Lima Laga Nir Kemenangan, Sebuah Catatan Buruk

Pemain Persebaya menyanyikan Song For Pride di laga lawan PSS. Foto: Militan Luar Kota for EJ
Iklan

Bagi sebuah tim sepak bola, bermain di sebuah kompetisi berformat liga dan tak meraih kemenangan selama beberapa laga secara berurutan itu adalah musibah. Kebetulan Persebaya Surabaya sedang merasakan hal ini. Sejak menang 4-0 kontra Persib Bandung (30/5), anak asuhan Djadjang Nurdjaman ini puasa meraih kemenangan selama lima pertandingan terakhirnya.

Pada pertandingan semalam, Ruben Sanadi dkk hanya mampu meraih hasil imbang tanpa gol saat melawan tuan rumah Semen Padang yang menduduki posisi juru kunci klasemen sementara. Alih-alih bermain spartan dan tegas layaknya tim kebanggaan Arek-Arek Suroboyo, Persebaya semalam bermain sangat-sangat (dan sangat!) tidak efisien. Beruntung tim tuan rumah juga bermain dengan pola yang nyaris sama.

BACA:  Provokasi Pemain Martapura dan Sanksi Komdis PSSI

Lima pertandingan terakhir Persebaya:

  • (9/7) Imbang 2-2 vs Barito Putra (Kandang)
  • (13/7) Kalah 1-2 vs PSS Sleman (Tandang)
  • (17/7) Kalah 1-2 vs PSM Makassar (Tandang)
  • (21/7) Imbang 1-1 vs PS Tira-Persikabo (kandang)
  • (28/7) Imbang 0-0 vs Semen Padang (tandang)

Dan ternyata hasil lima pertandingan tanpa meraih kemenangan beruntun ini adalah rekor terburuk Tim Bajul Ijo. Musim ini Persebaya Surabaya telah mematahkan rekor tak pernah menang yang sebelumnya tercatat sebanyak empat pertandingan berurut di kompetisi Liga Bank Mandiri VIII 2002 silam. Ketika itu setelah berhasil menang 5-0 kontra Persedikab Kediri di kandang sendiri, Persebaya lupa caranya menang saat melawan:

Iklan
  • (7/4/02) Kalah 0-2 vs Persijatim-Solo FC (Kandang)
  • (14/4/02) Kalah 0-2 vs PSM Makassar (Tandang)
  • (18/4/02) Kalah 0-3 vs Persipura Jayapura (Tandang)
  • (24/4/02) Imbang 0-0 vs PSS Sleman (Kandang)
BACA:  Tetesan Air Mata Cinta Seorang Andik

Kita semua tahu apa ending di musim 2002 silam, yakni degradasi. Nah, agar sejarah buruk tidak berulang, maka perlu dilakukan pembenahan secara menyeluruh terhadap elemen tim. Pembenahan ini bukan berarti kalimat ”kami akan lakukan evaluasi” kembali muncul. Karena sejatinya, kami Bonek menginginkan pembenahan yang nyata. Bukan omong kosong belaka. Betul? (dpp)

Komentar Artikel

Iklan

No posts to display