Persebaya 4, Bhayangkara 0: Green Force Menang Telak Berkat Kejelian Membaca Taktik

Selebrasi gol Aryn Williams. Foto: Joko Kristiono/EJ
Iklan

EJ – Fantastis! Satu kata untuk penampilan Persebaya Minggu sore (8/12/19). Jika lawannya punya catatan terbaik dalam 10 penampilan terakhirnya itu mampu dikalahkan anak asuh Aji Santoso. Tak tanggung-tanggung, Bhayangkara FC mampu dikalahkan dengan skor telak 4 gol tanpa balas. Catatan ini tergolong impresif berkat kejelian sang pelatih membaca kelebihan dan kekurangan lawan. Sehingga celah-celah tersebut bisa dimanfaatkan dengan baik oleh Bajol Ijo. Tiga gol yang terjadi di babak kedua bukan tanpa sebab, bukan juga telat panas. Tetapi mari kita bahas lebih dalam tentang kemenangan yang mengantarkan Persebaya saat ini berada di posisi lima klasmen Liga 1.

Matikan Lawan dengan Zonall Marking dan High Pressing

Grafis: Arvian Bayu/EJ

Bermain dengan formasi 4-2-1-3, Persebaya lagi-lagi ubah rotasi pemain terutama bagian lini tengah. Kali ini duet Aryn dan Hidayat dimainkan jika sebelumnya selalu memasukkan Alwi di dua laga terakhir. Dua defensive midfielder kali ini dapat ujian besar dari lawan yang ahli dalam bongkar centre space.

Di awal babak pertama kedua tim masih mencari pola permainan masing-masing. Karena jarak antar pemain yang cukup jauh membuat Bhayangkara sering melakukan long pass menuju Bruno Matos. Sepanjang 10 menit awal babak pertama, Bhayangkara eksploitasi flank kiri Persebaya yang dikawal Ruben Sanadi. Bhayangkara kesulitan masuk melalui lini tengah, lini yang biasanya digunakan untuk masuk ke final third lawan. Ada beberapa sebab mereka kesulitan masuk. Persebaya gunakan zonal marking untuk mematikan serangan via centre space. Hal ini terlihat ketika hanya Bruno Matos yang aktif di flank kanan. Sementara Adam Alis di sisi kiri hampir tidak terlihat di 15 menit awalnya laga.

Iklan

Bukan hanya zonal marking, tetapi high pressing kadang dilakukan oleh Persebaya. Selama kurang lebih 20 menit jalannya laga, Persebaya benar-benar bisa mematikan cara bermain Bhayangkara. Suksesnya mematikan serangan lawan yang cenderung bermain low block dalam bertahan membuat Persebaya akhirnya bisa eksploitasi sisi terlemah Bhayangkara yaitu sisi kanan.

Persebaya Eksplotasi Sisi Kanan Pertahanan Lawan

15 Menit Babak Pertama. Grafis: Arvian Bayu/EJ

Berhasil mematikan serangan, Persebaya lalu lakukan serangan melalui sisi kiri. Di sisi tersebut bahkan ada Ruben, Elisa Basna, Diogo, dan Rendi berada di posisi pos Alsan Sanda. Gol Aryn Williams juga berawal dari sisi kiri pertahanan Bhayangkara. Gol tersebut juga memanfaatkan defence Bhayangkara yang low block, bukan pressing atau man to man marking. Zonal marking yang digunakan Bhayangkara kali ini kecolongan, sebab kelemahan zonal marking adalah tak dapat membaca lawan yang berada di blank side. Aryn Williams masuk dari blank side yang tak dibaca.

Bhayangkara Setelah Tertinggal

Setelah terjadinya gol Aryn, Bhayangkara coba naikkan tempo. Tetapi mereka masih bermain di dalam pertahanannya sendiri. Bhayangkara kesulitan masuk, karena Persebaya masih gunakan zonal marking di tengah. Sekali lagi Persebaya berhasil mematikan serangan Bhayangkara yang coba paksa masuk di centre space. Aryn dan Hidayat benar-benar bisa menerapkan taktik ini. Ini terlihat ketika Diogo Campos bukan menjadi orang pertama yang coba merebut bola dari lawan. Biasanya Diogo menjadi orang pertama yang ganggu lawan yang pegang bola. Dengan merendahkan tempo serta menguasai space para pemain Lawan Persebaya menang dalam pembacaan taktik lawannya.

Garis pertahanan Persebaya yang mulai turun ini ternyata digunakan untuk counter attack. Terlihat sesekali Diogo melalui sisi kiri yang sering bertukar posisi dengan Elisa Basna masuk melakukan counter attack. Kali ini giliran Bhayangkara yang gunakan low block dengan defence line rendah. Hal itu cukup digunakan Aryn untuk sesekali bantu naik ke depan, jauh maju ke final third.

Babak Kedua Adu Taktik Dimulai

Jika pada babak pertama hanya tercipta satu gol saja. Babak kedua tiga gol tambahan berhasil dicetak oleh Green Force. Pergantian pemain menjadi kunci mengapa tiga gol tambahan tersebut terjadi. Bahkan tiga gol tersebut terjadi dalam interval 10 menit, yaitu di menit 70-80. Pada menit 48 pergantian pemain mulai dilakukan Persebaya. Elisa Basna yang kurang terlihat selama 47 menit diganti dengan Irfan Jaya. Masuknya Irfan pada interval awal malah dimanfaatkan oleh lawan. Jarak pemain antar lini Persebaya menjadi semakin jauh, sementara Bhayangkara ambil alih penguasaan bola melalui pendekatan passing pendek yang juga masih berkutat di daerahnya sendiri.

Pembacaan Taktik Aji Santoso

Irfan Masuk. Grafis: Arvian Bayu/EJ

Pada middle third kini diambil alih oleh pemain tengah Persebaya. Seakan memberi ruang untuk naik yang kemudian bisa dimanfaatkan para Pemain Persebaya untuk melakukan counter attack. Terlihat Rendi melawan tiga pemain Bhayangkara dalam area tersebut.

Kurang lebih 15 menit Persebaya malah kesulitan temukan permainannya karena jarak pemain yang cukup jauh. Disadari atau tidak, atau mungkin ini taktik Aji untuk pancing lawan agar naik. Jika yang terakhir digunakan maka benar. Karena di area middle third ini para pemain Persebaya seperti tidak terlihat. Para pemain Bhayangkara berhasil masuk ke area tersebut. Di mana Rendi Irwan yang tidak lagi aktif pressing lawan akhirnya diganti oleh Alwi Slamat pada menit ke 67. Tiga menit berselang Irfan Jaya menunjukkan permainannya. Melalui assist-nya, Da Silva mampu cetak gol.

Aji mampu membaca pola permainan Bhayangkara. Tidak dengan high pressing, tetapi sepertinya sengaja membiarkan para pemain Bhayangkara aktif di lini tengah. Sementara Persebaya kini giliran lakukan counter attack. Tak berselang lama gol ketiga terjadi. Kali ini aksi solo run Da Silva memanfaatkan lini tengah Bhayangkara yang kosong berhasil catatan kembali namanya di papan skor. Tiga gol Persebaya unggul. Bhayangkara seperti terburu-buru ingin merespon ketertinggal tersebut. Bhayangkara dengan rekor apiknya dalam sepuluh laga terakhir kini berada dalam tekanan. Persebaya justru mampu menambah golnya pada menit 77. Putu Gede melakukan gol bunuh diri. Irfan Jaya yang ingin kirimkan umpan kepada Da Silva coba di-block oleh Putu Gede. Sayang, bola itu justru masuk ke gawang Awan Seto.

Keunggulan tersebut dimanfaatkan oleh Aji Santoso untuk menambah jam bermain bagi pemain mudanya. Koko Arya masuk menggantikan Novan Sasongko. Koko tidak bermain sebagai full back. Melainkan aktif di flank kiri.

Catatan Sepak:

Persebaya bermain dewasa menghadapi tim dengan catatan terbaik di Liga 1 dalam 10 laga terakhirnya. Bermain dewasa artinya tahu kapan menyerang, kapan harus bertahan, dan kapan rotasi permainan di dalam lapangan. Dalam laga menghadapi Bhayangkara FC, Persebaya catatatkan 11 shoot, dan 6 diantaranya on target. Babak kedua benar-benar menjadi bukti jika Persebaya mampu melakukan apa yang seharusnya dilakukan. Mereka punya banyak plan pengganti ketika plan awal mengalami kebuntuan. Di bawah Aji Santoso para pemain sedikit melakukan fouls. Dalam laga melawan Bhayangkara Hidayat dan Da Silva yang mendapatkan kartu kuning. Jika dilihat lebih jauh, zonal marking dan ball posession berpengaruh terhadap minimnya fouls yang dilakukan para pemain. Modal besar melawan Arema pada pertandingan selanjutnya sudah dikantongi Green Force. (arv)

Komentar Artikel

Iklan

No posts to display