan perdana di kandang sendiri tak pernah mudah mungkin berlaku kali ini. Tapi ini tentu bukan alasan mutlak untuk tidak dapat memenangkan pertandingan, bukan? Sudah tiga musim terakhir ini skuat Persebaya Surabaya tak memulai dua pertandingan awal dengan lancar. Selalu saja ada kejadian-kejadian mengejutkan di dua pertandingan awal pada tiga musim terakhir ini.
Permasalahan teknis bagi Persebaya di dua pertandingan awal musim ini menurut penulis ada dua hal. Yang pertama adalah ketiadaan goal getter yang tajam. Goal Getter yang mampu menjadi pembeda disaat rekan-rekan setim lainnya mengalami kebuntuan. Memang pasca sepeninggal David da Silva, manajemen mendatangkan Amido Balde. Namun pemain berpaspor Guinea-Bissau ini belum cukup meyakinkan para Bonek untuk terus mencetak gol. Terakhir kali dirinya mencetak gol adalah 45 hari yang lalu saat Persebaya Surabaya menang 2-3 atas Madura United di semi final Piala Presiden 2019. Ditambah lagi di laga melawan Kalteng Putra, Balde harus ditarik keluar di menit ke-27 karena cedera. Padahal ini pertandingan perdananya. Menempatkan Osvaldo Haay sebagai false nine memang agak membantu kinerja tim. Tapi bila berharap penampilan Haay seperti akhir musim lalu, ini perlu waktu. Mengandalkan Manuchekhr Dzhalilov pun tampak belum saatnya. Di dua pertandingan awal, Cak Jali masih belum semaksimal dan se-eksplosif saat bermain di Piala Presiden 2019 lalu
Lalu kendala kedua Tim Bajul Ijo adalah miskin kreatifitas. Bola kebanyakan bergulir dari tengah ke lini belakang pertahanan sendiri. Memang Persebaya memiliki Damian Lizio yang kuat dalam menggiring bola dan pandai dalam membagi bola, Namun hal ini juga harus diimbangi dengan covering yang baik di second line. Serta sebaiknya bola harus segera dibagi ke sektor sayap, sektor terkuat Persebaya saat ini. Untuk kemudian para pemain cepat di sayap ini melakukan cut inside atau bahkan umpan-umpan silang menjanjikan. Mengingat di sisi ini bercokol Ruben Sanadi, Novan Setya Sasongko, Mokhamad Syaifudin, Irfan Jaya, Alwi Slamat, Osvaldo Haay hingga pemain muda Supriadi yang cukup menjanjikan.
Saya yakin jika dua hal tersebut mampu diatasi oleh tim pelatih, maka bukan tidak mungkin Persebaya Surabaya bakal rajin mencetak gol ke gawang lawan dan menebar ancaman terhadap lawan-lawannya.
Yah apapun yang terjadi, jangan pernah kehilangan angka lagi di Stadion Gelora Bung Tomo Surabaya yo Rek! Sikat habis semua laga kandang. Niscaya langkah untuk merengkuh juara (setidaknya) akan terbuka lebar. (dpp)