EJ – Akhir-akhir ini Persebaya santer dikaitkan dengan gelandang Persija asal Brasil yang dilepas di tengah musim, Bruno Matos. Sejak ia dinyatakan out dari Persija, berbagai rumor Matos ke Persebaya beredar di media sosial. Namun rumor tersebut kian meredup. Apalagi beredar kabar CEO Persija Ferry Paulus melarangnya bermain di klub Indonesia, terutama Persebaya dan Persib. Harapan para Bonek menyaksikan duet duo Brasil Bruno Matos-David Da Silva perlahan pupus.
Namun apabila Matos benar-benar batal ke Persebaya, itu bukan merupakan yang buruk. Pasalnya gaya bermain Matos dirasa kurang cocok dengan skema yang diterapkan oleh Pelatih Persebaya Alfred Riedl. Berikut alasan mengapa Matos tidak cocok dengan skema Alfred Riedl:
Formasi yang Dipakai dengan Riedl tidak Cocok dengannya
Alfred Riedl adalah pelatih yang gemar menggunakan formasi 4-4-2 atau 4-4-1-1. Ketika menggunakan 4-4-2 tentu tidak ada tempat buat Matos yang biasanya berperan sebagai trequartista. Dipasang sebagai gelandang tengah pun juga hampir tidak mungkin karena ia tidak punya kemampuan defensif yang mumpuni. Problem ini sama dengan Lizio yang kemungkinan besar tidak masuk dalam skema permainan Riedl. Apabila dipasang sebagai striker juga mubazir karena Matos ketika di Persija seringkali membuang peluang ketika di depan gawang. Pertandingan Persija melawan Persib adalah satu contohnya.
View this post on Instagram
Formasi 4-4-1-1 mungkin lebih memungkinkan buat Matos. Posisi free role di belakang striker merupakan posisi favoritnya. Tetapi kemungkinan ia harus bersaing dengan Manuchekhr Dzhalilov (jika dipertahankan) di posisi tersebut. Dzhalilov juga lebih cocok dengan skema Riedl karena ia lebih mau bekerja keras dan tidak egois.
Matos merupakan Pemain yang Stylish dan Egois
Gaya permainan Matos adalah layaknya trequartista pada umumnya yaitu gemar menahan bola selama mungkin dengan skill individunya. Tentu hal ini bertolak belakang dengan gaya bermain Riedl yang mengandalkan pemainan direct football yang mengandalkan bola-bola panjang. Gaya main Matos hanya akan memperlambat tempo dari tim. Problem ini juga dialami oleh gelandang Persebaya saat ini yaitu Damian Lizio.
Masalah lain adalah Matos merupakan pemain yang egois. Seringkali ia lebih memilih melewati banyak pemain ketimbang mengumpan kepada rekannya padahal posisi rekannya lebih menguntungkan. Kebiasaan Matos adalah ia hanya mengumpan ketika posisinya benar-benar sudah terdesak dan tidak mampu melewati lawan. Selain itu, ia juga kerap memaksakan melakukan tendangan jarak jauh padahal posisinya tidak menguntungkan. Hal tersebut juga yang membuat striker Persija Marko Simic sempat kesal kepadanya. (mni)