Datang jauh dari Swedia, cerita karirnya untuk Persebaya Surabaya harus terhenti sementara akibat COVID-19. Ia bagikan ceritanya ke Duababak.
Duababak: Selamat datang di salah satu klub legendaris Indonesia, Persebaya Surabaya. Bisa diceritakan bagaimana perasaanmu bisa menandatangani kontrak bersama Persebaya?
Mahmoud Eid: Saya merasa terhormat bisa bermain di Persebaya dan bahagia jadi bagian dari klub ini. Tim ini bagus dan suporternya fantastis. Saya dapatkan trofi pertama saya bersama klub saat Piala Gubernur Jatim lalu dan sekarang kita fokus untuk liga. Oleh karena itu saya akan lakukan yang terbaik bersama tim agar kita bisa mencapai goal yang diinginkan.
Dua pertandingan awal di Liga 1 adaptasimu dengan tim terlihat sangat baik. Seperti apa proses adaptasimu di Persebaya?
Ada dua alasannya. Pertama, adaptasi ini cepat karena selama beberapa tahun terakhir saya bermain di Eropa dan bermain di Tim Nasional Palestina. Itu memberikan saya banyak pengalaman. Kedua, saya selalu menganalisa pertandingan yang saya mainkan. Sehingga saya tahu apa yang baik dan apa yang bisa saya pelajari serta tingkatkan dari permainan saya. Itu memberikan saya manfaat secara pribadi untuk bermain lebih baik lagi dan juga untuk membantu tim di lapangan.
Dalam 2 pertandingan, kamu sudah berikan 1 gol dan 2 assist. Tapi tim hanya mampu bawa pulang 1 poin. Menurutmu apa yang harus diperbaiki oleh tim?
Ya, tentu kami tidak senang dengan hasilnya. Kita lakukan beberapa kesalahan dalam 2 pertandingan lalu dan pada kenyataannya hal itu langsung menghukum kita. Kami akan belajar dari pertandingan itu dan akan memperbaikinya lebih baik lagi jika liga kembali dimulai. Saya pribadi percaya dengan tim ini, kita punya tim yang bagus. Kita telah memperlihatkan seberapa bagus dan kuatnya kita saat Piala Gubernur Jatim lalu.
Bagaimana dengan suporter? Apakah ada tekanan ke dalam diri para pemain saat bermain di kandang kemarin?
Sebagai pemain sepak bola, kita selalu di bawah tekanan ketika bermain. Ada atau tidak ada suporter dan banyak atau sedikit suporternya. Inilah pekerjaan kita. Tapi saya pribadi merasa tidak ada perasaan menjadi tertekan karena support mereka, justru sebaliknya support besar mereka adalah keuntungan untuk saya dan tim. Kita sangat nyaman bermain di depan Bonek dan Bonita. Atmosfer di GBT sendiri top!
Setelah bermain di Liga 1 dan Piala Gubernur Jatim, apa pendapatmu soal sepak bola Indonesia?
Ini liga yang sulit, sangat menguras fisik dan mereka bermain sangat direct. Tidak seperti di Eropa yang banyak menggunakan taktik dan organisasi permainan. Meski begitu di sini banyak pemain bagus dan potensial secara individu. Untuk fans dan atmosfernya, Indonesia luar biasa dan bisa dikatakan sama dengan liga teratas di Eropa.
Bicara soal 2 pertandingan awalmu di Liga 1, siapa lawan yang lebih kuat? Persik atau Persipura?
Persipura adalah tim yang lebih baik. Mereka memiliki lebih banyak pengalaman di liga dan secara individu para pemainnya lebih baik daripada Persik.
Kamu punya kemampuan untuk bermain di kiri dan kanan sama baiknya dan ditunjukkan pula dalam pertandingan. Kalau boleh memilih, pilih bermain di sisi kiri atau kanan?
Jika lihat cara kita bermain saat ini, saya suka keduanya dan nyaman bermain di kedua sisi tersebut. Tapi kalau harus memilih, saya pilih main di sisi kanan. Saya bisa menyerang dan beri tantangan ke lawan dengan kaki kiri saya lalu crossing dengan kaki kanan.
Ini adalah musim pertamamu di Persebaya dan di Indonesia. Sayangnya harus terhenti sementara karena COVID-19 dan kamu harus kembali ke Swedia. Apakah rindu bermain di Liga Indonesia?
Tentu saja. Saya rindu bermain di tiap pertandingannya. Terlebih bertanding di depan suporter kita yang luar biasa. (*)
*) Wawancara ini diambil dari Instagram @duababak. Anda bisa follow akun @duababak melalui link ini.