Energi Itu Bernafaskan Respek Dan Apresiasi

Kapten Persebaya Rachmat Irianto berebut bola dengan Beckham Putra (Persib)/Foto : Official Persebaya
Iklan

Kendati pun kalah pada laga perempat final dari tim Maung Bandung, respek dan apresiasi layak dijunjung tinggi, setinggi daya juang para skuad Green Force ditiap laga mengarungi Piala Menpora.

Apresiasi ditunjukkan kepada seluruh pemain tanpa terkecuali terkhusus para pemain muda, segenap ofisial tim yang sudah bekerja tak kalah luar biasa baik medis maupun fisioterapis dan lain sebagainya yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

Dengan kekalahan dari Persib Bandung ini menjadi pembelajaran yang amat berharga tentunya, baik dari segi teknis (taktikal) maupun ranah non teknis.

Setelah wasit meniup peluit tanda mukaddimah sepak mula, Maung Bandung memang berkesempatan memegang kendali utama terbukti dua gol tersarang manis ke jala gawang Satria Tama yang agaknya tersentak, merasakan kaget dibombardir lini serang Persib Bandung.

Iklan

Plesing ciamik penggawa Timnas keturunan Belanda Ezra Walian kurang dari satu menit tepat mendarat disudut kiri jala gawang Satria Tama. Gol ini sekaligus menjadi salah satu gol tercepat dalam gelaran Piala Menpora tahun 2021.

Mental pemain sudah nampak kedodoran terbukti legiun asing Wander Luiz dimenit ke – 6’ berhasil membobol untuk kali kedua sebelum lagi lagi pemain asing lain Nick Kuipers turut serta mencatatkan dirinya di papan skor menit 37’ sekaligus menutup babak kedua dengan kedudukan sementara 3-0 untuk keunggulan Persib.

Perubahan agaknya sudah mulai nampak di babak kedua dengan memanfaatkan momentum pergantian terutama para penggawa senior mulai dimasukan dari striker gaek Syamsul Arip Munip hingga gelandang kawakan Rendi Irwan.

Alhasil, hal itu sedikit membuahkan sesutu yang positif pada menit 62’ bek muda Arif Satria berhasil memperkecil ketertinggalan untuk tim bajol ijo melalui flying header memanfaatkan set piece.

Walhasil jeda masa tambahan waktu, M. Syaifuddin dengan skema yang nyaris sama melalui heading kepala memperkecil kedudukan menjadi 3 – 2 gol ini hasil kreasi dan sumbangsih dari krosing manja Alwi slamat, hasil minor tersebut tak berubah hingga purna kedudukan tetap 3 – 2 untuk kemenangan tim Maung Bandung.

Persebaya pun pulang tetap dengan kepala tegak dengan rasa bangga di dada persis apa yang ada pada lirik Song Of Pride

“saat ini kita dipertemukan kembali

Kutinggalkan semua

Demi mengawalmu lagi

Semangat kami tak kan

Pernah lelah dan terhenti

Berjuanglah engkau

Demi kebanggan kami

Ku korbankan semua untuk kau sang pahlawan …

Kan ku bela dengan penuh rasa bangga di dada

Satukan semangatmu Bajol Ijoku

Doa dan dukunganku menyertaimu

Ku yakin kau pasti bisa taklukan lawanmu

Ku selalu mendukungmu Persebaya

Satukan semangatmu Bajol Ijoku

Doa dan dukunganku menyertaimu

Ku yakin kau pasti bisa taklukan lawanmu

Ku selalu mendukungmu Persebaya

Ini menjadi semacam mantra ajaib ditiap The Green Force berlaga, bagaimana kamu tidak merinding jika Anthem ini didendangkan denga hati yang paling tulus dari internal diri masing – masing.

“bonek di sini, tegap berdiri
mendukung Green Force sampai mati
kami berjuang bersuara lantang
kami adalah …
suporter yang militan …
Aaaaaa …… Ayo Green Forceku
Aaaaaa …… Ayo Green Forceku

Lirik di atas juga kerap dinyanyikan sebegai bentuk dukungan yang tanpa pernah berhenti dari rekan bonek maupun bonita, karena masih dalam masa – masa pandemi mari kita nyanyikan, mari kita dendangkan lebih baik dirumah saja. Toh, energi positif itu tak akan pernah hilang bahkan lekang oleh zaman sekalipun.

Selain bentuk sikap penuh respek (rasa hormat atas dedikasi yang yang mulia dari seluruh entitas didalamnya) selaiknya apresiasi juga tak pernah berhenti mengalir seturut daya juang yang sangat militan para penggawa persebaya.

Karena sejatinya dua entitas (respek dan apresiatif) itulah yang salah satunya menjadikan tim ini kian solid, berintegritas tinggi, merasa memiliki.

Kiranya, kini pihak manajemen selaiknya memberikan timbal balik yang sepadan berupa sikap respek dan apresiatif kepada seluruh komponen tim tanpa ada pengecualian satu pun.

Sembari monitoring dan mengevaluasi apa – apa saja yang menjadi PR pekerjaan rumah sebelum liga 1 benar – benar digulirkan.

Sebentar lagi kita semua akan memasuki bulan suci ramadan yang dinantikan seluruh umat manusia di muka bumi, menjadi momentum yang paling tepat untuk saling introspeksi diri didimensi apa pun itu, tak terkecuali selalu serta senantiasa berubah menjadi pribadi yang paling baik serta bermanfaat untuk liyan.

Mentalitas Wani

Kini, gelaran piala menpora bagi Persebaya sendiri telah usai. Menyongsong musim baru liga 1 yang kelak akan segera bergulir dan seterusnya. Persebaya terus menerus membutuhkan yang disebut mentalitas wani. Terutama wani menggantungkan ambisi setinggi langit untuk bisa bersaing dan berprestasi lebih mentereng serta menjulang tinggi. Jangan cuma wani juara liga 1, akan tetapi wani-lah jadi penguasa kompetisi level Asia, bahkan syukur – syukur lintas dunia. Wani!

Wa ba’du akhirul kalam izinkan mengutip apa yang pernah manajer fenomenal Sir Alex Ferguson dalam bukunya berjudul Sir Alex Ferguson 1986 – 2013 Kata – Kata Inspiratif Sang Manajer Hebat pesankan

“kamu tidak akan dapat memenangkan apa pun bersama anak – anak …  salah satu cara memenangkan pertandingan adalah dengan memiliki kekuatan dari dalam. Dan mereka mungkin belum memiliki itu.” Alan Hensen si “Match of the Day” ketika mengomentari penampilan baru Machester United muda, 1995.

Semoga persebaya bisa berproses jauh lebih bak lagi salam respek salam satu nyali wani.

MUHAMMAD AFIF JUNAIDI
Bonek Lamongan  yang kebetulan Alumnus Unesa (Universitas Negeri Surabaya),
Bisa dihubungi di twitter @junaidi_afif  

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Komentar Artikel

Iklan

No posts to display