5 Catatan Untuk Bonek 2021-2023

Koreo Bonek Tribun Timur /Foto: Joko Kristiono/EJ

Sebagai salah satu suporter terbesar di Indonesia, Bonek tak pernah berhenti untuk terus belajar menjadi lebih baik lagi. Banyak hal positif yang kini telah dilakukan, terutama ketika masa pandemi Covid-19 ini dimana Bonek turut ambil bagian dalam berbagai usaha untuk “menghijaukan” kembali kota Surabaya.

Lebih jauh lagi, jeda kompetisi kali ini bisa dimaksimalkan oleh Bonek untuk menjadi beberapa ide segar dan positif berkaitan dengan mendukung Persebaya. Penulis menemukan setidaknya lima catatan yang bisa mulai dipikirkan dan dieksekusi oleh Bonek tahun 2021-2023 mendatang.

1Edukasi Untuk Menekan Sanksi

Sejak kembali berkompetisi di kasta tertinggi, Persebaya sangat akrab dengan sanksi dari Komisi Disiplin PSSI. Banyak pelanggaran yang telah dilakukan oleh suporter yang berdampak klub harus membayar sejumlah denda. Jumlahnya pun tidak sedikit, bahkan dua musim terkhir sudah mencapai miliaran rupiah.

Terkadang, pelanggarannya memang sepele seperti penyalaan flare. Namun hal itu tetaplah sebuah pelanggaran karena telah diatur dalam kode disiplin PSSI. Termasuk aturan pengulangan pelanggaran yang membuat nomimal denda semakin membengkak.

Bahkan kita semua telah melalui masa-masa hukuman paling sulit yakni tidak bisa menyaksikan Persebaya berlaga secara langsung. Disinilah peran media seperti EJ maupun akun fans base Persebaya untuk melakukan edukasi kepada para suporter tentang regulasi sanksi agar angkanya bisa terus direduksi atau bahkan tidak ada sama sekali!

Bagaimanapun, membayar uang mencapai miliaran hanya untuk pelanggaran denda adalah bentuk “bakar duit”. Padahal uang tersebut bisa dimaksimalkan untuk banyak kebutuhan tim seperti pembinaan pemain muda di skuad junior Persebaya.

Dengan gencarnya edukasi, kita berharap denda Persebaya bisa berkurang bahkan tidak ada sama sekali. Persebaya 2023 tanpa denda, WANI?

25 Menit One Stadium One Chant

Selama ini empat kelompok tribun (Tribun Kidul, Tribun Timur, Green Nord, dan Gate Jhoner 21) memiliki cara tersendiri dalam mendukung Persebaya. Termasuk list chant yang mereka dengungkan selama pertandingan.

Suara chant yang bertabrakan tidak terhindarkan selama pertandingan. Maka dari itu, menurut penulis perlu dilakukannya sebuah momen dimana seluruh suporter yang berada di stadion menyanyikan satu chant yang sama.

Survei One Chant One Stadium

Sabar dulu hehe. Saya mengerti jika hal itu sangat sulit terjadi jika dilakukan sepanjang pertandingan. Selama ini, suporter kompak bernyanyi hanya ketika Song for Pride saja.

Nah, harapan kedepannya akan ada chant serentak seluruh tribun. Untuk tahap awal, mari kita coba satu lagu atau sekitar 5 menit setelah kick off. Setelah selesai, setiap tribun akan kembali kepada cara masing-masing.

Berdasarkan survei singkat yang dilakukan oleh akun folderpersebaya (kini @bonekdigital), dari total 899 jawaban, 859 responden menyatakan setuju untuk melakukan chant serentak ini.

Well, semoga benar-benar bisa terwujud. Kita bisa membayangkan bagaimana atmosfer Gelora Bung Tomo jika impian ini bisa terwujud, setidaknya lima menit saja….

3Koreografi Full Stadion

Untuk urusan kreativitas meramu koreografi, nama Bonek tidak pernah absen. Telah banyak karya berkelas dan spektakuler yang ditampilkan selama ini.

Namun ada satu yang belum kesampaian: Koreografi full stadion. Ya, selama ini koreografi lebih difokuskan menjamah area kelompok tribun saja, belum full satu area stadion.

Dengan segala kemampuan dan pengalaman yang dimiliki, tidak sulit bagi Bonek untuk mewujudkan hal ini. Apalagi, Gelora Bung Tomo bakal menggunakan single seat sehingga proses mendesain koreografi dan persiapan menjadi lebih mudah ketimbang sebelumnya.

Survei Koreografi Full Stadion

Untuk tahap awal, koreografi full ini bisa dicoba ketika pertandingan besar. Terkait sumber dana koreografi bisa dibebankan ke tiket dengan menaikkan harga Rp 3ribu sampai Rp 5ribu sehingga satu tiket pertandingan berharga Rp 53-55ribu (Fans) atau Rp 253-255ribu (SuperFans). Dengan iuran Rp 5ribu yang dibebankan ke tiket, tim kreatif koreografi bisa mendapat dana segar Rp 250juta untuk mewujudkan proyek besar ini.

Dan lagi, berdasarkan survei singkat yang dilakukan oleh akun folderpersebaya (kini @bonekdigital), dari total 995 jawaban, 915 responden menyatakan setuju untuk mendukung ide koreografi full satu stadion ini. Semoga kedepan bisa terwujud..

4Say No to Politics!

Beberapa waktu lalu sempat heboh soal atribut yang masuk dalam kampanye politik. Tahun ini memang ada agenda politik. Pun 2021 hingga 2023 bukannya tenang-tenang saja karena pada 2024 akan ada pemilihan agenda pemilihan lagi. Hal inilah yang harus terus menjadi perhatian dari Bonek.

Ya, kita semua paham kok jika berpolitik adalah hak setiap orang. Akan tetapi tak perlu sampai membawa embel-embel atribut dan nama Bonek maupun Persebaya.

Karena pada dasarnya Persebaya maupun Bonek bukanlah politik. Ini yang harus menjadi catatan dari kita semua. Bahwa jika misalnya kita ingin mendukung salah satu pasangan calon, ya dukung saja tanpa perlu membawa atribut Persebaya dan Bonek.

5WANI Tertib

Bukan hal baru jika kita masih menemui beberapa Bonek yang berkendara ke stadion tanpa memakai alat pengaman seperti helm. Padahal, itu sangat penting untuk melindungi diri. Pun ketika berada di lampu merah, masih ada saja yang nekat menerobos tanpa menghiraukan kendaraan dari sisi yang lain.

Dari sini, perlu kita cermati dan renungkan bersama bahwa WANI Tertib bukanlah hanya sebuah slogan. Tetapi perlahan harus mantap dalam hati kita demi kebaikan bersama.

Seperti yang dikatakan Capo Ipul dalam dalam Bonek Revolution 19:27 in Frame (2016) bahwa membawa kendaraan dengan perlengkapan surat dan helm (menaati aturan yang ada) juga merupakan kewajiban dari seorang suporter. Nah, ayo rek kita mulai gencarkan WANI Tertib. Dimulai dari diri sendiri dan teman sekitar kita.

Itulah lima catatan untuk Bonek 2021-2023 menurut sudut pandang penulis. Harapan menjadi lebih baik harus terus ada, karena dari situlah kita bisa berjuang untuk mewujudkannya.

Salam Satu Nyali, WANI!

Komentar Artikel

No posts to display