Saya bukan orang ekonomi yang tahu detil mengenai hubungan customer dengan pelaku usaha. Setahu saya, selama berbelanja pastilah saya protes apabila ada barang belanja yang tidak sesuai dengan ekspetasi saya. Bonek, iya Bonek menurut Presiden Persebaya Azrul Ananda adalah customer. Namun berbanding terbalik dengan statement seorang jurnalis yang juga penulis buku “Imagined Persebaya” Oryza A. Wirawan yang mengatakan, loyalitas supporter terhadap produk atau komoditas melebihi customer biasa.
Ketika melihat kejadian kemarin setelah pertandingan, Bonek yang merupakan customer setia Persebaya kecewa terhadap kinerja seluruh elemen tim sebagai pelaku usaha. Ketika ada barang yang tidak sesuai mungkin seorang customer akan melakukan protes kepada pelaku usaha agar diberikan suatu barang yang lebih baik.
Namun jika barang yang diberikan oleh pelaku usaha kepada seorang konsumen atau customer tetap tidak sesuai dengan ekspetasi menurut UU No.8 Tahun 1999 Pasal 4 Ayat 8 yang berbunyi, “hak untuk mendapatkan kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian, apabila barang dan/atau jasa yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian atau tidak sebagaimana mestinya”.
Tapi memang benar kata Oryza jika suporter itu “bukan customer biasa”. Bonek tidak meminta ganti rugi tiket pertandingan karena pelayanan jasa dari para elemen pelaku usahanya kurang memuaskan hati customer. Namun Bonek meminta perubahan dari segenap elemen pelaku usaha untuk melakukan usahanya dengan lebih baik sehingga cita-cita bersama dalam menggapai juara itu bisa tercapai.
Mungkin cara protes dengan turun lapangan kemarin banyak menuai berbagai pro dan kontra. Namun itu merupakan cara ataupun ekspresi diri dari setiap individu “bukan customer biasa” dalam memprotes pelaku usaha aka manajemen tim, jajaran pelatih, dan pemain Persebaya. Para Bonek senantiasa mengungkapkan jika ada yang tidak menggunakan hati silahkan pergi. Hal ini tentunya sering kita dengar karena memang Bonek tidak pernah setengah hati dalam mendukung Persebaya. Cara mereka selalu melebihi akal dan logika.
Persebaya sering kali bermain di waktu produktif bagi pelajar, mahasiswa ataupun pekerja. Namun mereka rela meninggalkan sejenak aktifitas demi bisa mendukung tim kesayangan secara langsung entah itu home ataupun away. Tak jarang pula banyak Bonek dipecat dari pekerjaan dikarenakan rasa cintanya yang tinggi dalam mendukung Persebaya hingga bolos kerja.
Maka dari itu jangan pertanyakan lagi bagaimana loyalitas customer setiamu ini. Sekarang waktunya kami para customer-mu menanyakan kepadamu bagaimana prestasi yang kita inginkan bersama? Selalu ingatlah pepatah sebesar-besarnya tim sepak bola tanpa dukungan dari suporter adalah mati. Sama seperti pelaku usaha tanpa adanya konsumen/customer adalah bankrut.
Segera lakukan duduk bersama untuk melakukan musyawarah dengan seluruh elemen yang ada di dalam Persebaya serta libatkan customer-mu ini dalam musyawarah tersebut, sebelum tim kebanggan bersama ini jatuh ke lubang degradasi. Semoga lekas sembuh Persebayaku serta segala sakit penyakit segera pergi dari “tubuhmu”.