Wheel of Fortune Persebaya, Dipopulerkan di RB Leipzig, Diadaptasi oleh Pikal

Rendi, Pikal, dan Opan dengan wheel of fortune. Foto: Persebaya.id
Iklan

EJ – Para pemain Persebaya Surabaya yang datang telat ketika latihan kini harus berharap-harap cemas. Mereka bisa saja bebas dari sanksi, tapi juga bisa mendapat hukuman yang terlampau berat dan merepotkan. Keberuntungan pemain bakal diadu dalam “Wheel of Fortune”.

Selayaknya bermain game, pemain yang datang telat kini harus memutar wheel of fortune atau roda keberuntungan.

Dalam roda tersebut, tim pelatih sudah menuliskan berbagai macam hukuman “unik” yang bakal diterima para pemain Persebaya. Di antaranya, pemain diharuskan membantu chef memasak atau ada juga hukuman untuk menjadi asisten pelatih U-18 selama satu kali latihan.

Di antara 8 irisan hukuman yang tersedia, hanya ada satu yang isinya “Your Lucky Day”. Artinya sang pemain tak akan mendapat hukuman.

Iklan

“Pemain (yang telat) tidak dapat sanksi, tapi dia bakal memutar roda. Pemain bisa kena “your lucky day” berarti tidak ada sanksi, ada lagi tiga jam suruh kerja di Persebaya Store atau harus hadir dalam acara yatim piatu Bonek,” ucap Pikal.

BACA:  Wolfgang Pikal, Pelatih Berdedikasi Tinggi Yang Rajin Sholat Lima Waktu

“Di Bundesliga ada, kami (Persebaya) juga punya,” tambah Pikal.

Penggunaan wheel of fortune di Bundesliga dipopulerkan oleh mantan pelatih RB Leipzig musim lalu, Ralf Rangnick. Pemain diwajibkan memutar roda keberuntungan jika ada yang melanggar aturan seperti datang terlambat atau kelebihan berat badan.

“Denda tidak akan membawa efek apapun,” ucap Rangnick dikutip dari laman Sport Bible, 13 September 2018. “Lebih menyakitkan bagi para pemain kalau mereka memiliki waktu luang lebih sedikit,” ujarnya ketika itu.

Bentuk hukuman yang diberikan Pikal di Persebaya saat ini juga hampir sama persis seperti yang diberikan Rangnick di RB Leipzig.

BACA:  Wolfgang Pikal Ingin Terapkan Gaya Bermain Berani dan Agresif di Persebaya

Dalam wheel of fortune versi Rangnick, ia mencantumkan hukuman seperti bekerja di toko resmi klub, menyajikan makanan di restoran klub, membimbing tur stadion, memotong rumput di lapangan latihan sampai membelikan hadiah untuk suporter.

Selain wheel of fortune, Pikal juga sempat berinovasi dengan mendatangkan ball boy alias anak gawang. Dalam latihan Jumat (6/9/2019) pekan lalu tampak beberapa anak dari klub internal Persebaya berjaga di pinggir lapangan untuk mengambil dan memasok bola selama latihan berlangsung.

Kebijakan itu cukup unik. Sebab, anak gawang biasanya hanya digunakan ketika pertandingan.

“Saya panggil anak gawang untuk latihan. Mungkin di Indonesia pertama kali ada ball boy. Tapi kami pemain profesional dan manajemen mendukung kami 100 persen,” ucap Pikal ketika itu. (riz)

Komentar Artikel

Iklan

No posts to display