EJ – Kemenangan akhirnya bisa diraih Persebaya setelah tujuh partai terakhirnya dilalui tanpa kemenangan. Aji Santoso tak perlu lama-lama menunggu kemenangan pertamanya, ia hanya butuh dua match untuk menang. Bermain dengan 4-2-1-3, perlahan-lahan Persebaya mulai menemukan pola permainan yang terarah.Persebaya lebih direct, terstruktur, dan pengambilan keputusan Aji dalam memasang pemain tepat. Kini tinggal menunggu konsistensi tersebut. Tak mudah memang, tapi jika melihat dua partai yang telah dijalani, perubahan itu sudah terlihat.
Babak Pertama: Baca Lawan dengan Defence Line Rendah
Di babak pertama Persebaya bisa dikatakan bermain dengan tempo biasa saja. Tak perlu cemas, karena mereka sedang membaca apa yang dilakukan PSM Makassar. Lima menit berjalannya laga kedua tim tampil terbuka, menit ke 4 PSM dapat peluang melalui Rizky Eka, shooting-nya di dalam kotak enam belas masih bisa diblok Miswar. Tiga menit berselang giliran Da Silva di dalam kotak penalti PSM lepaskan shoot setelah curi bola dari Munhar, meski on target, tapi shootingnya masih pelan. Dua peluang tersebut meyakinkan penonton bahwa pertandingan ini berjalan terbuka.
Lepas menit 6 hingga menit 12, PSM kuasai bola. Sementara Persebaya merubah taktik dengan dengan defence line rendah. PSM kesulitan masuk dari lini tengah. Aji Kurniawan punya peran penting dalam penyerangan PSM. Pasalnya sejauh 15 menit berjalan, PSM selalu gunakan flank kiri. Sementara backfour Persebaya berada pada posisi sejajar. Lini tengah Persebaya pun sulit ditembus. Persebaya paksa PSM bermain melalui flank, dan pos Aji Kurniawan di flank kiri menjadi alternatif dalam kurun waktu 15 menit.
Dengan gaya bertahan tersebut, lini belakang Persebaya mampu kunci Ferdinand di tengah. Sementara Rizky Pellu dan Rasyid Bakri cukup kesulitan jika ingin masuk lewat tengah. Tetapi masalah lain dialami Persebaya saat ingin counter attack. Menumpuknya pemain di tengah menjadi kendala. Karena Aryn dan Misbakus berada di jarak yang dekat. Jika salah satu diantara mereka rebut bola, seharusnya salah satu diantaranya langsung naik. Tetapi dalam situasi tersebut sulit dilakukan, pasalnya Rizky Pellu dan Rasyid langsung pressing. Hal ini menjadi salah satu alasan mengapa gap antar pemain Persebaya cukup jauh.
Terutama setelah final third, seperti ketika Persebaya lakukan counter attack, di mana Diogo Campos cukup kesulitan mencari rekan-rekannya karena terlambat naik.
Dengan defence line rendah tersebut, Persebaya coba gunakan opsi counter attack dan sisi mana yang bisa digunakan untuk menyerang. Hasilnya terjawab di menit 25, Da Silva membuat gol dari luar kotak pinalti hasil assist dari Oktafianus yang sempat kontrol bola di dalam kotak pinalti. 1-0 Persebaya unggul.
Merespon hal tersebut, kini PSM tinggikan tempo menyerang. Tetapi lagi-lagi mereka kesulitan tembus pertahanan dan terpaksa masuk melalui flank yang juga padat. Setidaknya selama 12 menit PSM kuasai bola, sedang Persebaya sesekali lakukan counter attack.
PSM akhirnya memecah kebutuan. Menit 39, shooting Rizky Pellu dari luar kotak pinalti tak bisa diblok oleh Miswar. Kini kedudukan sama imbang. Di sisa waktu yang ada, kedua masih terlibat saling serang. Satu-satunya peluang di enam menit terakhir adalah bola lop Ferdinand yang tipis disamping kiri gawang Miswar. Persebaya 1, PSM 1.
Catatan Sepak: Pada awal laga, kedua tim tampak bermain terbuka. Tetapi Persebaya ambil inisiatif dengan defence line rendah. Hal ini digunakan untuk membaca arah permainan lawan, dan juga mengetahui celah mana yang bisa ditembus dan melalui siapa. Penempatan dua defensive midfielder sekaligus dalam partai ini cukup berguna meski kadang masih kesulitan untuk proses counter attack. Setidaknya Aji Santoso bisa baca arah permain lawan dengan cara defence line rendah.
BABAK KEDUA: Mulai Direct dan Taktik yang Dimenangkan Aji Santoso
Setelah peluit dibunyikan, kedua tim langsung menaikkan tempo. Persebaya kini lebih direct dengan Diogo Campos yang mulai agak sedikit turun jemput bola. Benar saja, lima menit setelah babak kedua dimulai, Persebaya berbalik unggul melalui Da Silva. Sebenarnya penulis sempat membahas mengapa Da Silva sempat paceklik gol selama ini. Da Silva adalah striker pelari yang sering berada di sela-sela lawan. Dia membutuhkan trough pass yang bagus dari lini kedua. Dan gol ke gawang Rifky Mokodompit ini adalah memang gol-gol ala Da Silva pada musim lalu.
Pelatih PSM, Daniel Kalezic lalu merespon ketertinggalan tersebut dengan memasukkan dua pemain dengan posisi berbeda dalam kurun waktu lima menit. M. Arfan (attacking midfielder) masuk menggantikan Munhar (centre back). Empat menit berselang giliran Ezra Wallian menggantikan Aji Kurniawan. Dalam formasi ini, terlihat Marc Klok lebih turun ke belakang untuk bantu lini pertahanan karena Munhar keluar digantikan seorang attacking midfielder.
Di sini terlihat kecerdasan Aji Santoso dalam membaca arah permainan lawan. Masuknya Hidayat, Persebaya tumpuk tiga defensive midfielder. Mereka paksa PSM main di flank. Sementara di flank sudah ditunggu Novan/Ruben yang punya block defence sejajar. Karena setelah Munhar out, Klok turun ke belakang, yang otomatis membuat pemain tengah PSM berkurang. Dalam posisi ini Aji cerdas dengan memasukkan Hidayat untuk lebih mematikan lini tengah PSM. Dan itu terbukti, setelah Klok lebih turun ke belakang, PSM kesulitan built up serangan.
PSM yang masih kesulitan tembus pertahanan Persebaya malah kecolongan pada menit 67. Eksekusi pinalti Diogo Campos membuat Persebaya menjauh. Persebaya 3, PSM 2. Tak banyak yang dilakukan PSM setelah tertinggal, karena opsi-opsi lain sudah dilakukan dan hasilnya tetap nihil.
Kalezic akhirnya memasukkan Amido Balde dengan mengganti full back Beny Wahyudi. Hanya butuh waktu empat menit setelah masuk bagi Balde untuk cetak gol ke gawang mantan klubnya tersebut. Gol tersebut terjadi pada menit 79, hasil dari assist Rasyid Bakri melalui corner kick. PSM bisa saja menyamakan kedudukan andai saja pinalti Marc Klok gagal ditepis Miswar pada menit 89. Skor akhir 3-2 untuk Persebaya menyudahi puasa kemenangan dalam 7 partai terakhirnya.
Catatan Sepak: Pada babak kedua, Persebaya terlihat lebih bermain direct. Ini tentu berbeda dengan pola di babak pertama. Pembacaan taktik lawan dalam match ini patut diacungi jempol. Persebaya bermain dewasa. Artinya bermain dengan penuh kesabaran dan mengikuti intruksi pelatih. Tetapi yang perlu digaris bawahi dalam pertandingan ini adalah perubahan taktik yang dilakukan Aji Santoso. Peralihan permainan dari bertahan ke direct dengan jeda istirahat 15 menit ini beri bukti jika Persebaya sedikit banyak telah melakukan perbaikan. (arv)