Tira Persikabo: Sulit Menang, Kapan Menang?

TIRA Persikabo. Foto: PSSI
Iklan

EJ – Tak pernah menang di 11 laga beruntun. Meski begitu mereka berada di peringkat ketujuh. 26 kali bertanding meraih 9 kali kemenangan 10 hasil seri dan 7 kali kekalahan. Padahal di awal musim TIRA Persikabo berada di papan atas selama berminggu-minggu. Hasil produktifitas golnya pun tergolong bagus yaitu dengan 43 gol. Tetapi di 11 laga terakhir mereka seperti kehilangan pola permainan meski masih bermain dengan 4-3-3. Menjamu Persebaya, akankah dahaga kemenangan bisa diraih atau malah memperpanjang tak pernah menang.

Hanya Mengalami Krisis Kepercayaan

Tira Persikabo sedang dalam tren negatif sejak bulan Agustus. Pasalnya dalam 11 pertandingan terakhirnya, anak asuh Rahmad Darmawan tersebut belum pernah memenangkan pertandingan. Bahkan di lima pertandingan terakhirnya mereka hanya mencatatkan satu gol saja. Padahal di lini depan mereka tergolong punya nama bagu. Sebut saja Ciro Alves, Osas Saha, serta Wawan Febrianto. Didukung lini tengah juga fullback berkarakter offensive, Rifad Marasabessy di kanan dan Abduh Lestaluhu di fullback kiri.

Lantas apa yang membuat tim dengan pemain lengkap ini tak punya cara untuk mencetak gol jika dilihat di prosentasenya di lima pertandingan terakhir? Penulis menyebut Tira Persikabo sedang dalam masa krisis kepercayaan. Bagaimana tidak, sempat mereka berada di puncak klasmen pada bulan Agustus, kini mereka harus turun ke peringkat ke tujuh klasmen sementara Liga 1. Meski punya prosentase buruk di 11 laga terakhirnya, tapi mereka masih berada di peringkat tujuh. Tira Persikabo hanya berjarak delapan poin dengan peringkat dua, Madura United. Jika saja dalam 11 laga tersebut mereka tidak mengalami fase seperti sekarang. Mungkin saja TIRA Persikabo masih memimpin puncak klasmen.

Iklan
BACA:  PSIS Dihantui Catatan Buruk di Kandang, Sering Rotasi Pemain dan Ganti Formasi

Krisis kepercayaan tersebut yang menjadi PR bagi Rahmad Darmawan jika tak ingin terus-terusn timnya mengalami hasil buruk. Tidak ada yang salah dengan taktik, juga tak ada yang salah dengan susunan pemain. Hanya kepercayaan yang kiranya harus dibangkitkan kembali jelang hadapi Persebaya Surabaya.

Kontribusi Pemain Asing

Tira Persikabo punya pemain asing di setiap lininya. Pada posisi striker ada nama Ciro Alves, sedang untuk attacking midfielder diisi oleh Parfait Essengue. Tim ini juga punya dua centre back yang semua pemain asing, sebut saja Zoubairo Garba, dan Beknazarov. Dua centre back tersebut jika melihat hasil, maka bisa dikatakan kurang begitu maksimal. Sebab hingga matchday 26, Tira Persikabo kemasukkan 41 gol. Angka yang tergolong besar, mengingat tim paling banyak kemasukkan adalah Bada Lampung dengan angka kemasukkan 50.

Inilah mengapa kontribusi pemain asing dari Tira Persikabo ini terbilang minim. Ciro Alves seperti kehilangan partnernya, Loris Arnaud yang sudah mencetak 7 gol. Striker berkebangsaan Prancis tersebut harus menyudahi musim ini lebih awal karena cedera dan harus menepi enam bulan. Meski sebenarnya masih ada pemain naturalisasi yaitu Osas Saha yang telah mencetak 8 gol dalam 21 pertandingan.

BACA:  PSIS Dihantui Catatan Buruk di Kandang, Sering Rotasi Pemain dan Ganti Formasi

Manfaatkan Direct dengan Kecepatan Para Pemain

Meski begitu, Tira Persikabo bukan tanpa kelebihan. Mereka punya pemain dengan karakter pelari. Wawan Febrianto, Osas Saha, dan juga Ciro Alves. Trisula tersebut punya kombinasi tukar posisi yang jika dibutuhkan akan menjadi ancaman bagi tim. Ditambah suplai dari Essengue, atau fullback Abduh Lestaluhu di kiri dan Marasabessy di sisi kanan.

Tira Persikabo punya keunggulan tersebut. Ini harus bisa dimaksimalkan oleh Rahmad Darmawan. Pola 4-3-3 yang cenderung offensive harus diubah menjadi direct. Counter attack pun tak ada salahnya jika dicoba. Dengan defense line yang rendah dapat memancing pemain lawan untuk keluar. Apalagi jika lawan punya karakter offensive seperti Persebaya.

Tira Persikabo mau tidak mau harus berani merubah pola permainan. Misalnya mengubah formasi atau gaya bermain. Krisis kepercayaan harus dihilangkan dengan bermain “nothing to lose.” Coach RD lebih paham tentang ini. Setidaknya mereka harus belajar dari 11 laga tanpa hasil satu kemenangan pun. Krisis kepercayaan harus dihilangkan. (arv)

Komentar Artikel

Iklan

No posts to display