EJ – Impresif. Itu kata yang tepat untuk penampilan Persebaya saat melawan Persipura. Meski telat panas, Bajol Ijo akhirnya bisa mengurai taktik lawan di babak kedua. Gol David Da Silva di injury time bisa jadi bukti anak asuh Aji Santoso terus melakukan segala cara untuk menang. Adaptasi cepat Aji Santoso semakin membuktikan jika Persebaya saat ini berada ditangan yang tepat.
Tiga laga yang telah dijalani menghasilkan dua kemenngan dan satu hasil seri. Tetapi bukan itu yang akan kita lihat ke depan, melainkan perkembangan taktik dan pola permainan yang semakin matang. Kehilangan beberapa pilar tak jadi soal. Aji bisa menempatkan beberapa pemain untuk bermain tidak pada posisi aslinya dengan baik.
BABAK PERTAMA: Transisi Lini Tengah Terhalang Padatnya Pressing Lawan
Bermain dengan formasi 4-3-3 Persebaya langsung turn on dengan menyerang melalui flank kiri. Da Silva dan Diogo Campos bergantian eksplorasi sisi kanan pertahanan Persipura yang dijaga oleh Tinus Pae. Diogo sering turun di flank kiri ketika bertahan. Meski beberapa kali terlihat ketika defence Persebaya seperti menggunakan 4-4-2 dan menyerang dengan 4-2-3-1.
Diogo dan Da Silva berada di depan menunggu counter attack. Ketika suplai bola dari counter attack tidak berjalan, maka ia turun untuk jemput bola. Sayangnya ketika counter attack, Fandi Eko yang kali ini diplot sebagai attacking midfielder tidak bisa mengimbangi kecepatan Diogo. Terlebih itu ia selalu berada pada positioning yang buruk. Ia terlihat kebingungan dan tertinggal ketika Persebaya counter attack melalui Diogo.
Alwi Slamat membukukan catatan impresif pada laga kali ini. Ia mencatatkan dua intersep, dua block, dan satu assist. Padahal Alwi baru pertama kali bermain sebagai defensive midfielder. Sebelumnya ia pernah bermain sebagai winger dan fullback kiri. Meski bermain di berbagai posisi, ia tetap bisa bermain dengan baik.
Masih dalam laga ini, ketika Basna kesulitan tembus melalui flank kanan. Alwi justru yang bisa menggantikan peran Basna membuka sisi kiri pertahanan Persipura. Di babak pertama Alwi masuk dua kali melalui flank kanan. Padahal ia bermain sebagai defensive midfielder. Setelah Alwi bisa buka flank kiri pertahanan Persipura, barulah Basna untuk pertama kalinya bisa masuk ke sisi kiri pertahan di menit 39. Ini yang membuat Basna pada babak kedua berganti posisi di sisi kiri. Dan hasilnya ia beberapa kali bisa masuk melalui flank kiri.
Transisi Persebaya dari bertahan ke menyerang di babak pertama tak berjalan bagus. Sebab Persipura melakukan man to man marking di tengah. Di lini tengah terjadi duel 3 vs 3. Ini yang juga membuat Persebaya kesulitan saat melakukan counter attack. Mereka ketika mendapatkan bola akhirnya lebih sering delay bola dengan passing ke belakang (Hansamu dan Syaifuddin).
Tetapi hal positifnya adalah lini tengah menjadi stabil dalam bertahan. Mengingat lawannya juga memainkan tiga gelandang dengan karakter menyerang dan bertahan sama bagusnya. Hal ini terbukti dari striker Persipura, Samassa yang terkunci total. Ia tak pernah sekalipun mendapatkan suplai bola, karena ia bergerak statis. Yang membuatnya harus ditarik keluar di babak kedua.
Sepanjang 45 menit, praktis bola lebih sering berada di posisi tengah. Meski duel di lini tengah, tetapi tidak ada satu pun kartu kuning dikeluarkan wasit. Mengapa ini bisa terjadi? Karena man to man marking yang dilakukan lini tengah Persipura lebih kepada menutup ruang bola. Sedangkan Persebaya bertahan dengan cara menunggu. Aji hampir selalu menggunakan dua defensive midfielder pada tiga laganya. Bukan hanya stabil dalam bertahan, tetapi cara defence yang cenderung menunggu ini punya sisi positif. Para pemain tidak sering melakukan pelanggaran yang berakibat kartu kuning.
BABAK KEDUA: Pergantian Pemain dan Perubahan Taktik Tepat
Samasa yang di babak pertama tidak sekalipun mendapatkan ruang karena cara bertahan Persebaya yang bagus akhirnya diganti. Ronaldo Wanma, striker dengan karakter yang berbeda. Ia lebih sering bergerak mobile dari pada Samasa yang bergerak statis. Masuknya Wanma mengubah jalannya laga menjadi terbuka. Wanma lebih sering eksplorasi sisi kiri pertahanan Persebaya. Meski serangan di flank kiri pertahanan Persebaya lebih banyak dari pada babak pertama, ini malah membuat Ruben Sanadi sering naik, karena terbukanya ruang antara lini tengah dan depan Persipura.
Duel areal masih sering terjadi di lini tengah, Persipura masih gunakan man to man marking, Inkyun dan Wanggai selalu menjadi orang pertama yang menutup aliran bola dari Alwi dan Misbakus. Akhirnya serangan kedua tim lebih ke flank. Berbeda dari babak pertama kedua tim tampak kesulitan masuk.
Kelemahan di post Fandi Eko yang terlambat naik juga positioning-nya yang buruk masih berlanjut di babak kedua. Pada menit 56 ia diganti dengan Rendi Irwan. Rendi lebih tahu dalam hal positioning dan menjadi penghubung antara lini tengah ke depan dan itu terbukti. Ia lebih sering berada di final third Persipura. Pergantian pemain yang dilakukan kedua pelatih tampaknya benar-benar membuat laga menjadi lebih terbuka.
Bola lebih sedikit berada di middle third. Flank menjadi jalan kedua tim untuk menyerang dengan melakukan through pass. Ya, kedua tim lebih sering melakukan through pass. Persebaya lebih sering mendapatkan ruang di area final third. Ini dimanfaatkan dengan benar oleh para pemain. Terbukti, Persebaya mencatatkan lima kali shoot on target sepanjang babak kedua. Di babak pertama Persebaya hanya catatkan satu kali shoot on target.
Pada interval menit 60-70, kedua tim masing-masing mengganti winger mereka. Persipura memasukkan Tod Ferre sedang Aji Santoso menurunkan Oktafianus dengan menggantikan Basna yang sebenarnya sudah mulai menemukan pola arah permainan tim. Dalam hal offense kedua tim hingga menit ke 70 lebih baik dari pada jalannya laga di babak pertama.
Di sisa 10 menit laga, permainan menjadi milik Persebaya. Rendi Irwan benar-benar menjadi pembeda. Da Silva, Rendi, Diogo yang bergerak dinamis, serta suplai bola dari Ruben di sisi kiri lebih banyak. Ia lebih sering overlap dari pada pada babak pertama yang lebih statis. Pemain sudah diganti, lini belakang bermain disiplin, sektor tengah bermain dewasa, determinasi ditambah. Hasilnya di menit injury time Persebaya mampu mencetak gol melalui Da Silva hasil assist dari Alwi Slamat.
Di 10 menit akhir Alwi juga ikut bantu suplai bola, ia lebih terlihat lebih naik sementara Misbakus berada di belakang. Alwi seakan tahu jika Da Silva dalam posisi di depan butuh through pass. Umpan tersebut tepat berada pada Da Silva dan shooting kerasnya tidak mampu ditahan oleh Dede Sulaiman. Persebaya 1, Persipura 0.
Catatan Sepak: Determinasi serangan yang ditambah serta dewasanya para pemain tengah Persebaya membuat Persebaya punya sesuatu yang diharapkan di laga ke depan. Meski beberapa pemain inti absen tetapi Aji Santoso tahu siapa yang harus dipasang dan bermain seperti apa. Menghadapi Persipura, Persebaya cenderung menunggu dalam bertahan. Bukan tanpa alasan, jika man two man marking atau defence line tinggi dimainkan, maka akan terjadi banyak ruang kosong yang bisa dieksplorasi pemain Persipura yang punya karakter permainan dinamis. Pergantian pemain di babak kedua adalah kunci. Sepanjang laga permainan dominan di middle third. Meski begitu hanya satu kuning dikeluarkan pada laga ini. Adatapsi taktik Aji Santoso terhadap keadaan tim Persebaya sudah terlihat. Setidaknya dalam sisa laga hingga akhir musim, kita akan melihat suguhan taktik yang menarik dari Aji Santoso. (arv)