EJ – Liga 1 ditunda sampai tanggal 29 Mei 2020 mendatang. Jika memungkinkan, liga baru akan bergulir pada bulan Juli 2020. Praktis, selama lebih dari tiga bulan, Persebaya, dan juga tim-tim lain tidak akan mendapat pemasukan secara normal.
Presiden Persebaya, Azrul Ananda pada tahun 2017 lalu sempat membeberkan tiga sumber pendapatan klub sepak bola di Indonesia. Pertama adalah sponsor, kedua adalah merchandise dan apparel serta ketiga adalah dari tiket pertandingan. Ketiganya harus berjalan seimbang demi stabilitas sebuah klub.
Namun, setelah kini kompetisi ditunda karena wabah corona, Persebaya pun dipastikan tidak mendapatkan pemasukan maksimal. Sponsor dan tiket mandek karena tidak adanya pertandingan, sedangkan penjualan merchandise juga tidak maksimal karena adanya himbauan physical distancing.
“Finansial pasti (terdampak). Di awal musim kami punya proyeksi, bahwa pendapatan dari sponsor sekian, dari pendapatan tiket pertandingan kandang sekian, dari store sekian, sudah dihitung,” kata sekretaris Persebaya, Ram Surahman.
“Pengeluaran dihitung sekian, pemasukan sekian. Jadi ini berdampak semua. Tidak hanya tim senior, tapi juga tim internal, semuanya dihentikan,” tambahnya.
Beruntung, PSSI pada tanggal 27 Maret 2020 lalu membuat kebijakan yang sedikit meringankan klub. Yakni, pembatasan gaji pemain dan staf. Klub boleh membayar gaji maksimal sebesar 25 persen nilai kontrak selama bulan Maret sampai dengan Juni.
“(Kebijakan) dari PSSI seperti itu sedikit membantu klub, misalnya rasionalisasi gaji,” ucap Ram.
Meski begitu, Ram berharap situasi bisa secepatnya kembali normal. Seluruh stakeholder sepak bola di Indonesia tentu tidak ingin kompetisi musim ini dihentikan karena ancaman wabah corona.
“Tidak ada yang menginginkan situasi seperti ini, ini situasi sulit, tidak hanya bagi klub, pemain juga. Tidak ada kegiatan, tidak ada kompetisi, di dunia usaha atau pihak sponsor pasti sama juga.”
“Jadi kami berharap secepat mungkin bisa teratasi musibah ini dan khususnya sepak bola juga bisa kembali. Kalau sepak bola sudah mulai hidup, itu menjadi barometer kalau kehidupan sudah berjalan normal,” harapnya.
PSSI untuk sementara menunda liga sampai tanggal 29 Mei 2020. Namun, jika pemerintah memperpanjang status darutat bencana, maka kemungkinan besar kompetisi Liga 1 dan Liga 2 musim ini akan dihentikan. (riz)