Merenungi Kita Persebaya

Foto: Joko Kristiono/EJ
Iklan

Persebaya kembali lagi ‘meleng’ dari jalan kemenangan. Banyak pihak yang tak puas dengan hasil pertandingan dan performa yang ditunjukkan tim akhir-akhir ini.

Saya yakin, tak hanya saya dan Bonek saja yang begitu kecewa melihatnya. Manajemen bahkan pelatih dan pemain sendiri pun pasti kecewa dan sedih.

Selama ini kita dikondisikan dengan menanamkan Kita Persebaya untuk menjaga kondusivitas antar elemen pendukung tim. Tapi akankah itu semua sudah benar-benar tertanam di benak kita dengan baik?

Kita Persebaya berasal dari kata ‘kita’ dan ‘Persebaya’. Kita merujuk pada banyak orang, banyak pihak. Manajemen, pelatih, pemain, serta suporter. Sedangkan Persebaya merujuk pada nama klub yang berbasis di Surabaya.

Iklan

Kita yang terdiri dari banyak orang ini, akankah sudah benar-benar merasa saling memiliki Persebaya? Sudahkah kita merasa saling peduli, menyayangi, menghargai, atau bahkan mencintai Persebaya? Sudahkah kita melakukan peran masing-masing dengan baik, sehingga membuat Persebaya begitu harum semerbak seperti wangi tubuh kita yang khas?

Dan membuat orang lain begitu hafal tanpa harus bertanya kita memakai parfum apa.Hai, para pemain! Kembali renungkan, apa niat dan tujuan kalian bergabung dengan Persebaya!

Kembalilah tersenyum, bangkit, saling merangkul, saling memahami, sebagaimana yang pernah kalian katakan bahwa di Persebaya ada kenyamanan yang tak terganti.

Turunkan ego masing-masing untuk melebur menjadi satu! Satu tim yang utuh, menjadi Persebaya.

Hai, tim pelatih! Kembalilah garang dengan sesekali tersenyum. Nikmatilah suasana kondusif dalam tim, meski harus dengan sesekali marah menegur pemain atau anggota tim lain yang ‘salah fokus’.

Pemimpin tak harus lembut kok. Cukup dengan menempatkan ‘sangar’ dan ‘segan’ pada situasi-situasi yang tepat saja bisa membuat tim begitu erat.

Bergandeng tangan saling menguatkan, berangkulan saling menyayangi, dan bertepuk tangan saling mengapresiasi sebagai Persebaya.

Hai, manajemen! Jika kemarin adalah kesalahan, maka esok adalah kesempatan memperbaikinya. Jika kemarin tak sanggup, hari ini waktunya membentuk kesanggupan itu dalam satu kesatuan sebagai Persebaya.

Kembali mempercayakan tugas dan peran pada masing-masing yang sudah berkompeten di bidangnya. Saling mendukung, saling membantu, dan tak saling silang dalam bendera yang sama.

Dan hai, Bonek! Tak perlu mengalihkan istilah suporter menjadi customer. Keduanya memang saling berhubungan. Sama seperti kalian yang berhubungan erat dengan Persebaya. Nikmatilah kondisi naik turunnya performa Persebaya dengan tetap saling bergandeng tangan, saling melindungi, saling merangkul, saling menegur, dan berdiskusi demi kemajuan Persebaya dan kalian sendiri.

Berada dalam titik terendah bukan berarti waktu untuk saling menyalahkan dan mencaci. Berada pada titik tertinggi pun bukan berarti waktunya untuk membusungkan dada dan mengobral saran seakan yang paling tahu segalanya.

Kondisi apapun itu, inilah Persebaya dengan kelebihan dan kekurangannya. Inilah kita dengan segala perbedaan yang akan selalu berusaha bersatu sebagai Persebaya. Inilah kita, Kita Persebaya.

Komentar Artikel

Iklan

No posts to display