EJ – Tak pernah sekalipun menang dalam partai tandang. Satu-satunya hasil positif dari semua laga tandang adalah hanya satu kali menahan imbang tuan rumah Persija pada periode Agustus lalu, sisanya adalah kalah. PSM sejauh ini telah mencetak 35 gol dan 32 kemasukkan dari 25 partai yang dijalaninya. Pada matchday ke 26, di tengah banyaknya pemain yang absen, mereka coba hadapi Persebaya di Stadion Batakan, Balikpapan. PSM seperti punya krisis mental bertanding. Ditambah komunikasi buruk di lini belakang, akankah mereka masih meneruskan tren tanpa kemenangan selanjutnya. Kalezic tak punya pilihan selain rotasi mental peman. Tak terkecuali rotasi taktik dan rotasi pemain.
Rotasi Mental = Rotasi Taktik
PSM menjadi satu-satunya tim yang unik dalam partai tandanganya. Bagaimana tidak, mereka belum sekalipun meraih kemenangan dalam laga tandangnya. Jika melihat skuad pemain. Komposisi pemain inti hingga cadangan mereka bisa saja dijadikan dua tim berbeda. Tak ada yang salah dengan komposisi pemain PSM.
Jika melihat hasil, PSM tergolong tim dengan rataan kemenangan yang bagus. Meraih sebelas kemenangan, tiga hasil seri, dan sebelas kali mengalami kekalahan dari 25 pertandingan yang telah mereka jalani. Sebelas kali sudah PSM kalah, dari sebelas kekalahan tersebut diantaranya pada 10 laga tandang dan 1 laga kandang.
Kalezic sudah berulang kali melakukan perubahan agar setidaknya bisa meraih hasil positif saat menjalani partai tandang. Tetapi buah dari usahnya hingga saat ini belum membuahkan hasil. Alih-alih akan mencoba rotasi pemain lagi saat menghadapi Persebaya pada Kamis (14/11/2019). Mereka justru banyak kehilangan pemain.
Kalezic tentu pusing akan rotasi. Tetapi ia juga tak perlu banyak memikirkan hal tersebut, karena permasalahannya adalah soal mental bertanding. Dengan pemain yang sama, mengapa hasil bisa berbeda saat bermain laga kandang dan tandang. Soal taktik? Mungkin 40 persen. Tetapi soal rotasi mental bertanding, 60 persen.
Mental bertanding para pemain PSM harus terus diuji dalam laga tandang. Akan menjadi catatan penting pada musim selanjutkan ketika sebuah tim tak pernah menang dalam partai tandang. Kalezic tahu ini tentang mental. Tetapi bagaimana penerapannya ini yang tentu menjadi perhatiannya. Serta pemain harus menyadari hal ini sebagai catatan mereka.
Banyaknya Pemain Absen
Coach Kalezic akan dihadapkan pada banyaknya pemain yang absen. Wiljan Plium, dan Hasyim Kipuw (akumulasi kartu). Abdul Rahman, Bayu Gatra, Guy Junior (cedera). Sementara Asnawi dan Firza Andika menjalani pemusatan pelatihan Timnas U-23. Tetapi absennya beberapa pemain tersebut bisa menjadikan alternatif taktik selanjutnya. Kalezic bisa saja menemukan solusi-solusi lain terutama adalah fokus lini belakang.
Absennya Pluim tentu menjadi kerugian besar bagi PSM. Pasalnya Plium adalah konduktor PSM sejauh ini. Lini tengah sebenarnya masih punya stok yang cukup. Zulham Zamrun, Rasyid Bakri, dan Raphael Maitimo. Kemungkinan dengan absennya Pluim, Kalezic akan merubah formasi pada laga esok. Bisa saja ia menggunakan 4-4-2 sebagai alternatif.
Sementara untuk stok fullback sepeninggal Asnawi dan Firza Andika, masih aman. Hanya saja kedua pemain Timnas U-23 tersebut lebih sebagai pemain pengganti selama ini. Perannya cukup penting, mengingat mereka berdua bisa bermain diberbagai posisi. Mereka biasa dimasukkan Kalezic di tengah pertandingan untuk mengubah formasi ketika mengalami jalan buntu.
Untuk lini belakang, sejauh ini Kalezic lebih sering memasang centre back Kipuw dan Evans. Sebenarnya ia masih punya nama Munhar, ia adalah seorang centre back murni, atau jika dibutuhkan Maitimo pun bisa memainkan centre back. Tidak seperti Kipuw berposisi asli full back tetapi dipaksakan menjadi centre back.
Komunikasi Lini Belakang Buruk Bisa Dimanfaatkan Lawan
Entah apa alasan Kalezic memainkan Kipuw sebagai duet Evans. Tetapi hasil dari empat pertandingan terakhir, duet Kipuw dan Evans ini sangat sering salah dalam komunikasi. Salah komunikasi adalah kesalahan elementer karena tak biasanya antar pemain bermain bersama dalam partai resmi. Mungkin dalam latihan mereka sering dirotasi, tetapi komunikasi adalah soal jam terbang. Pemain akan selalu kesulitan komunikasi dalam partai resmi meski dalam latihan mereka sering bermain bersama.
Dalam empat laga terakhir, banyak kesalahan yang dilakukan mereka berdua. Pertama, mereka selalu kecolongan dalam bola-bola atas. Kedua, through pass lawan ke arah dua centre back sulit diantisipasi. Ketiga soal built up. Pluim beberapa kali harus turun sangat jauh untuk jemput bola, meski ada Marc Klok. Masalahnya Klok lebih lebih ditugaskan untuk pressing pemain lawan.
Dengan absennya Kipuw pada partai melawan Persebaya, siapakah yang akan dipilih Kalezic untuk menemani Evans. Munhar jam terbangnya sejauh ini masih minim, sejauh ini ia hanya bermain sebanyak tiga kali saja. Kalezic bisa saja memasang Rapahel Maitimo sebagai centre back. Maitimo sejauh ini telah bermain sebanyak 13 kali meski sebagai defensive midfielder. Dengan pertimbangan jam terbang, Kalezic seharusnya menempatkan Maitimo sebagai duet Aron Evans pada laga esok.
Manfaatkan Bola Atas
Meski PSM banyak memiliki masalah jelang laga lawan Persebaya. Tetapi mereka tentu masih mempunyai hal positif. Lini depan PSM tak buruk-buruk amat. Mereka punya stok banyak pemain depan meski Guy Junior sedang cedera. Amido Balde, Ferdinand Sinaga, Zulham Zamrun, Ezra Walian, adalah nama-nama yang tetap diwaspadai lawan. Terutama Balde dan Ezra yang punya keunggulan postur dan juga kepalanya. Partai melawan Kalteng Putra jadi contohnya. Dua gol adalah sundulan dari Amido Balde dan Rizki Pellu. Memanfaatkan umpan crossing dari flank kiri serta satunya lagi assist Pluim.
Umpan-umpan crossing harus sering dilakukan PSM, Zulham dan Ferdinand semestinya dalam partai nanti diplot sebagai winger. Sementara Amido duet dengan Ezra sebagai striker murni. Kalezic harus merotasi mental bertanding dengan cara tak segan merubah taktik dan formasi. Tetapi dengan apa yang dimiliki timnya saat ini. Kalezic harus memanfaatkan betul pada laga esok hari. (arv)