EJ – Bek PSS Sleman, Asyraq Gufran Rachmadhan tak kuasa menahan tangis saat ditanya soal perasaan menang “dirumah” sendiri. Ia mampu mengantarkan PSS meraih kemenangan 3-2 atas Persebaya Surabaya di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya (30/10/2019).
“Rasanya bahagia dan ada sedihnya,” ucap Gufran. “Tapi, kalau buat saya banyak sedihnya,” tambah pemuda kelahiran Surabaya 23 tahun lalu itu.
Diam sejenak, Gufran lantas tak mampu lagi berkata-kata. Pemain berposisi bek tengah itu kemudian menundukkan kepala sambil menyeka air mata dengan lengan kirinya. Meski menang, ia tampak tak sanggup menahan rasa sedih karena tim yang dicintainya kembali terpuruk.
Pelatih PSS, Seto Nurdiantoro kemudian mencoba menjembatani. Menurutnya, Gufran tak mampu lagi berbicara karena dihadapkan pada keadaan serba dilematis.
“Gufran tidak bisa mengatakan sesuatu karena secara profesional dia pasti berjuang untuk Sleman, karena dia dikontrak untuk Sleman,” ucap Seto. “Tapi secara individu, secara lahiriah, secara keinginan pribadi, dia tentunya punya jiwa Persebaya, tapi karena profesionalitas, itu yang harus terjadi,” tambahnya.
Gufran sendiri sebenarnya belum pernah membela Persebaya. Ia sempat membela PS Mojokerto Putra, sebelum pindah ke Persis Solo dan akhirnya memperkuat PSS Sleman. Bersama PSS musim ini ia sudah 17 kali diturunkan dengan 13 diantaranya sebagai pemain inti.
Meski begitu, menurut Seto, Gufran pasti menginginkan Persebaya bangkit. Saat ini Green Force sedang dalam kondisi terpuruk setelah hanya meraih dua hasil seri dan empat kali kekalahan dalam enam laga terakhir.
“Seorang Gufran tentu ingin Persebaya semakin berkembang, semakin meningkat. Sesuai dengan yang saya pikir (Persebaya) salah satu tim legenda di Indonesia,” kata Seto. (riz)