Ruben, Pikal, dan Daftar Panjang Alasan Kekalahan Persebaya

Ruben Sanadi usai kalah atas Persela. Foto: Rizka Perdana Putra/EJ
Iklan

EJ – Kapten Ruben Sanadi sebenarnya masih dalam kondisi demam. Namun ia dipaksakan bermain meski belum sepenuhnya fit. Pelatih Wolfgang Pikal tak punya banyak pilihan. Stok pemain menipis dan tuntutan harus menang membuat pelatih asal Austria ini menurunkan Ruben menghadapi Persela. David da Silva yang sebelumnya diragukan tampil, namanya ada dalam Daftar Susunan Pemain.

Permainan Persebaya membaik dibanding saat kalah dari Persib. Formasi 4-3-3 kembali dipakai Pikal dengan tiga ujung tombak Oktafianus Fernando, Irfan Jaya, dan David da Silva. Rendi Irwan yang biasanya dipasang sebagai pemain pengganti kali ini turun sebagai starter menemani Muhammad Hidayat dan Aryn Williams. Diogo Campos masih absen menyusul kartu merah yang diterimanya di laga lawan Maung Bandung.

Persebaya memang tampil lebih baik. Namun soal hasil akhir, ternyata sama saja. Persebaya kembali kalah. Optimisme sebelum pertandingan berbanding terbalik dengan hasil akhir. Dua kekalahan beruntun jelang dua laga kandang melawan PSS Sleman dan PSM Makassar menambah tekanan terhadap pemain semakin berat. Apalagi kedua tim calon lawan Persebaya ini dalam kondisi top form.

Keuntungan bermain di kandang sepertinya tidak berlaku bagi Persebaya. Green Force belum pernah menang di kandang sejak menang lawan Persipura. Kemenangan itu diraih dua bulan lalu tepatnya pada 2 Agustus 2019. Di lima laga kandang berikutnya, Persebaya hanya meraih hasil seri. Hasil yang buruk bagi tim sekelas Persebaya.

Iklan

Ruben tentu sadar akan hal itu. Ia tampak terpukul di bangku cadangan usai laga. Pemain asal Papua itu didapuk mendampingi Pikal di sesi konferensi pers. Alasan apalagi yang akan disampaikan atas kekalahan ini.

“Jujur saya kecewa dengan wasit hari ini. Dari menit awal hingga akhir saya rasa kami dirugikan. Tapi mau gimana lagi? Itu bukan alasan, ini sudah selesai, kami harus fokus ke pertandingan selanjutnya,” ujar Ruben kepada para wartawan.

Setali tiga uang dengan Ruben, Pikal juga menyalahkan wasit. Menurutnya, ada 4-5 keputusan aneh yang dibuat wasit Asep Yandis asal Jawa Barat. Selain wasit, Pikal juga menyampaikan segudang alasan mengapa Persebaya tidak bisa menang dan mengalami kekalahan. Di antaranya recovery minimum, cuaca panas, pemain kunci banyak yang absen, energi pemain kurang, dan pemain pelapis jarang bermain.

Daftar panjang alasan kekalahan itu sudah seperti template bagi Persebaya. Sesi curhat yang diadakan di Lapangan Polda Jatim beberapa waktu yang lalu ternyata belum cukup membuat Persebaya bangkit.

“Entah Apa Yang Merasukimu”, tulisan di poster yang dibawa dua Bonek di pagar Stadion Surajaya rasanya cukup mewakili kebingungan suporter Persebaya atas performa tim kebanggaan. Dengan fasilitas paling wah di antara para peserta Liga 1, tak selayaknya Persebaya terpuruk di papan tengah. Persebaya juga belum aman dari zona merah.

Menuju laga lawan PSS, tekanan untuk pemain cukup berat. Ini belum ditambah warning keras dari sang Presiden, Azrul Ananda.

”Sepuluh pertandingan ini akan menunjukkan siapa yang benar-benar ingin di Persebaya, atau hanya pura-pura ingin di Persebaya,” kata Azrul, seperti dilansir dari laman resmi klub. ”Saya ingin Persebaya diisi pemain yang hatinya benar-benar untuk Persebaya. Karena saya harus memastikan Persebaya meraih hasil maksimal, tidak hanya untuk tahun ini, namun untuk tahun depan dan tahun-tahun berikutnya,” tambahnya.

Maka, kemenangan atas PSS hukumnya wajib. Bonek dan Azrul pastinya sudah bosan dan tidak ingin mendengar alasan-alasan template keluar dari pemain dan pelatih lagi. Persebaya wajib menang, mboh yo opo carane… (iwe)

Komentar Artikel

Iklan

No posts to display