13 game, 4 kali menang, 6 kali seri, 3 kali kalah dan 18 poin sebenarnya bukan catatan yang buruk-buruk amat untuk coach Djanur. Bandingkan dengan capaian Persebaya dipekan yang sama musim lalu di Liga Gojek Traveloka, Persebaya mengemas 15 poin dari 12 game, 3 kali menang, 6 kali seri dan 3 kali kalah. (masih menyisakan 1 game).
Yang perlu diingat, musim lalu Persebaya memiliki seorang Playmaker sekelas Robertino Pugliara, walaupun tidak bisa bermain full satu musim akibat cedera panjang tetapi paling tidak dia bisa memanjakan lini serang Persebaya dengan umpan-umpan lambung cantik dan passing-nya yang jitu.
Berkaca dari sana, menurut saya Persebaya saat ini sebenarnya memiliki harapan besar pada sosok Misbakus Solikin. Dia adalah salah satu pemain yang berjasa mengantarkan Persebaya menjuarai Liga 2 hingga dapat kembali ke kasta Liga 1, dan bisa dibilang dia bintangnya saat itu. Entah kenapa bintang itu seakan meredup saat ini, Mis seperti belum bisa menemukan cara untuk kembali ke performa terbaiknya.
Hal ini tentu berpengaruh pada performa tim, minimnya suplai umpan-umpan lambung ciamik untuk Amido Balde yang berpostur setinggi itu, adalah sesuatu yang sangat disayangkan.
Di posisi back sayap, khususnya back kanan adalah peran Novan Setya yang saya rasa minim, jika dibandingkan dengan kaka Ruben di sisi kiri. (Terlepas dari Ruben yang masih sering terlambat untuk meng-cover kembali daerahnya selepas naik membantu serangan), peran Novan masih lebih minim. Crossing ataupun passing yang tidak akurat kejantung pertahanan lawan dari posisi Novan menambah minimnya variasi serangan Persebaya.
Menurut saya ada baiknya Persebaya memikirkan untuk memulangkan Evan Dimas plus mendatangkan rekan Evan di Barito, Gavin Kwan seandainya Misbakus dan Novan dicoret, untuk mengisi posisi yang ditinggalkan.
Evan Dimas memiliki visi bermain yang baik, umpan maupun passingnya juga terukur, sangat layak untuk mengisi posisi playmaker yang dibutuhkan Persebaya. Sedangkan Gavin Kwan sangat pas jika dipasang diposisi back kanan. Kerap maju membantu serangan, cepat kembali meng-cover daerahnya, crossing dan passing-nya yang baik, dan kelebihan lainnya Gavin adalah multirole player atau bisa ditempatkan di banyak posisi.
Posisi pelatih definitif yang kosong, saya harap tidak mempengaruhi performa Persebaya, sebab saya yakin kita semua berharap pelatih caretaker Bejo Sugiantoro mampu melanjutkan memimpin Persebaya, mampu memotivasi pemainnya dan mengembalikan permainan Persebaya yang Ngeyel, Ngosek dan Wani. Sekedar mengingatkan, di era Liga Indonesia, Persebaya juara di tahun 1997 pada saat di arsiteki Rusdi Bahalwan. Kemudian di tahun 2004 Persebaya juara di bawah asuhan Jacksen Tiago. Dan coba tebak? Ya… mereka berdua pernah bermain dan menjadi legenda di Persebaya. Sama dengan Bejo Sugiantoro. Semoga bisa sama seperti pendahulunya, atau paling tidak membawa Persebaya ke posisi yang lebih baik.
*) Tulisan adalah opini penulis