Ujaran Kebencian untuk Rival, Sampai kapan?

Foto: Joko Kristiono/EJ
Iklan

Perhelatan Piala Gubernur Jatim 2020 telah usai. Piala pramusim yang “dipaksakan” hadir kembali salah satunya untuk menguji kesiapan kontestan Liga 1 2020. Jawa Timur seakan masih dan akan tetap menjadi milik penggawa Green Force!

Ya, petarungan sengit dan tensi tinggi mewarnai duel klasik final. Persebaya menjadi kampiun dan mengalahkan klub Ibu Kota, yakni Persija Jakarta. Euforia dari pendukung Persebaya pun tak bisa dihindarkan.

Namun semuanya telah usai dan pramusim ini milik Persebaya yang melibas Persija 4-1 di Gelora Delta Sidoarjo kemarin (20/2). Malam itu semuanya memenuhi jalan pulang arah Surabaya. Persebaya diiringi oleh suporternya bak pahlawan dari laga perang. Setelah itu intensitasnya beranjak pergi dari wilayah yang mempunyai masa dan power tinggi dalam sepak bola Indonesia.

Kita masih punya PR besar terhadap diri kita sendiri. Ya Bonek! Kita sendiri. Suporter sepak bola khas Surabaya yang mempunyai loyalitas tinggi terhadap klub yang dicintainya.

Iklan

Coba kita renungkan dulur. Kita seharusnya “malu” untuk tetap mengumandangkan kebencian terhadap klub lain, apalagi soal rival. Ya kenapa? Apa dampaknya? Apa kita akan tetap begini terus?

Sesekali saya merenungkan “opo oleh e terus-terusan menebar kebencian terhadap suporter/klub rival”, opo dampak e gae adik-adik penerus perjuangan Bonek selanjutnya kalau kita terus-terusan menebar kebencian ini. Ini bukan soal menang atau kalah, tapi dampak sikologis apa yang akan kita terima jika kita terus mencaci klub/suporter?

Dalam hati saya merenung, ate sampe kapan ngene terus rek? Opo oleh e lak awak dewe nge-chant sing gak berfaedah terhadap peningkatan mentalitas pemain Persebaya sendiri? Ate sampe kapan kita memupuk kebencian? Ya sulit memang. Tapi mau sampe kapan?

Kadang sampai mikir gini, mereka yang cari musuh dengan kita, atau kita yang terus-terusan memusuhi mereka?

“Bukankah lebih baik memupuk kebaikan untuk diri sendiri dan klub kita ketimbang menjatuhkan klub lain dengan kata-kata kasar.”

Mereka hanya senang kita memusuhi mereka. Mereka hanya senang kita tetap menjadi “bahan” untuk mengangkat nama mereka. Tanpa kita sadari sebelumnya.

Kita masih ada Liga1 yang akan menjadi target kita nantinya, ya! Juara!

Juara yang sesungguhnya tetap milik orang-orang yang menertawakan kita yang iri terhadap kebesaran nama dan klub kita, Persebaya!

Semoga di Liga1 kita tak lagi mendengar kata-kata yang seharusnya untuk mendukung klub kita sendiri malah menjadi ujaran kebencian terhadap klub-klub lain yang notabenenya “mereka masih di bawah kita”.

Salam hormat untuk renungan kita semua.

Salam Satu Nyali! Wani!

Komentar Artikel

Iklan

No posts to display