Aku putra Pak Suradji, Kombes peretelon Medokan Ayu. Terlahir sebagai Bonek adalah sebuah mandat dari Gusti Allah yang aku syukuri. Bagaimana tidak, melahap berita Green Force sudah mengalahkan minum obat.
Pagi bersama sopir lyn, Jan bahagia bercerita keberhasilan Persebaya masuk putaran pertama Piala Champion Asia. Siang di kelas, Pak Guru bercerita elegannya Yusuf Ekodono sebagai anugerah karena memiliki talent 10-11 dengan Dejan Savisevic yang memberi kenangan Romario. Pulang kembali, sopir berbeda membolak-balik koran olahraga yang selembar full berita Bajol Ijo. Malam kembali lagi. Sambil menyeruput kopi hitam, bapak dan Lek Dar bicara perencanaan bursa transfer klub. Seakan-akan bapak dan Lek Dar adalah financial director klub ini.
Sehari bisa lima kali mengikuti, sudah mengalahkan anjuran minum obat.
Tak bisa dipungkiri dan kutolak, entah kenapa perilaku bapak dan Lek Dar ini juga terdapat pada penjual sate, rental gamebot depan sekolah, dan seantero Surabaya. Walaupun kamu bukan asli kota ini, semua suka dan mengikuti update berita. Aku senang mendengar dan bahagia ikut menjadi keluarga besar Bonek. Jika diiris maka darahku pasti hijau.
Jangan tanya loyalitas kami. Waktu degradasi pun tetap tidak melunturkan semangatku untuk selalu mendukung Persebaya. Pergi ke Tambaksari dan GBT kulakoni hanya untuk mendukung Persebaya. Mencintaimu adalah keikhlasan.
Bejo, Anang Ma’ruf, Uston Nawawi adalah idola. Mereka memiliki nama besar. Tapi percayalah, kebesaran Bajol ijoku melebihi nama pemain-pemain itu. Bahkan kini anakku pun telah menjadi bagian klub ini. Melihat speed Supri, Koko, dan Rizky.
Prestasi tidak akan mengkhianati proses, berusahalah terbaik dan berikan dengan semangat yang tak pernah kendur untuk meraih kemenangan. Percayalah, soon or later juara itu pasti ganjarannya.
Satu hal yang membuatku berharap, semoga tulisan ini nyampek ke bapak dan Lek Dar yang sedang jagongan lumpia tribun masuk telu 5000, kopi bungkus, menikmati musik betotan bass mas Erwin, membawakan lagu Emosi Jiwaku bersama Oka Gundul yang asyik melihat Eri Irianto berlatih menendang geledek untuk kejuaraan antar penghuni surga.
Lahul Fatihah untuk yang kita hormati. (*)
*) Tulisan ini adalah salah satu tulisan yang diikutkan dalam “EJ Sharing Writer Contest” edisi Mei 2020. Dengan tema Persebaya dan Harapan Masyarakat, kontes dibuka hingga 31 Mei 2020. Kirim tulisanmu ke email: [email protected].