Ibarat penyakit. Lini belakang Persebaya tengah digerogoti kanker. Dari stadium 1, lantas bertambah ke stadium 2. Sempat membaik sejenak. Lalu, penyakit itu tambah parah.
Dari tujuh laga di Liga 1 (saya tidak menghitung di Piala Presiden atau Piala Indonesia), gawang Persebaya kebobolan dengan skema yang hampir sama. Sumbernya satu: ceroboh!
Kenapa ceroboh? Tidak konsentrasi. Tidak disiplin. Terlalu longgar menjaga pertahanan.
Mari kita bedah bagaimana gawang Persebaya kebobolan dari sejak pertandingan lawan Bali United sampai PSS Sleman:
Bali United v Persebaya
Di menit ke-15, Stefano Lilipaly menyisir sektor kanan pertahanan Persebaya. Dari kanan, Lilipaly melakukan umpan tarik ke kotak penalti. Bola itu disambar Illija Spasojevic tanpa dikawal siapa pun.
Skema gol yang hampir sama terjadi pada gol pamungkas Bali United. Kali ini dari sektor kiri yang dijaga Ruben Sanadi, Lilipaly berhasil menusuk ke sayap kiri. Cut back dari Lilipaly itu diterima Paulo Sergio di dalam kotak penalti yang lagi-lagi tanpa pengawalan. Tendangan keras Sergio sempat mengenai salah seorang pemain belakang Persebaya. Sebelum akhirnya bola berbelok arah meluncur deras ke gawang Miswar Saputra.
Persebaya v PSIS
Setelah Persebaya mencetak gol lebih dulu lewat Osvaldo Haay di menit 27, kemenangan Persebaya di depan mata kandas. Saat itu barisan pertahanan Persebaya gagal mencegah operan bola lambung dari salah seorang pemain PSIS. Bola itu meluncur ke arah pemain sayap PSIS Septian David Maulana. Bola itu sempat digiring beberapa meter oleh pemain gesit tersebut. Miswar yang melihat David tanpa kawalan berusaha menjemput bola itu. Tetapi kalah cepat. Tendangan keras Septian merobek gawangnya.
Persebaya v Kalteng Putra
Gol Misbakus Solikin pada menit 22 sempat menumbuhkan asa Bonek yang hadir di Stadion Gelora Bung Tomo (GBT). Tapi, hanya berselang dua menit kemudian, asa itu dikubur Kalteng Putra.
Mendapat bola dari sektor kiri Persebaya, Diego Campos melakukan penetrasi sampai ke kotak penalti. Rachmat Irianto melakukan blunder. Bukannya berhasil merebut bola dari Campos, Rian malah terjatuh di pertahanannya sendiri. Sekali sontek, bola dari Campos meluncur deras melewati Hansamu Yama. Patrich Wanggai yang telah menunggu di kotak penalti tanpa pengawalan bek Persebaya, dengan leluasa mencocor bola itu ke gawang. Kemenangan lagi-lagi kandas akibat kecerobohan para bek Persebaya.
Borneo FC v Persebaya
Di Stadion Segiri, Samarinda, Persebaya berhasil memetik poin. Tapi, gagal clean sheet. Sampai menit 70, Persebaya sudah unggul dua gol lewat Ruben Sanadi dan Oktafianus Fernando. Namun, pada menit 88, dari sektor kanan Persebaya pemain Borneo berhasil mengirim bola ke kotak penalty. M. Syaifudin yang gagal menyundul bola atas itu menjadi petaka. Bola meluncur deras ke sisi kiri Miswar Saputra. Terens Owang Puhiri coming from behind tanpa dikawal siapa pun. Bola itu pun berhasil merobek jala Miswar Saputra.
Persebaya v Persela
Inilah kebobolan tercepat yang dialami Persebaya. Pertandingan baru berjalan 3 menit, petaka itu terjadi dari sektor kiri Persebaya. Malik Risaldi mengirim bola cut back ke Lucky Wahyu yang datang dari belakang tanpa kawalan. Tendangan yang setengah melengkung dari sisi kiri Miswar itu meluncur ke tiang jauh. Dan gol.
Lagi-lagi karena kecerobohan. Build up serangan dari sisi kiri Persebaya pada menit 54 berhasil di-intersep Arif Satria. Lantas, bola daerah dikirim ke Sugeng Efendi. Sugeng lolos dari jabakan off side. Sempat solo run di sektor kiri pertahanan Persebaya, bola dikirim Sugeng ke Alex dos Santos yang berdiri di kotak penalti tanpa kawalan. Sekali cocor, gol. Sempat membuat Persela unggul 1-2 sebelum akhirnya Persebaya come back dan menang 3-2.
Persebaya v Barito
Di pertandingan ini, gagalnya kemenangan Persebaya karena “dosa” para pemain belakang. Bermain membosankan di babak 1, kemenangan Persebaya menguap di babak 2.
Pada menit ke-70, Novan Sasongko di sektor kanan berhasil mencegah cut back pemain Barito Putera di sekitar lokasi sepak pojok. Bola lambung itu gagal dihalau M. Syaifuddin yang berusaha menyundul. Tapi, karena Rafael Silva tidak dijaga siapa pun, dia leluasa memasukkan bola ke gawang Miswar Saputra.
Jual beli serangan sempat terjadi di 20 menit terakhir. Lewat Damian Lizio dan Manu Jalilov, Persebaya sempat unggul 2-1. Lagi-lagi karena kecerobohan, kemenangan di pelupuk mata menguap. Berawal pada menit 90, Ferdiansyah dari sektor yang dijaga Novan berhasil mengirim bola ke kotak penalti. Tanpa banyak diganggu pemain belakang, dengan setengah terbang Rafael berhasil menyamakan kedudukan.
Persebaya v PSS Sleman
Di pertandingan ini, secara umum PSS Sleman menang stamina, ngeyel, dan ngosek. Sempat unggul dulu lewat gol Damian Lizio, akhirnya Persebaya pulang dengan tangan hampa dari markas Super Elang Jawa.
Pada menit 38, kapten PSS Sleman Nirwanto dari sektor kiri Persebaya mengirim bola menyisir ke kotak penalti. Tanpa dikawal siapa pun, Brian Ferreira datang dari belakang. Bola itu dioper menyisir berhasil mengolong Otavioa Dutra. Syaifuddin terlambat menutup aliran bola. Yevhen Bokhasvilli mencocor bola ke gawang Miswar Saputra.
Skema yang nyaris sama terjadi lagi di menit 56. Lagi-lagi dari sektor kiri, pemain PSS berhasil mengirim bola ke depan gawang. Sama dengan gol pertama. Bola itu gagal dipotong oleh Syaifuddin. Haris Suharya di sektor kanan yang tanpa pengawal Novan berhasil melesakkan bola ke gawang.
* * *
Semua Bonek pasti geregetan dengan gol-gol yang menggelontor gawang Persebaya. Hampir semua gol tercipta karena tidak disiplinnya pemain belakang.
Gol-gol itu tercipta karena pemain belakang gagal menutup assist pemain lawan. Dan eksekutor tim lawan membobol gawang tanpa dikawal siapa pun.
Selalu begitu. Dan begitu.
Evaluasi? Maaf, Bonek sedunia sudah bosan dengan pernyataan ini. Sampai pertandingan ketujuh, hasil evaluasi tidak tampak. Kecuali saat lawan Persib Bandung.
Penyakit lini belakang Persebaya sampai hari ini tak kunjung sembuh.
Kalau Bonek mem-paido, jangan baper. Baper bukan mentalita Persebaya.
Wani! (*)
* Bonek tinggal di Jember, bisa disapa di Twitter @harisetiawan165
**) Artikel ini telah dilakukan penyuntingan karena terjadi kesalahan fatal. Di laga melawan Bali United, Novan Sasongko tidak diturunkan oleh pelatih Djadjang Nurdjaman. Sementara saat lawan PSIS, Novan sedang dirawat medis saat terjadinya gol dari Septian Dwi Maulana.