EJ – Sejak tahun 2017 lalu, Dhion Prasetya aktif mencatat data dan fakta seluruh pertandingan Persebaya Surabaya. Kumpulan data itu kini bisa dinikmati Bonek lewat wadah bernama StatsRawon.
Dhion, seorang Bonek, mulanya lebih dikenal lewat bukunya yaitu “Persebaya And Them: “Jejak Legiun Asing Bajul Ijo”. Buku yang terbit pada tahun 2018 itu menjelaskan tentang sejarah pemain asing Persebaya dari masa ke masa.
Tapi, riset yang dilakukan Dhion ternyata tak hanya terbatas soal pemain asing Persebaya saja. Selain mengumpulkan berbagai kepingan sejarah Persebaya dari tahun ke tahun, Dhion juga mulai merambah analisa pertandingan.
Tiap hadir di Stadion Gelora Bung Tomo, ayah tiga anak itu selalu fokus memantau pertandingan. Ia mencatat secara manual statistik dasar Persebaya seperti jumlah tendangan ke gawang, jumlah tekel, duel udara, dsb.
Supaya data yang diperoleh tidak salah, Dhion kemudian menonton kembali pertandingan Persebaya lewat fitur video on demand yang disediakan oleh official broadcaster.
Kebiasaan itu terus dilakukan Dhion sejak Persebaya kembali berkompetisi tahun 2017 lalu sampai saat ini. Semua itu dilakukan Dhion di tengah kesibukannya sebagai pegawai Bea Cukai di Tanjung Perak, Surabaya.
“Gampang kok, yang penting kerja utama nggak ketinggalan. Kalau soal sepak bola mah enteng, gampang, bagaimana kita mengelolanya saja,” beber Dhion tentang caranya membagi waktu antara kerja utama dan mengumpulkan data.
“Saya sebenarnya sudah lama (mengumpulkan data, red), cuma baru diseriusi tahun 2017. Melihat perkembangan sepak bola Indonesia yang mulai menyentuh ranah statistik kenapa saya tidak membuat seperti itu, khususnya untuk Persebaya.”
“Dari 2017 saya keluarin sedikit demi sedikit tapi dengan nama pribadi. Tapi untuk rebranding akhirnya muncul nama StatsRawon itu sejak tahun 2019 lalu.”
Nama StatsRawon
Nama StatsRawon dipilih Dhion karena dua hal. Pertama karena punya kedekatan dengan Jawa Timur dan Persebaya.
Para pemain Persebaya yang berasal dari Surabaya misalnya, sering menjadikan kata rawon sebagai bahan guyonan. Kata rawon bisa jadi pemersatu antara para pemain Persebaya asal Surabaya dengan para pemain dari kota lain dan juga pemain asing.
“Rawon punya banyak arti. Seperti si Rendi (Irwan, kapten Persebaya) biasanya ngomong rawon. Kata ini mulai muncul dari zaman Jacksen (Tiago) tahun 2000an, makanya rawon sangat ikonik buat Persebaya.”
Kedua, rawon merupakan nama panggilan Dhion ketika masih duduk di bangku sekolah. Karena itu, ia tak ragu menggunakan sisipan kata rawon di akun penyedia data statistik miliknya.
“Waktu sekolah saya dipanggil rawon karena kayak rawon,” ucap Dhion sambil terkekeh. “Itu saya ingat-ingat sekali, makanya saya pilih. Kata rawon eye catching dan ear chatching.”
Digawangi Oleh Dua Orang
Berusaha lebih serius menghimpun data lewat StatsRawon, Dhion akhirnya mengajak satu orang kawan dekatnya untuk membantu. Dia adalah Bagus Wahyu Prasetyo, seorang Bonek yang kini berdomisili di Serang, Banten.
“Dia sama-sama Bonek. Teman sekolah saya juga. Sama-sama satu kerjaan sama saya juga. Teman saya dari kecil, ya sudah apalagi yang dicari,” ucap Dhion tentang alasan mengajak Bagus.
Bersama Bagus, Dhion kini bahu membahu mengurus akun StatsRawon. Dhion menyebut jika porsi tugas keduanya cukup berimbang.
“Porsi tugas kami sama saja. Misalnya, saya minta tolong dia menyaksikan Persebaya di televisi, karena dia kan tidak mungkin datang di stadion. Dia putar video beberapa kali dan mengirimkan datanya ke saya,” ucap Dhion.
Nah, seiring dengan makin detailnya analisis pertandingan, Dhion tidak menutup kemungkinan bakal menambah personil StatsRawon. Tapi, selama StatsRawon belum 100 persen profesional, dua orang tampaknya dirasa sudah cukup mumpuni.
“Selama ini dua orang. Kalau ada yang mau ikut dengan saya ya harus seleksi dulu, karena nggak bisa langsung saya terima, karena kan saya belum bisa bayar orang,” tuturnya.
Ingin Profesional
Sejak beberapa tahun terakhir, penyedia jasa layanan statistik sepak bola di Indonesia semakin meningkat. Beberapa ada yang serius dan menjalankannya secara profesional seperti Labbola atau Statoskop, beberapa ada yang baru sekadar sebagai penyaluran hobby seperti StatsRawon.
Dhion sendiri saat ini ia belum menjalankan StatsRawon sebagai profesi utama. Lulusan Sekolah Tinggi Akuntansi Negara itu masih fokus menjalankan tugas utama sebagai Aparatur Sipil Negara. Artinya, StatsRawon belum dijalankan secara profesional.
“Kalau mau jadi profesi mungkin suatu saat. Misal sekarang ada yang ngajak kerjasama bisa saja saya terima, tapi sekarang waktu saya juga terbagi dengan bekerja. Makanya saya keluarkan data seadanya dulu tapi tetap menarik,”
Tapi, Dhion tidak menutup kemungkinan StatsRawon bisa menjadi suatu lembaga profesional. Artinya, StatsRawon bisa menjadi salah satu acuan statistik di sepak bola Surabaya dan bahkan Indonesia.
“Ke depan saya juga ingin StatsRawon ini profesional. Maksudnya bisa jadi sebuah lembaga resmi untuk mengurus statistik di Indonesia, bisa bekerjasama dengan salah satu klub. Kita juga kan nggak pernah tahu ya kalau-kalau nanti ada yang nawarin,” ucap Dhion. (riz)