EJ – Pelatih Madura United, Dejan Antonic menganggap tidak hanya timnya yang dirugikan atas berhentinya laga melawan Persebaya. Menurutnya, tuan rumah juga dirugikan karena sedang dalam posisi menekan.
Pertandingan leg pertama babak 8 besar Piala Indonesia antara Persebaya melawan Madura United (19/6/2019) harus terhenti pada menit ke-93 karena suporter Persebaya menyalakan flare. Ketika itu wasit belum meniup peluit tanda berkahirnya pertandingan.
“Saya pikir dua tim rugi bukan cuma Madura, Persebaya sama, masih ada waktu 3 atau 4 menit, mungkin lebih bagus kalau pertandingan selesai,” kata Dejan.
“Yang kedua pasti mahal sekali kalau ada pemain terluka (karena flare), pasti ada sanksi berat sekali untuk Persebaya. Ini bukan untuk bercanda. Saya minta maaf (kepada suporter), tapi di Eropa memang tidak boleh,” tambah pelatih asal Serbia itu.
Setelah pertandingan terhenti, pemain Madura United langsung bergegas menuju ruang ganti. Sementara para pemain Persebaya masih berada di tengah lapangan.
Asisten pelatih Bejo Sugiantoro sampai naik pitam atas tindakan suporter yang masuk lapangan sambil membentangkan banner “Jangan Bikin Malu Surabaya”. Ia menghampiri suporter yang masuk ke tengah lapangan sambil menegur dengan keras. Beberapa pemain lain berusaha menenangkan tindakan Bejo.
Situasi kemudian semakin ricuh setelah oknum suporter masuk lapangan dan merusak papan iklan. Mereka juga melemparkan petasan ke arah pihak keamanan.
“Siapa yang rugi, Persebaya atau Madura tidak penting, lebih penting dua tim bisa melanjutkan pertandingan. Lebih bagus lagi kita tidak melihat contoh seperti itu lagi,” tandas Dejan. (riz)