EJ – Ada yang menarik dari latihan Persebaya Surabaya hari Senin (16/9/2019) sore. Ruben Sanadi dkk harus berlatih di Lapangan Polda Jatim berbarengan dengan sekelompok atlet bela diri.
Tapi, itu bukan berarti para pemain Persebaya diajari bela diri. Tentu bukan. Latihan Persebaya yang dimulai pukul 15.30 sore itu justru sedikit terganggu karena kehadiran sekelompok atlet tersebut.
Para pemain dan pelatih Persebaya tidak bisa menggunakan lapangan latihan secara penuh. Itu karena setengah lapangan sisi barat (¼ lapangan) digunakan atlet bela diri berlatih. Sedangkan Persebaya “hanya” kebagian seluruh sisi timur dan juga setengah sisi barat (¾ lapangan).
Beruntung, dari 5 materi latihan yang diberikan, hanya 1 materi yang tidak bisa dipraktekkan karena kendala luasnya lapangan. Asisten pelatih Wolfgang Pikal terpaksa meniadakan game 10 lawan 10 dan menggantinya dengan materi lain yang hampir sama bobotnya.
“Sedikit terganggu, tapi kami staf pelatih cukup profesional dan kreatif untuk improvisasi agar latihan tetep efektif,” ucap Pikal.
Menurut pengamatan di lapangan, Pikal akhirnya memberi materi latihan small sided game dengan berbagai variasi. Pertama, para pemain diharuskan untuk melakukan satu sentuhan. Kedua, para pemain diharuskan untuk melakukan tiga kali sentuhan (menggiring) sebelum memberikan umpan kembali.
Meski agak terganggu dengan hadirnya “tamu tak diundang”, Pikal merasa cukup puas dengan hasil latihan untuk persiapan laga tandang melawan PSIS Semarang, Jumat (20/9/2019) mendatang.
“Semua berjalan sesuai dengan apa yang kami harapkan,” ujar Pikal. “Ada latihan skema sedikit, ada latihan fisik sedikit. Cuma satu yang tidak bisa, 10 lawan 10. Yang lain berjalan seperti rencana,” tambahnya. (riz)