EJ – Di dunia kompetisi sepak bola profesional seperti saat ini, mencari pemain yang loyal hanya terhadap satu klub memang susah. Apalagi jika mencarinya di era Liga Indonesia yang bergulir sejak tanggal 17 November 1994 silam. Tapi meski susah, bukan berarti tak ada. Pasti ada pemain yang berstatus one man club di Indonesia. One man club adalah istilah untuk pemain yang sejak awal berkarir dan pensiun di klub yang sama.
Persebaya Surabaya menjadi salah satu contohnya. Di klub yang berdiri pada tanggal 18 Juni 1927 sebetulnya banyak pemain yang loyal dan bertahun-tahun bermain di Surabaya. Namun untuk pemain yang berstatus one man club di klub Persebaya Surabaya sejak Liga Indonesia digelar hanya ada satu nama, yaitu Hartono.
Bek sayap kanan kelahiran Menganti, Surabaya pada 18 Maret 1970 ini cukup lama malang melintang bersama Persebaya Surabaya. Lembaran karirnya di tim senior Persebaya dimulai pada tahun 1990, tatkala terpilih dalam daftar pemain Persebaya di ajang Piala Utama 1990. Di turnamen ini Hartono menjadi salah satu pemain muda yang terkenal dikalangan pendukung Persebaya (dulu belum dikenal luas istilah Bonek sebagai identitas pendukung Persebaya) karena kemampuannya melakukan lemparan ke dalam yang jauh setara dengan umpan via tendangan penjuru.
Mantan pemain klub internal PS Sasana Bakti ini resmi gantung sepatu usai Liga Bank Mandiri VII 2001. Dalam rentang tahun 1990-2001, Hartono ikut menyumbangkan sebuah gelar juara Piala Utama 1990 dan kampiun Liga Kansas 1996/97. (dpp)