EJ – Persela baru saja menelan kekalahan pertamanya di kandang musim ini saat menjamu PSIS Semarang. Namun Laskar Joko Tingkir saat ini berada di zona degradasi dengan berada di peringkat 17 klasemen sementara. Di saat mereka butuh cetak gol banyak untuk dapat lolos dari zona merah tersebut, top skor sementara Liga 1 dengan torehan 16 gol, Alex Dos Santos justru sama sekali tidak mencetak gol dalam lima pertandingan terakhirnya. Celakanya mereka tak punya stok striker yang paling tidak bisa diandalkan untuk cetak gol. Produktifitas mereka saat ini bertumpu pada lini kedua.
Catatan Statistik Sebagai Peringatan
Berada di peringkat 17 setelah memainkan 22 laga dengan hanya meraih 4 menang, 8 hasil seri, dan menelan 10 kali kekalahan. Dari semua laga yang dimainkan, Persela berhasil memasukkan 30 gol dan 35 kali kemasukkan. 50 persen lebih gol Persela dicetak oleh striker mereka Alex Dos Santos yang kini ketajamannya diuji karena dalm 5 pertandingan terakhirnya ia tak berhasil mencetak satu gol pun. Mungkin yang menjadi bekal Persela adalah catatan laga kandangnya. Dari 9 laga bermain di Stadion Surajaya, Persela hanya menelan satu kali kekalahan. Kekalahan tersebut baru saja mereka terima pekan lalu dari PSIS Semarang.
Tumpulnya Lini Depan Coba Digantikan Lini Kedua
Nil Maizar terlihat putar otak menggapai lini depan yang tumpul, satu-satunya harapan Persela dalam mencetak gol adalah melalui Alex. Ketika Alex tumpul maka lini kedua mulai bergerak. Nil Maizar terlihat menggeser peran Rafinha. Attacking midfielder tersebut dalam lima laga terakhirnya telah mencetak dua gol. Sementara pemain dari lini kedua yang lain, Sugeng Efendi berhasil mencetak satu gol. Coach Nil Maizar coba mengganti peran Alex menjadi pemantul bola untuk lini kedua, karena lawan mungkin telah bisa membaca pergerakan sang top skor sementara Liga 1 tersebut. Sementara sang metronom Persela, Kei Hirose masih menjadi senjata untuk tahu kapan harus menyerang dan kapan harus kontrol permainan. Coach Nil juga masih sering menggunakan formasi 4-3-3. Keseimbangan lini tengah Persela mungkin masih bisa diatasi. Tetapi untuk urusan cetak gol, mereka tak punya pilihan lain ketika Alex dalam keadaan dikunci lawan, maka harus ada alternatif lain untuk cetak gol, misalnya memanfaatkan bola mati. Mereka punya Kei Hirose yang memiliki keakuratan umpan yang cukup baik.
Sabar dan One Two Touch
Menghadapi Persebaya pada Rabu (23/10/2019), bagi Persela tidak ada pilihan lain kecuali menang. Ini harus segera dilakukan Laskar Joko Tingkir mengingat mereka memiliki poin yang sama dengan penghuni dasar klasmen yaitu Kalteng Putra dengan 20 poin. Persela sebenarnya punya hal positif untuk urusan taktik. Umpan satu dua sentuhan mereka dan positioning beberapa pemainnya kerap menyusahkan lawan. Ini bisa digunakan saat menghadapi Persebaya nanti ketika Alex juga masih belum bisa mencetak gol paling tidak dalam setengah babak. Kei Hirose, Sugeng Efendi, dan juga Rafinha menjadi tumpuan ketika lini depan tumpul. Dari lini kedua Persela ini umpan satu dua sentuhan kerap mereka peragakan. Coach Nil tidak punya pilihan lain juga selain dengan bermain penuh kesabaran dalam partai nanti. Kabar baiknya, Coach Nil dan Persela khususnya mendapatkan suntikan amunisi baru dijajaran staf kepelatihan, yaitu Fabio Oliviera yang kini resmi menjadi asisten pelatih Nil Maizar.
Saat Menang Lawan Arema, Persela Coba Main Direct
Kemenangan dua gol tanpa balas saat menghadapi Arema menjadi satu-satunya kemenangan dalam lima partai terakhirnya. Coach Nil coba memainkan direct ketika melakukan serangan. Kei Hirose menjadi kunci pada laga tersebut. Sementara Rafinha mampu membaca apa yang dimaksudkan pelatih untuk lebih direct. Bola mati baik yang dieksekusi oleh Kei Hirose atau pun Rafinha kerapa beberapa kali membahayakan gawang Kartika Aji. Persela harus bisa memanfaatkan semaksimal mungkin apa yang mereka miliki. Toh ternyata mereka bisa memainkan direct football dan bermain dengan penuh kesabaran. (arv)