Tanggal 9 Desember 2020 kali ini merupakan tanggal kontroversial. Sebab publik sedang di hadapkan pada kondisi miris, dimana pemerintah lebih memilih melaksanakan agenda politik nasional, apa lagi kalau bukan Pilkada Serentak. Masih hangat di beritakan di sana sini, mengenai dampak penyelenggaraan pemilu di tengah pandemic.
Sebenarnya, upaya upaya meminimalisir dampak pandemic di tengah pemilu sudah di upayakan pemerintah “ Katanya”. Tapi kenyataan di lapangan berkata lain, sebut saja berita di Kompas yang menyebutkan 79.241 petugas positif / reaktif terhadap virus covid. Hal ini tentu saja membuat pilu pecinta sepakbola, sebab dalam hati mereka sangat ingin melihat tim kesayangannya berlaga, namun apa daya kala prioritas agenda. Jadilah para penikmat sepakbola, terutama bonek dan bonita harus legowo menerima kenyataan. Sepak bola tetap tidak di selenggarakan, paling tidak sampai akhir tahun 2020.
Namun, yang unik justru bukan kenyataan bahwa pemilu di tengah pandemic adalah hal yang baru di Indonesia. Tetapi, ada nuansa Persebaya rasa politik praktis yang Nampak sepanjang pagi tanggal 9 Desember ini. Ntah, kesalahan dari admin atau memang arahan. Akun Persebaya Official Instagram tiba tiba mereupload konten yang mengandung tendensi untuk mendukung calon pasangan tertentu.
Meskipun, beberapa jam kemudian, postingan tiba tiba menghilang setelah banyak bonek, berkomentar dan mereaksi postingan di instastori tersebut. Yap, semua bonek dan bonita pasti terkejut melihat hal itu. Apa mungkin, Persebaya Kembali di libatkan sebagai alat politik praktis Kembali ? betapa masih lekat di benak kita semua bagaimana nasib Persebaya di era masih terjebak dalam politik praktis. Sangat mengkhawatirkan. Tentu saja kita sebagai fans Persebaya tak ingin hal tersebut terjadi Kembali.
Sebagai salah satu fans berat dari bapak presiden, sebenarnya menjadi pertanyaan kritis adalah ? Apakah Langkah beliau sudah tepat ?. Jika melihat tulisan beliau di halaman Happy Wednesday yang menulis bukan catatan rabuan, beliau menyampaikan keluh kesah mengenai upayanya dalam membangun sepak bola di Surabaya, yang pada beberapa kesempatan terkendala oleh birokrasi. Dan setali tiga uang, pak presiden seolah merajuk. Bahwa upaya mendukung salah satu paslon, adalah upaya terbaik ( yang bisa diambil ) saat ini demi sepakbola Surabaya. Tentu, dengan harapan realisasi janji politik kelak ketika paslon yang beliau dukung meraih kemenangan.
Apakah langlah beliau salah, ? saya sadar diri bukan kapasitas saya untuk menilai. Hanya saja, saya jadi ingat video youtube beberapa tahun lalu, tentang mimpi dari pak presiden untuk menjalankan bisnis dan roda hidup Persebaya secara professional. Lewat cara dan juga proses yang profesional.
Dalam benak saya, tentu tidak kepikiran sama sekali cara politik. Salah satu yang sering beliau sampaikan, adalah ingin mengangkat 2 kaki Persebaya dengan baik dan benar, kaki ekonomi dan kaki team. Progresnya sampai sekarang sudah terlihat, bagaimana outlet Persebaya store masih berdiri tegak di berbagai sudut kota meskipun pandemic melanda. Atau melihat bagaimana pemain pemain Persebaya menjadi sejahtera, dalam berbagai aspek berkat pengelolaan yang baik. Pertanyaanya adalah apakah mendukung salah satu calon, merupakan strategi juga yang dulu di janjikan sebagai plan oleh pak presiden ? Bukankah di beberapa kesempatan, beliau menyatakan tidak akan melibatkan Persebaya di dalam politik praktis, dalam artian tidak menggunakan Persebaya sebagai alat politik ?
Sebagai pribadi, tentu kita harus menghargai apapun pilihan politik yang di ambil bapak presiden. Itu adalah hak utama beliau sebagai warga negara Indonesia. Tapi sekali lagi, kami takut. Jika menggunakan Persebaya menjadi alat untuk menarik suara. Yakin 100 % bonek tidak akan terpengaruh. Namun bagaimana dengan nasib Persebaya kelak, jika ternyata calon yang di dukung jsutru gagal menjadi pemimpin.
Dan pada akhirnya, justru langkah Persebaya sebagai team professional akan terkendala karena secara jejak digital, Persebaya pernah di jadikan alat mendukung paslon tertentu. Mungkin, mimpi mimpi Persebaya untuk jadi klub professional harus di tunda beberapa tahun lagi, entahlah. Biar waktu yang menjawab.
Apapun itu, dalam dunia kebebasan berekspresi ini. Mengkritik adalah bagian dari pertumbuhan. Tanpa kritik dan pengawasan, tentu semua akan berjalan liar tanpa kendali. Kita juga pasti memahami, bahwa mengambil Langkah bisnis atau langkah politik, semua pasti aka nada konsekwensinya. Bonek akan terus mengawal agar Persebaya tetap eksis. Saya tetap percaya satu hal, Bolo bonek akan jauh lebih baik dari pada bolo paslon manapun. Karena bonek akan mendukung Persebaya tanpa mengenal periode tertentu. Apa lagi sekedar hanya mendukung 5 tahun saja….
Salam satu nyali, WANI ! dari bonek sebrang kota. Yang mencintai Persebaya dan pak presiden !