Turnamen Pramusim yang Bikin Pusing

Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawangsa, membuka turnamen Piala Gubernur Jatim 2020 di Gelora Bangkalan. Foto: Joko Kristiono/EJ
Iklan

Turnamen pramusim tujuannya memanaskan mesin. Jelang kompetisi resmi. Kompetisi yang kalau di negara kita sering berubah-ubah jadwalnya itu.

Tahun ini, tiba-tiba saja kita disuguhi rencana kompetisi pramusim ~ Piala Gubernur Jatim. Yang sempat vakum tahun-tahun sebelumnya.

Tidak main-main pesertanya. Persebaya, Arema, Persija, Bhayangkara, Madura United, Persik, dan Sabah FA.

Tahun sebelumnya, ada namanya Piala Presiden. Kita tahu seperti apa tensi finalnya. Persebaya lawan Arema. Final home away. Yang berlaku nol kuota untuk tim tamu.

Iklan

Padahal pramusim. Yang tujuannya memanaskan mesin. Tapi tensi keduanya, baik tim apalagi suporter bukan kaleng-kaleng. Untung saja juaranya tuan rumah. Saya berandai-andai jika juaranya Persebaya, pasti akan menjadi ujian besar panpel.

Kali ini masalah lebih pelik. Semifinal Piala Gubernur Jatim tensi pralaga luar biasa. Siapa lagi kalau bukan Persebaya versus Arema. Terkait venue.

Yang semula di Kanjuruhan, bahkan tiket sudah mulai dijual. Yang tidak jelas kuotanya. Apakah ideal, 50:50. Atau justru seperti yanng sudah-sudah, nol kuota untuk tim tamu.

Akhirnya drama berlanjut. Venue geser ke Blitar. Tanpa penonton. Alasannya, cooling down. Jelang kompetisi resmi. Yang tentu saja tetap tidak memuaskan.

Bukannya mempererat silaturahim, seperti tujuan awal penyelenggaraan turnamen ini. Yang bahkan sempat mengundang perwakilan suporter di kantor gubernur. Diskusi panjang lebar tentang perdamaian. Sambil makan-makan. Sambil foto-foto. Bahkan dimuat media cetak nasional pula pertemuan itu.

Justru menambah runcing rivalitas. Benturan di media sosial luar biasa. Bahkan di instagram Bu Gubernur, isu ini juga disuarakan. Maka jangan tanya di akun komunitas masing-masing kubu. Panas.

Tentu yang bertanggung jawab yakni penyelenggara. Apakah tidak ada kajian mendalam terkait tunamen dadakan ini.

Jika tujuannya menyatukan, justru pertemuan Persebaya – Arema menjadi kabar baik bagi penyelenggara.

Saatnya unjuk gigi. Bahwa rivalitas keduanya bisa mereka atasi. Kan luar biasa. Memang perlu energi besar. Juga bukan sesuatu yang mustahil. Lagian ini piala Gubernur Jatim. Yang mana keduanya (Persebaya-Arema) asli Jatim.

Turnamen pramusim yang tujuannya memanaskan mesin ini malah membuat mesin terbakar. Api semakin membesar antara rivalitas keduanya. Sekali lagi, Persebaya – Arema.

Dan ini, menjadi tanggung jawab siapa? Fifa? Uefa? Shin Tae Yong? Azrul Ananda? Via Vallen?

Salam satu nyali. Wani.

Komentar Artikel

Iklan

No posts to display