Bejo Sugiantoro, Libero dan Pelatih Cerdas

Bejo Sugiantoro saat membela Persebaya.
Iklan

EJ – Sugiantoro adalah salah satu legenda hidup Persebaya Surabaya. Dilahirkan di Surabaya pada 2 April 1977, Sugiantoro kecil dibesarkan di daerah Ngaglik, Surabaya. Bejo, panggilan akrabnya, mulai mengenal sepak bola saat bermain untuk klub Indonesia Muda (IM), salah satu klub anggota kompetisi internal Persebaya.

Bersama IM, bakat Bejo mengolah si kulit bundar mulai terasah. Dan tak lama dirinya mulai dipanggil masuk skuat Persebaya Jr. Karena penampilan apiknya di Piala Haornas, Bejo dipanggil untuk memperkuat proyek mercusuar, PSSI Primavera di tahun 1994. Namun karena Bejo Sugiantoro tak mau meninggalkan kakeknya di Surabaya, maka dirinya memutuskan untuk tidak ikut pemusatan latihan PSSI Primavera ke Italia.

BACA:  Asa dari Elisa Basna

Satu sisi, batalnya Bejo ke Italia tak perlu disesali. Karena tenaganya langsung digunakan oleh Persebaya menyongsong laga perdana Liga Dunhill 1994/95 melawan PSM Makassar pada 27 November 1994. Dan benar saja, Sugiantoro turun sebagai pemain pengganti dalam usianya yang masih 6.448 hari!

Dan sisanya kemudian menjadi sejarah. Bejo Sugiantoro menjadi salah satu pemain Persebaya dengan penampilan terbanyak di Liga Indonesia dengan jumlah penampilan 300 kali dalam dua periode, yakni tahun 1994-2002 dan tahun 2004-2008. Dan Sugiantoro menjadi salah satu pemain yang mampu menyumbangkan dua titel juara Divisi Utama Liga Indonesia, yaitu tahun 1996/97 dan 2004.

Iklan
BACA:  Carlos de Mello, Semusim Langsung Bawa Persebaya Juara

Seusai gantung sepatu, Sugiantoro menekuni profesi kepelatihan. Pertemuannya kembali dengan Persebaya terjadi pada tahun 2017 silam saat dipercaya menjadi pelatih Persebaya U-19. Setelahnya, Bejo diangkat menjadi asisten pelatih Persebaya Surabaya saat dilatih oleh Djajang Nurjaman di tengah musim Liga 1 2018 yang lalu. Jabatan asisten pelatih ini masih disandangnya hingga saat ini. Bejo pun tak lupa untuk meningkatkan sertifikasi kepelatihannya menjadi A AFC. (dpp)

Grafis: Dhion Prasetya/EJ

Komentar Artikel

Iklan

No posts to display