Geliat sepakbola di Indonesia sepertinya bakal lebih seru dan menarik. Fenomena para ‘Sultan’ mengakuisisi klub-klub sepakbola, jadi sejarah baru di dunia olahraga terutama di Indonesia. Raffi Ahmad, Atta Halilintar, bahkan Gilang Widya Pramana atau Juragan 99 adalah contoh nyata, bahwa para public figure mulai melirik sepakbola sebagai investasi baru yang cukup menggiurkan.
Fenomena tersebut harus diamini sebagai sebuah langkah positif untuk kebangkitan dan kejayaan sepakbola negeri. Tetapi, tetap harus diiringi pikiran kritis, dan objektif demi kebaikan seluruh pencinta sepakbola di seluruh Indonesia.
Jas Merah, begitulah Bung Karno berucap. Sebuah jargon yang selalu disampaikan agar kelak para anak cucunya tidak pernah melupakan sejarah lahir dan bangkitnya sebuah peradaban. Begitu juga peradaban sepakbola Indonesia. Indonesia memiliki sejarah panjang tentang sepakbola. Wilayah Sabang sampai Merauke hampir memiliki klub sepakbola, karena sepakbola sangat dekat dengan keberadaan masyarakat Indonesia.
Begitu juga di Surabaya Jawa Timur. Tahun 1927, Persebaya dideklarasikan. Pada tahun 2021 ini, Persebaya Surabaya genap berusia 94 tahun. Usia yang sangat tua untuk sebuah klub kebanggaan arek-arek Suroboyo ini. Sejarah panjang Persebaya Surabaya hingga dititik ini juga diiringi dengan darah dan air mata.
Rentetan sejarah perjuangan klub untuk tetap eksis di Indonesia, yang harus selalu diingat dan dijaga. Mempertahankan nama besarnya hingga berusia 94 tahun ini juga tidak mudah, karena ada nama besar yang harus dilestarikan hingga anak cucu kelak. Bukan transaksional seperti fenomena yang terjadi sekarang ini.
Merayakan hari jadi, di tengah pandemi juga hal yang baru dirasakan di seluruh dunia. Tanpa pesta, potong kue, tiup trompet, hingga menyalakan petasan bukan tradisi Persebaya Surabaya. Tapi apalah daya, demi kebaikan bersama kita harus merelakan agar pandemi segera lenyap dibumi ini.
Hadirnya para pemain asing, yang sama sekali belum pernah merasakan bermain di Indonesia adalah langkah cerdas manajemen yang patut diapresiasi. Keputusan tersebut bukan tanpa alasan. Manajemen pasti punya pertimbangan yang sangat matang mengapa memilih pemain asing yang belum pernah merumput di Liga Indonesia.
Ditambah dengan para punggawa muda Persebaya Surabaya yang melimpah. Rizky Ridho, Supriadi, Marselino, Zulfikar, Akbar Firmansyah hingga Ernando Ari. Tentunya Persebaya akan semakin lengkap dari segala sisinya.
Semoga Pandemi lekas berakhir, sudah tidak sabar rasanya nribun lagi. Melihat kolaborasi pemain muda, pemain asing dan pemain timnas dari Persebaya Surabaya merumput lagi di kompetisi ‘new normal’ Liga Indonesia. Tidak ada kata lain selain Menang dan Juara. Selamat ulang tahun Persebaya Surabaya yang ke 94 tahun. WANI
Dery Ardiansyah
@deardery