Kisah Bonek Raih Runner-up PES League 2019 World Final (2): Berharap Ada Tim Esports Persebaya

Tim Wani menjadi runner up PES League World Final.
Iklan

EJ – Setelah meraih sukses dalam ajang PES League World Final 2019 di London, Muchamad Lucky Ma’arif sempat mendapat tawaran dari beberapa tim esports dalam dan luar negeri. Tapi, sebagai Bonek asli Surabaya, ia sebenarnya berharap bisa membela Persebaya.

Nyaris Kalah di Babak Kualifikasi Regional

Untuk lolos ke London, tim Wani harus melalui kualifikasi di tingkat nasional dan regional. Kualifikasi tingkat nasional diselenggarakan antara bulan September sampai Desember 2018 secara online.

Tim Wani tak menemui kendala berarti dalam kualifikasi pertama. Wani berhak mewakili Indonesia dalam kualifikasi regional Asia di Jepang bersama dengan tim asal Indonesia lainnya, Panglima Perang. 

Iklan

Nah, ujian sebenarnya baru didapat Wani ketika bertanding di Jepang pada bulan April 2019. Lucky Ma’arif cs sempat terancam gagal masuk semifinal karena raihan poin dan agregat gol yang tidak mencukupi. Beruntung, dalam laga terakhir fase grup, Wani mampu mengalahkan tim tuan rumah Beginners dengan skor telak 3-0.

“Sampai pertandingan terakhir (fase grup) kami harus menang 3 gol lawan peringkat 1 Beginners. Alhamdulillah kami pas itu bisa unggul 3-0, dan gol terakhir kami tercipta sebelum tambahan waktu dua menit habis.”

Setelah itu Wani melenggang mulus meraih gelar juara PES League 2019 Asia Region Finals Coop Category. Dalam partai final, Wani kembali bertemu dengan tuan rumah Beginners dan menang telak 3-1. Juara dan runner-up berhak mewakili Asia dalam kejuaraan dunia di London.

Licky Ma’arif (tengah), Rio Dwi Septian dan Rizky Faidan.

De javu di PES League World Finals

Tapi, jalan berliku kembali harus dihadapi Lucky dkk dalam PES League World Final. Sama seperti ketika bertanding di kualifikasi regional Asia, tim Wani juga terancam tidak lolos fase grup di London. Selain harus menang, Wani juga masih bergantung pada hasil tim lain di fase grup.

BACA:  Deretan Wonderkid Indonesia yang Wajib Dibeli di FM 2020

Beruntung, Wani saat itu kembali menang tipis 2-1 melawan pemuncak klasemen Tiger E-Sport (Brasil). Sementara dua tim lain yaitu Queedeshlags (Prancis) dan Ratchaburi Mitr Pol (Thailand) bermain imbang 4-4. Wani lolos ke babak semifinal dengan status sebagai juara grup.

Menariknya di babak semifinal, Wani kembali bertemu dengan Beginners (Jepang). Kemenangan dalam dua kali pertemuan sebelumnya di babak Asia membuat Lucky dkk cukup percaya diri. Benar saja, Wani kembali menaklukkan Beginners dengan skor 3-0.

“Kami menang mudah karena mungkin sudah menang mental duluan. Ketemu di Jepang kami hajar, ketemu lagi (di London) kami hajar lagi. Padahal, kami sebenarnya sempat ketir-ketir karena Jepang yang punya game Konami,” beber Lucky.

Sayang, keberuntungan belum berpihak pada tim Wani di partai final. Lucky bersama Rio Dwi Septian dan Rizky Faidan harus menerima kekalahan 0-3 dari tim asal Brasil, Eligasul Stars.

“Kecewa sih karena tinggal satu langkah lagi kami bisa meraih gelar juara dunia. Tapi kami juga bersyukur karena tidak pernah menyangka bisa sampai sejauh ini,” kata Lucky.

Tim Wani beraksi di PES League World Final.

Setelah Kejuaraan Dunia: Sempat Dapat Tawaran Buriram United

Setelah berhasil meraih posisi runner-up PES League World Final, tim Wani pun bubar. Sebab, dua pemain lain yaitu Rio dan Rizky mendapat tawaran bergabung dengan tim esports. Rio Dwi bergabung dengan Island of God milik Bali United sedangkan Rizky Faidan bergabung dengan tim Thailand, Buriram United dengan status pinjaman. 

“Setelah world final dua partner gabung tim lain. Kalau saya sih sangat menyayangkan tapi ya namanya karir siapa yang tahu. Akhirnya lepas sendiri-sendiri,” ucap Lucky.

Lucky sendiri sempat mendapat tawaran bermain dari dua tim esports terkemuka tanah air. Tapi, tawaran itu belum bisa diterima karena Lucky masih harus fokus mengurus agenda pernikahan pada akhir tahun 2019. 

BACA:  Konami Gelar Turnamen PES 2020 Untuk Klub-Klub Eropa, FIFA Selenggarakan eFriendlies

“Setelah dari London sempat banyak tim esports yang nawari. Salah satunya tim esports Elang Jawa sama Bali United Island of God. Tapi karena memang lagi nyiapin nikahan, enggak begitu fokus, jadi cuma sekedar main PES mobile,” tutur Lucky.

Memasuki tahun 2020, Lucky sebenarnya mendapat tawaran dari tim esports asal Thailand, Buriram United. Rencananya, Lucky direkrut untuk memperkuat Buriram selama setengah musim dalam kompetisi nasional Toyota E-League. 

Namun, karena wabah corona kompetisi di Thailand harus dihentikan sementara. Rencana itu pun harus tertunda.

“Jadi Buriram ada tim esports. Mau masuk putaran kedua ada kontak, pas kebetulan mau berangkat ada pandemi ini,” ungkapnya.

Lucky Ma’arif.

Berharap Persebaya Bikin Tim Esports

Terlepas dari tawaran yang diterima, Lucky sebenarnya menyimpan harapan untuk bermain membela Persebaya. Maklum, sejak kecil, ia memang gemar menonton Persebaya. Tidak hanya lewat layar kaca atau radio, ia juga menonton langsung Persebaya di Stadion Gelora 10 November. 

Ia pun terus mengikuti perjuangan Persebaya ketika kembali disahkan oleh PSSI tahun 2017 lalu. Pria asal Ngagel itu menonton hampir semua pertandingan kandang Persebaya ketika Liga 2 2017. 

Sayang, Persebaya hingga saat ini belum memiliki tim esports secara resmi. Kini, Lucky hanya bisa berharap Persebaya bisa mengikuti jejak dua tim Liga 1 lain yaitu PSS Sleman dan Bali United.

“Sama saya sebenarnya juga nunggu Persebaya,” kata Lucky menjelaskan kegiatannya saat masa jeda setelah meraih runner-up di London. 

“Kalau Persebaya ngelirik cabang PES dan buat tim esports yang pasti seneng banget. Terlepas siapapun pemainnya pasti seneng banget, apalagi kalau akhirnya saya main buat Persebaya,” tandasnya. (Tamat)

Komentar Artikel

Iklan

No posts to display