EJ – Setelah kecewa dengan kepemimpinan wasit Dodi Setia Purnama dalam laga leg kedua babak 8 besar Piala Indonesia melawan Madura United (27/6), Persebaya Surabaya akhirnya secara resmi mengajukan surat protes kepada PSSI.
Surat itu langsung dikirimkan beberapa jam setelah laga usai. Melalui surat bernomor 85/PT.PI-VI/2019, Persebaya menganggap wasit asal Indramayu itu telah berlaku tidak adil.
“Secepatnya (kami laporkan). Saya sebenarnya di tiap pertandingan selalu berpikiran positif kepada wasit, tapi untuk hari ini mohon maaf saya harus berpikiran buruk,” kata manajer Persebaya, Candra Wahyudi.
Keputusan Dodi Setia Purnama yang dianggap paling kontroversial adalah tidak memberikan penalti ketika Amido Balde jatuh di kotak terlarang (66’). Wasit hanya memberikan kartu kuning untuk kiper Muhammad Ridho.
“Yang kasat mata adalah pelanggaran terhadap Amido Balde, kita bisa debatable apakah itu tempatnya di kotak penalti atau tidak. Tapi dari beberapa rekaman yang muncul sekarang memang terlihat dia sudah ada di kotak penalti,” ucap Candra.
“Kalaupun misal tempatnya tidak di kotak penalti, sehingga tidak harus dihukum penalti, maka seharusnya kartu merah. Karena itu pelanggaran one on one dengan situasi peluang gol yang sangat besar,” tambah Candra.
Selain protes soal tekling di kotak penalti, Persebaya juga melakukan protes atas handsball bek Madura United, Alfath Faathier pada menit ke-54. Bola liar tendangan Lizio menyentuh tangan Alfath di kotak penalti sebelum ditepis oleh kiper Muhammad Ridho.
Persebaya sendiri akhirnya harus menerima kekalahan 1-2 di kandang Madura United, Stadion Gelora Madura Ratu Pamelingan, Pamekasan. Secara agregat Persebaya harus mengakui keunggulan Madura United 2-3 dan gagal lolos ke babak semifinal. (riz)