EJ – Pelatih Persebaya Surabaya, Djadjang Nurdjaman mengungkapkan kekecewaannya atas keputusan wasit di laga leg kedua babak 8 besar Piala Indonesia melawan Madura United. Menurutnya, Green Force seharusnya mendapat dua penalti.
Persebaya akhirnya harus mengakui keunggulan Madura United 1-2 di Stadion Gelora Madura Ratu Pamelingan, Pamekasan. Bajol Ijo kalah agregat 2-3 dan gagal melaju ke babak semifinal.
“Tidak percaya kami bisa kalah pada pertandingan hari ini. Perjuangan anak-anak luar biasa,” ucap Djadjang. “Dan boleh ya saya ngomongin wasit? Dua penalti seharusnya kami dapat,” tambah pelatih yang akrab disapa Djanur itu kesal seusai pertandingan
Kejadian pertama yang seharusnya mendapat penalti menurut Djanur adalah hansdball bek sayap Madura United Alfath Faathier pada menit ke-57. Bola tendangan Damian Lizio sempat mengenai kaki Jaimerson, sebelum bergerak ke arah Alfath.
Sementara penalti kedua yang seharusnya diberikan terjadi di menit ke-67. Yaitu ketika Amido Balde dijatuhkan oleh kiper Madura United, Muhammad Ridho. Meski memberi kartu kuning kepada Ridho, wasit memutuskan pelanggaran terjadi di luar kotak penalti.
“Andil wasit cukup jelas pada pertandingan hari ini. Kalau ingin memperbaiki sepakbola Indonesia, tolong dong yang begini jangan dibiarkan terus,” kata pelatih 60 tahun itu.
Meski begitu, Djanur tetap berusaha mengambil sisi positif. Performa cukup apik anak didiknya diharapkan berlanjut di ajang Liga 1. Selanjutnya Persebaya akan menghadapi Persela Lamongan di kandang sendiri, Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya (1/7).
“Mohon maaf kepada Bonek dan Bonita yang datang kesini (Pamekasan) dan yang mendoakan kami dimanapun. kami belum bisa membawa Persebaya ke semifinal Piala Indonesia.”
“Saya berharap tren positif anak-anak di lapangan bisa berlanjut di kompetisi liga yang akan datang lawan Lamongan tanggal 1 Juli,” tandasnya. (riz)