Donasi, Cara Bonek Bersolidaritas Bayar Denda Persebaya

Halaman kolom donasi di kitabisa.com
Iklan

EJ – Satu langkah konkret yang sudah dilakukan Bonek adalah membuka donasi untuk membayar denda Persebaya di situs kitabisa.com. Tapi, inisiatif itu harus mandek lebih awal karena masalah logo.

Haqi (23), merasa resah ketika membaca berita di media yang begitu menyudutkan Bonek. Banyak media berlomba-lomba memberitakan aksi kerusuhan Persebaya seusai laga melawan PSS Sleman (29/11/2019). 

Padahal, menurutnya itu hanyalah salah satu cara protes Bonek kepada manajemen dan juga pemain Persebaya. “Kami protes karena beberapa pertandingan Persebaya tidak pernah menang,” kata Haqi. 

Tak mau Bonek terus diberitakan negatif, Haqi bersama dua kawannya (@damnput_, @persebayapos, @galihorlando) memutuskan untuk melakukan penggalangan dana. Karena aksi kerusuhan lawan PSS, Persebaya mendapat denda Rp 200 juta serta hukuman laga tanpa Bonek hingga akhir musim.

Iklan

“Inisiatif awal dari teman saya. Dia ingin bagaimana caranya agar Bonek tidak terkesan negatifnya saja, jadi ada sisi positifnya. Terus akhirnya dia hitung harus urunan berapa,” tambahnya.

“Jadi daripada dipandang jelek kami coba bikin seperti ini. Kalau bikin donasi kan sisi positifnya pasti ada. Kami (Bonek) ingin bertanggung jawab atas pengrusakan GBT,” ungkap Haqi.

Setelah berdiskusi, diputuskan pula akun donasi itu menggunakan nama pribadi Haqi sendiri yaitu muhammad achsinulhaq. Tanggal 2 November 2019 penggalangan dana resmi dibuka.

“Kemudian kami sempat diskusi, pakai akunnya siapa kalau buat donasi? Sedangkan kami tidak ikut tribun manapun, kami independen,” kata Haqi. “Kemudian diputuskan atas nama saya, pakai akun saya,” tambah Bonek asli Surabaya itu.

Tapi, setelah donasi resmi dibuka, ternyata muncul masalah. Haqi dan dua orang kawannya dituding menggunakan logo Bonek tanpa seizin pemiliknya. Si pembuat logo merasa jika dirinya tak pernah membuka donasi semacam itu.

BACA:  Kerusuhan dan Harga Mahal yang Harus Dibayar Bonek

“Tanggal 2 pagi sudah mulai gaduh. Si pemilik logo itu protes ke kami, dia khawatir dikira kami tipu-tipu,” ucap Haqi. “Tapi kami paham, sebenarnya itu karena kesalahan kami juga kurang amit sewu,” ungkap Haqi.

Ya, Haqi mengakui jika ia dan kawan-kawannya ceroboh mengambil logo milik orang lain untuk persyaratan pendaftaran di kitabisa.com. 

Sadar telah melakukan kesalahan, siang hari di tanggal yang sama (2 November 2019), Haqi bersama dua kawannya mengunggah permintaan maaf secara resmi di Instagram. 

Dalam poin pertama mereka meminta maaf kepada si pemilik logo. Sedangkan dalam poin kedua mereka juga meminta maaf kepada koordinator Bonek di tiap tribun karena tidak melakukan koordinasi terlebih dahulu.

Selain lewat unggahan resmi, tim bejuluk #boneksolid itu juga mengaku telah meminta maaf secara langsung kepada pemilik logo dan juga ke beberapa koordinator tribun.

Ucapan maaf itu berbuah positif. Si pemilik logo tak lagi mempermasalahkan. Sedangkan beberapa koordinator tribun juga sudah menyetujui.

Tapi, karena dianggap sudah terlanjur gaduh dan tidak ingin memperbesar masalah, tim panitia akhirnya menutup donasi lebih awal. Dari mulanya berlangsung 2 minggu dan selesai tanggal 16 November menjadi hanya 4 hari dan selesai tanggal 5 November.

“Di luar masih ada kegaduhan dan masih ada beberapa pertimbangan lain dari tim #boneksolid, akhirnya kami tetap sampai tanggal 5,” ungkap Haqi.

BACA:  Aksi-Aksi Suporter Luar Saat Protes Manajemen Klub

Sempat Ditanggapi Positif Oleh Manajemen Persebaya

Setelah heboh di tanggal 2, keesokan harinya (3 November) tim #boneksolid sebenarnya langsung berusaha menghubungi manajemen Persebaya. Hasilnya, manajemen Persebaya meminta agar tim #boneksolid bisa melanjutkan donasi sampai tanggal 10 November.

“Kami sempat komunikasi dengan manajemen Persebaya, sama mas Alex (Alex Tualeka – Fans Relation Manager Persebaya). Dia sebenarnya meminta sampai tanggal 10. Tapi banyak juga yang bilang jangan, masih banyak yang tidak percaya. Jadi ya sudah apa boleh buat, akhirnya kami tetap sampai tanggal 5,” beber Haqi.

Alhasil, donasi pun resmi ditutup sampai tanggal 5 November. Selama 4 hari telah terkumpul dana sebesar Rp 24.491.147 yang berasal dari 704 donatur. Kini tim #boneksolid masih mengurus segala persyaratan untuk pencairan dana. Jika tak ada halangan, donasi tersebut akan diserahkan kepada manajemen Senin (18/11/2019) esok.

Belajar Dari Kesalahan

Donasinya harus mandek ditengah jalan, Haqi tentu merasa kecewa. Apalagi, akun yang digunakan sebenarnya sudah terverifikasi. Tapi, pemuda asal Rungkut itu memilih mengambil hikmah dari kejadian tersebut.

“Sebenarnya sayang sekali (harus berhenti). Karena ada yang bilang kalau akun sudah terverifikasi sudah pasti bisa dicairkan, kalau misal belum terverifikasi belum tentu bisa dicairkan dananya,” kata Haqi.

“Yang kedua kami sebenarnya dapat dorongan juga dari manajemen. Ketiga setelah kami mohon izin amit sewu ke beberapa pentolan mereka juga mendukung,” tambahnya.

“Tapi ya sudah, itu buat pembelajaran kami tidak apa-apa,” ucap Haqi. (riz)

Komentar Artikel

Iklan

No posts to display