Persebaya Bukan Hanya Sekadar Gelar Juara

Persebaya mengangkat trofi juara Piala Gubernur Jatim 2020. Foto: Oscar Baadilla/EJ
Iklan

Optimisme dan harapan yang tinggi hadir saat kendali Persebaya dipegang oleh Azrul Ananda. Setelah lebih dari enam tahun dibekukan oleh federasi karena persoalan dualisme, kini klub kebanggaan kota Surabaya ini kembali eksis di kancah sepak bola nasional dan internasional.

Siapapun juga tidak akan meragukan sedikitpun kapasitas seorang Azrul Ananda. Portofolio beliau terpampang rapi dan begitu mentereng, terutama yang berkaitan dengan pengelolaan di bidang industri olahraga. Deteksi Basketball League (DBL) dan National Basketball League (NBL) adalah contoh sahih bagaimana kemampuan seorang Azrul Ananda dalam hal manajemen di industri olahraga.

Tulisan ini tidak akan membahas tentang sepak terjang putra Dahlan Iskan ini, paragraf ini hanya pembuka bagi kita semua untuk membahas tentang masa depan Persebaya dan harapan sebagian besar masyarakat terhadap sebuah klub berjuluk Green Force ini di masa depan. Seperti yang sering disampaikan oleh Pak Pres tentang optimisme dan gairah untuk menuju ke arah lebih baik.

Gelar juara liga bagi Persebaya hanya persoalan waktu saja, cepat atau lambat pasti hadir. Bonek dan Bonita harus sabar dan yakin akan hal itu. Tenang saja, nikmati prosesnya. Tugas kita hanyalah memberikan dukungan semampunya.

Iklan

Dalam tulisan ini saya lebih tertarik untuk membahas tentang bagaimana Persebaya bisa eksis dan menjadi bagian tak terpisahkan dari masyarakat. Persebaya adalah Masyarakat dan Masyarakat adalah Persebaya.

Kalimat tadi bukan hanya tentang eksistensi Persebaya sebagai klub sepak bola saja, tetapi menyiratkan makna yang sangat luas bagaimana sumbangsih dan kontribusi Persebaya ke depan. Ya, tidak hanya soal prestasi dibidang sepak bola saja, tetapi apakah Persebaya mampu menjawab tantangan untuk menjadi sebuah klub sepak bola yang istimewa di luar prestasi dan deretan gelar juara di lapangan.

Di bawah kendali Azrul Ananda, pelan tapi pasti Persebaya seperti menemukan cara bagaimana tumbuh dewasa dan bertahan dalam belantara sepak bola nasional. Persebaya sudah punya cetak biru dan prioritas dalam menentukan langkah. Jadi sekali lagi untuk masalah juara hanya tinggal menunggu waktu saja.

Lantas apa indikator yang bisa digunakan untuk menilai bahwa Persebaya akan “sustain” dalam segala hal pada jangka waktu lima sampai dengan sepuluh tahun ke depan? Beberapa aspek sangat jelas terlihat bahwa Persebaya menuju kearah yang benar. Sejak kali pertama kembali mentas di kancah persepakbolaan nasional, Persebaya menjadi salah satu klub yang tidak pernah telat menggaji pemainnya. Profesionalitas lainnya ditunjukkan dalam hal fasilitas, dan bonus yang diberikan kepada pemain. Belum lagi kalau kita berbicara tentang Persebaya Store dan model bisnisnya akan jadi satu tulisan tersendiri yang panjang.

Melihat pola yang sedemikian teratur tentunya sebagian besar masyarakat berharap Persebaya tidak hanya berprestasi dilapangan, atau sekedar menjadi langganan pencetak bibit-bibit pemain Timnas saja. Tetapi klub ini harus bisa lebih dekat dengan masyarakat, menjadi milik siapa saja, bukan hanya Bonita dan Bonek, Surabaya, atau Jawa Timur, bukan hanya milik pecinta sepakbola saja, tetapi Persebaya adalah milik Indonesia.

Harapan itu tentunya tidak bertepuk sebelah tangan. Lantas apa indikator positif bahwa Persebaya bisa menjadi milik semua orang? Kalau saya tuliskan semua di sini tentu akan menjadi satu kolom yang panjang, terbaru coba tengok berapa hasil donasi yang terkumpul untuk penanggulangan Covid-19? Berapa kali official Persebaya menyerahkan bantuan kepada pihak terkait?

Ketika kita menelusuri website dan akun sosial media official maupun fans, banyak kegiatan yang melibatkan Persebaya dengan masyarakat, dan saya yakin tidak akan ada satu pihakpun yang bisa membantahnya. Jejak digital juga mencatat beberapa event yang melibatkan Persebaya dengan masyarakat, mulai dari marathon, gerakan tertib berlalu-lintas, ataupun donasi untuk panti asuhan, bahkan klub berjersey hijau ini bersedia untuk turun gunung dan memberikan bantuan kepada Bonek yang mengalami musibah.

Sinergitas antara klub dan pendukungnya sudah terjalin, hanya perlu keberanian untuk memulai langkah yang lebih besar. Mulai memimpikan sesuatu yang lebih besar dari sekedar juara dilapangan.

Selain menjadi juara, masyarakat tentu menantikan bagaimana aksi selanjutnya dari Persebaya di luar lapangan. Karena menjadi klub yang baik, berprestasi dan profesional adalah sebuah keniscayaan. Terselip sebuah doa dan keyakinan apabila dikelola dengan baik dan konsisten maka kedepan kita akan melihat Rumah Sakit Persebaya, Persebaya Elementary School, atau Persebaya University. Sebuah bukti bahwa Persebaya tidak hanya sekedar sebuah klub sepakbola, namun milik semua orang.

Masyarakat ingin melihat kedepan Persebaya menjadi sebuah korporasi yang tumbuh besar bersama dengan Bonek, Bonta, dan Masyarakat. Sebuah korporasi yamg tidak hanya memikirkan untung dan rugi. Kami semua yakin dengan dukungan semua pihak Persebaya mampu mewujudkannya. Modal dukungan dari Bonita dan bonek tak akan pernah surut, dan jangan pernah ragukan itu. Asa itu akan selalu ada dan terus menyala. Sama seperti saat engkau “dimatikan” kala itu. (*)

*) Tulisan ini adalah salah satu tulisan yang diikutkan dalam “EJ Sharing Writer Contest” edisi Mei 2020. Dengan tema Persebaya dan Harapan Masyarakat, kontes dibuka hingga 31 Mei 2020. Kirim tulisanmu ke email: [email protected].

Komentar Artikel

Iklan

No posts to display