EJ – Persija seperti menemukan kembali rumahnya di Stadion Utama Gelora Bung Karno. Dari catatan yang terhimpun, Persija musim ini bermain sebanyak lima kali di GBK dengan hasil tiga kali menang, satu hasil seri, dan satu kali kalah. Tim tamu harus waspada karena dua pertandingan home terakhirnya, Macan Kemayoran berhasil clean sheet. Dengan mencetak lima gol, empat ke gawang Madura United dan satu gol ke gawang Persipura tiga pekan sebelumnya.
Kembali tajamnya Marko Simic harus menjadi kewaspadaan tim tamu. Simic menjadi top skor sementara dengan 27 gol. Meski dalam lima pertandingan terakhirnya Persija sering bongkar pasang pemain belakang dan tengah, tetapi nama Riko Simanjutak dan Marko Simic selalu mengisi pos lini depan. Dari keduanya inilah Persija sering membuat lini pertahanan lawan kwalahan. Lantas apa yang akan dilakukan Macan Kemayoran saat hadapi Persebaya nanti?
Edson Tavares tahu betul apa yang harus dilakukan dalam partai klasik hadapai Pesebaya nanti. Setelah misinya berhasil menyelamatkan Persija dari degradasi. Mengingat lawan dalam tren positif, ia harus putar otak untuk kembali mengincar kemenangan dan menaikkan peringkat Persija yang saat ini berada di posisi 12 dengan mengumpulkan 41 poin. Persija dalam kondisi full team, Ismed Sofyan sudah kembali setelah menjalani lisensi kepelatihan.
Dalam leg pertama di Stadion Gelora Bung Tomo, Persija berhasil tahan imbang Persebaya dengan skor 1–1. Dalam laga nanti, duel di lini tengah patut dicermati. Persija sering menggunakan formasi 4-3-3. Dalam menyerang mereka hanya menyisakan satu defensive midfielder, tetapi ketika bertahan menjadi dua defensive midfielder meski posisinya tidak sejajar.
Rohit Chand, Sandi Sute, Fitra Ridwan dalam laga melawan Madura United dipasang. Hasilnya, Madura United kesulitan kembangkan permainan melalui built-up. Tiga gelandang ini tergolong aktif, bukan pasif yang hanya berdiri menunggu lawan di sepertiga lapangan, jika ada kesempatan mereka juga tak jarang naik.
Rotasi Pemain
Ada yang berbeda ketika coach Tavares menangani Persija. Posisi Novri Setiawan digeser menjadi fullback. Padahal ia adalah pemain sayap yang aktif di posisi kiri. Tetapi dua kemenangan di SUGBK saat menghadapi Persipura dan Madura United, Novri dipasang menjadi fullback. Ia dipasang jadi fullback kanan saat menghadapi Persipura, dan posisi kiri saat bertemu Madura United.
Sementara itu, Tony Sucipto digeser menjadi centre back. Ketika menyerang Persija menjadi 3-4-3 karena saat Novri naik di flank kiri, Tony bermain melebar mengisi ruang yang ditinggalkan Novri. Praktis Novri dan Fitra Ridwan menjadi wing back pada 3-4-3. Dalam pola permainan seperti itu, Madura sulit kembangkan permainan karena Persija lakukan high pressing.
Dalam formasi gunakan wing back, memang high pressing menjadi cara bertahan yang baik, karena kondisi ditengah terjadi penumpukan pemain. Tapi yang patut dicermati adalah transisi dari menyerang ke bertahan. Meski lakukan high pressing, yang menjadi catatan adalah komposisi pemainnya. Apakah pemain yang diturunkan mampu menerapkan hal tersebut?
Transisi Bertahan Menjadi Celah
Meski tampil apik dalam menyerang, tetapi Persija tampaknya harus memperbaiki transisi dari menyerang ke bertahan. Pada laga melawan Madura dan Bhayangkara FC pada pekan ke 30 misalnya. Madura meski tak mencetak gol tapi terlihat space yang besar terjadi ketika Madura melakuakn counter attack. Dan kekalahan tiga gol tanpa balas dari Bhayangkara FClahir dari centre space yang meninggalkan banyak celah. Pasalnya calon lawan yang akan dihadapi nanti sore yaitu Persebaya punya kekuatan dalam counter attack.
Meski kedua tim sering bermain dengan formasi 4-3-3, tetapi ada perbedaan di tiga gelandangnya. Persija biasnya gunakan satu gelandang bertahan murni. Sementara dua gelandang lain punya tipikal aktif atau menyerang. Rohit Chand setidaknya harus membagi tugas dengan rekan lainnya untuk menghadapi tiga gelandang yang dimiliki Persebaya. Jika masih meninggalkan space besar di lini tengah, bukan tidak mungkin ini bisa dimanfaatkan oleh lawan.
Waspada Lini Depan
Marko Simic boleh jadi andalan Persija. Ia menyumbang 61 persen lebih dari total gol Persija hingga pekan 32. Persija mecatatkan 39 gol, 27 gol diantaranya disumbangkan Simic. Meski awal musim sempat seret gol, tapi dipertengahan musim ia tampil ke performa terbaiknya.
Tampil apiknya Simic tak lepas dari peran Riko Simanjuntak. Riko tahu betul bola apa yang diinginkan Simic. Riko juga sudah sangat hafal posisi Simic. Keduanya hampir selalu berdekatan. Bola dari lini kedua sangat diharapakan oleh Riko, dan saat ini ia menemukan suplai bola yang bagus dengan mengandalkan direct ball. Rohit Chand juga ikut berperan secara tidak langsung, transisi bertahan ke menyerang menjadi lebih hidup.
Sulit dalam Duel Bola Atas
Tavares yang sering bongkar pasang pada lini pertahanan sepertinya memahami kelemahan ini. Pada laga melawan Badak Lampung, Persija bermain dengan formasi 4-3-3. Tony Sucipto, Fachrudin, Xandao, Novri dipasang sebagai fullback. Persija kalah dengan skor 2–0. Dua gol Badak Lampung dicetak dari hasil skema free kick.
Bukan hanya dua gol tersebut, tetapi sebagai catatan lain dalam laga tersebut, Badak Lampung memanfaatkan secara maksimal ketika mendapatkan bola mati, karena dua centre back mereka punya postur dan keunggulan dalam duel bola atas. Jika tidak segera dibenahi, ini akan menjadi celah selanjutnya yang dapat dimanfaatkan oleh lawan. (arv)