EJ – Pertandingan uji coba bertajuk Forever Game antara Persebaya Surabaya melawan Persis Solo sore ini (11/1/2020) mungkin menjadi pertandingan pertama sekaligus terakhir bagi Persebaya di Gelora Bung Tomo tahun. Ini mungkin juga sekaligus menjadi kesempatan pertama dan terakhir bagi Bonek untuk dapat mendukung Persebaya langsung di GBT di tahun 2020 ini.
Hal ini tak lepas dari rencana Pemkot Surabaya yang akan melakukan renovasi total terhadap stadion terbesar di Jawa Timur tersebut karena Surabaya ditunjuk sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2021 mendatang.
Renovasi dilakukan mulai dari pembangunan area kawasan GBT, pembangunan akses jalan, pembangunan lapangan latihan di sisi timur stadion GBT, pemasangan single seat tribun penonton, pergantian rumput lapangan, penambahan pencahayaan lampu, hingga pembenahan ruang ganti pemain agar memenuhi standar FIFA.
Renovasi ini memang membuat pusing Bonek dan Persebaya karena Persebaya terancam menjadi tim musafir di musim 2020 ini. Sempat ada opsi untuk menggunakan Gelora 10 November, namun ditolak oleh Kabid Sarana dan Prasarana Dispora Surabaya, Edi Santoso.
“Sudah diputuskan tidak bisa digelar untuk kompetisi di Stadion 10 November. Parkirnya paling tidak radiusnya harus 100 meter dari lokasi. Kemudian, lokasi di sana juga sudah penuh dengan penduduk,” ujar Edi Susanto, kepada Bola.com.
Selain itu, Gelora 10 November dan Lapangan Karanggayam juga akan direnovasi total untuk lapangan latihan tim peserta Piala Dunia U-20 2021.
Bonek sempat bergerak menuntut Pemkot agar Persebaya tetap dapat berkandang di Surabaya, karena musim ini Persebaya akan menghadapi Kompetisi Liga 1, ASEAN Cup dan mungkin AFC Cup jika Bali United lolos kualifikasi Liga Champions Asia. ’’Persebaya kan main di level ASEAN. Sayang kalau tidak main di Surabaya. Hal seperti itu harusnya juga dipikirkan,’’ ujar pentolan Bonek, Andi Peci kepada Jawapos.com.
Dilansir dari bolasport.com, Candra Wahyudi selaku Manajer Persebaya menjelaskan telah mengirim surat kepada Wali Kota Surabaya, “Persebaya sudah mengirim surat kepada Pemerintah Kota Surabaya untuk bertemu dan audiensi dengan ibu Wali (Tri Rismaharini)”. Hal ini dilakukan agar Persebaya diizinkan untuk bertemu membahas peluang Persebaya berkandang di kotanya sendiri.
Pemkot Surabaya memang dalam posisi sulit saat ini. Di satu sisi Pemkot Surabaya akan mengecewakan Persebaya dan Bonek karena Persebaya tidak dapat bertanding di kotanya sendiri. Di sisi lain, apabila mengizinkan Persebaya bertanding di GBT atau di Gelora 10 November, maka bisa mengganggu jalannya renovasi. Ancamannya, Surabaya dapat dicoret sebagai kota penyelenggara Piala Dunia U-20 2021 apabila tidak mempu memenuhi kriteria yang ditentukan FIFA tepat waktu. Mengingat waktu yang ada untuk persiapan Piala Dunia U-21 2021 sangat mepet. (ash)