Mengenang Kembali Sosok Rusdy Bahalwan Melalui Sang Istri

Rusdy Bahalwan. Foto: TEMPO
Iklan

EJ – 73 tahun yang lalu atau lebih tepatnya 7 Juni 1947, Surabaya melahirkan sosok mantan pemain dan pelatih yang menjadi legenda di sepak bola Indonesia terutama bagi Persebaya Surabaya.

Rusdy Bahalwan, menjadi pemain dan pelatih yang mampu membawa Persebaya juara Kejuaraan Nasional 1978 (1975-1977) serta Liga Indonesia 1996/97 sebagai juara. Selain dengan kedua prestasi tersebut, sejumlah prestasi di kancah Nasional maupun Asia mampu ia raih. Rusdy Bahalwan wafat pada 7 Agustus 2011.

Mengutip semboyan dari pidato Presiden pertama Indonesia Sukarno (Bung Karno) yaitu Jas Merah, “Jangan Sekali-kali Meninggalkan Sejarah”. Penulis mencoba menghubungi istri Rusdy Bahalwan, Ramadhani, untuk membagikan kenangannya bersama sang suami.

Awal Mula Bertemu

Iklan

Dunia sepak bola bisa dibilang selalu dekat dengan Rusdy Bahalwan, Begitu pun dengan jodohnya. Rusdy Bahalwan bertemu dengan sang pujaan hati, Ramadhani juga tak jauh-jauh dengan hal yang bernama sepak bola.

“Ayah saya Anwar Lutan, dulu juga pelatih Persebaya pada jaman M Basri, Jacob Sihasale sekitar tahun 1960-64. Kemudian kita pindah ke Medan, Ayah melatih PSMS Medan. Dulu saat kejuaraan Marah Halim Cup, saat Persebaya juga menjadi salah satu kontestannya. Beberapa pemain Persebaya, eks pemain yang sempat ayah latih berkunjung ke rumah untuk menjaga silaturahmi termasuk Rusdy Bahalwan yang kala itu menjadi pemain muda. Dan mungkin karena witing tresno jalaran soko kulino akhirnya kita tetap menjalin komunikasi lewat surat hingga sampai ke pernikahan,” ungkap Ramadhani.

Sosok Tak Banyak Bicara Namun Mau Menerima Masukan

Rusdy Bahalwan adalah tipikal orang yang tak banyak bicara namun lebih ke bagaimana melakukan hal baik dan benar. “Sebagai pelatih beliau adalah orang yang berani mencoba dan suka belajar. Rusdy Bahalwan sempat dikirim ke Brasil dan di ajang Piala Dunia untuk menimba ilmu. Dan ada satu, bahwa Rusdy Bahalwan orang yang mau menerima masukan,” tutur Ramadhani.

Momen Juara PON XIV/1996 Jakarta

Meskipun sebagai istri dari seorang pelatih sepak bola, Ramadhani bisa dibilang tidak seberapa sering mendukung secara langsung di stadion saat Rusdy Bahalwan sebagai arsitek tim. Namun ada momen yang diingatnya saat Rusdy Bahalwan meminta untuk menonton langsung pertandingan final PON XIV/1996 Jakarta. Pertandingan yang berhasil dimenangkan tim PON sepak bola Jawa Timur yang berhasil mengalahkan tim PON Papua 2-1.

“Mungkin salah satu momen terberat adalah saat PON tahun 1996, Alm Rusdy berkata jika sepak bola Jatim masuk final kamu wajib datang. Dan pada saat itu saya dan keluarga yang di Surabaya berangkat menuju Jakarta. Sesampai di Jakarta kita ikut dalam rombongan mobil pemain iring-iringan sampai menuju stadion melihat meriahnya suasana kala itu. Itulah kenangan yang sampai sekarang saya ingat,” ujarnya sambil tertawa mengingat momen itu.

Sehati dengan Subodro

Jika berbicara mengenai karir Rusdy Bahalwan, jelas terasa kurang jika tak mengaitkan dengan Subodro (Bodem). Rusdy Bahalwan dan Subodro bisa dibilang pasangan emas di lini belakang Persebaya serta saat menjabat sebagai pelatih di Persebaya kala itu. “Subodro sudah seperti saudara, sudah sehati juga begitupun keluarganya,” tandasnya.

Di akhir pembicaraan Ramadhani juga tak lupa memberikan ucapan terima kasih kepada Official Persebaya yang berkunjung ke makam dan mendoakan Rusdy Bahalwan jelang Liga 1 2020 bergulir. (osc)

Komentar Artikel

Iklan

No posts to display