EJ – Tak ada yang mengira jika Persebaya harus mengalami kekalahan telak 1-4 dari Persib. Optimisme David da Silva jika Persebaya akan mampu meraih tiga poin harus buyar. Dua gol Febri Hariyadi, masing-masing satu gol Achmad Jufrianto dan Kevin de Kippersluis membuat Bajol Ijo takluk di tangan saudara mudanya itu.
Inilah momen usai wasit Abdul Rahman asal Jakarta ini meniup peluit panjangnya tanda berakhirnya laga pekan ke-23 itu.
Para pemain tertunduk lesu di tengah lapangan. David da Silva menunduk sambil jongkok. Ia mungkin berpikir mengapa dirinya hanya mampu mencetak dua gol dari lima laga sejak kembali ke Persebaya. Kedigdayaan da Silva di Stadion Kapten I Wayan Dipta seperti yang ditunjukkannya saat mengalahkan Bali United musim lalu seperti tak terlihat. Ia sering kalah dalam duel perebutan bola dan berulangkali membuang peluang di awal babak pertama. Pelatih Persib Robert Alberts mencoba menghiburnya.
Di bangku cadangan tak kalah muram. Oktafianus Fernando yang memiliki peluang emas di awal babak nampak sangat terpukul. Jika peluang itu bisa dikonversi menjadi gol, tentu jalannya pertandingan akan berbeda. Di awal babak pertama, Persebaya memang tampil trengginas dan menciptakan beberapa peluang lewat da Silva, Ofan, dan Diogo Campos.
Namun Persib mampu bertahan dan malah mencetak gol di menit 30. Gol dari Febri Hariyadi ini rupanya mampu membuat mental para pemain Persebaya drop. Karena sejak saat itu, jalannya pertandingan tak lagi sama. Bajol Ijo malah harus tertinggal 0-2 di akhir babak pertama. Gol dari Achmad Jufrianto membuat Persebaya semakin terpuruk.
Kondisi memburuk di babak kedua ditambah kartu merah yang diterima Campos membuat Persebaya menjadi tim pecundang malam itu. Kekalahan terbesar kedua Persebaya setelah dikalahkan Arema 0-4 membuat para pemain sangat terpukul.
Tak ada sosok Wolfgang Pikal di bangku cadangan. Ia ngeloyor masuk ruang ganti begitu peluit wasit dibunyikan. Tekanannya sungguh berat mengingat ia belum meraih kemenangan di dua laga di mana dirinya duduk di bangku cadangan.
Miswar Saputra terlihat berbincang-bincang dengan pelatih kiper M. Hadi. Sungguh di luar dugaan. Miswar yang beberapa saat lalu disemati gelar “Raja Save” seolah tak berdaya malam itu. Kebobolan empat gol rasanya tak pantas bagi seorang raja. Tapi faktanya memang seperti itu.
Gelandang Aryn Williams juga sangat syok. Ini bukan malamnya. Ya, setelah tampil impresif dan mendapat banyak pujian sebelumnya, pemain asal Australia itu tak bisa berbuat banyak. Bersama M Hidayat di tengah, ia tak berdaya menahan gempuran gelandang-gelandang Persib yang malam itu tampil lebih solid. Dukungan langsung istri dan empat orang saudaranya di tribun VIP tak mampu membuat Aryn tampil bagus.
Wajah-wajah murung membuat Rendi Irwan berinisiatif mengumpulkan para pemain. Kapten Ruben Sanadi tak ada di antara para pemain. Ia mengalami cedera usai membela Timnas dan harus duduk di tribun penonton.
Rendi mengingatkan para pemain untuk bangkit dan merespon hasil buruk beberapa pertandingan dengan kemenangan. Sejak menang besar atas PSIS dengan skor 4-0, Persebaya belum pernah menang dalam empat pertandingan! Rekornya sungguh buruk. Dua kali kalah, dua kali seri.
“Persebaya! Green Force! Persebaya! Wani!” teriak para pemain mengakhiri “sesi motivasi dadakan” dari Rendi. Para pemain berjalan menuju ruang ganti di tengah teriakan-teriakan Bonek.
Tak ada kegembiraan, tak ada keceriaan, tak ada Song For Pride.
Ofan masih saja terpukul saat sesi konferensi pers. Ia kembali mengatakan Persebaya harus segera merespon hasil buruk ini. Ofan teringat musim lalu di mana Persebaya bangkit usai kekalahan dari Borneo di kandang. Kondisi saat ini sangat mirip.
“Saya teringat musim kemarin kami sempat terpuruk,” ucap Ofan. “(Musim lalu) kami kumpul antar pemain. Bicara dari hati ke hati dan akhirnya bisa. Kami kalah lawan Borneo FC di kandang dan 5 laga sebelumnya juga buruk,” ingat Ofan.
Laga berikutnya, Persebaya bertandang ke markas Persela. A must win game. Tiga poin harus diraih Persebaya jika tidak ingin tekanan semakin membesar. Karena setelah laga itu, Persebaya harus menjamu PSS Sleman di kandang. Di antara rekor buruk di kandang dan PSS yang sedang top form, Persebaya membutuhkan suntikan semangat. Dan itu bisa diraih jika Persebaya mampu mengalahkan Persela. Tentu saja berat, karena Laskar Joko Tingkir sedang membutuhkan banyak poin usai kalah dari PSIS di kandang.
Tekanan sungguh berat bagi Bajol Ijo… (iwe)