EJ – Persebaya melaui akun sosial medianya menuliskan bahwa laga kandang berikutnya tidak bisa dilangsungkan di Surabaya dan akan dilakukan tanpa penonton.
Ini memantik beragam reaksi dari para pecinta Persebaya dan tentu saja dari menejemen Persebaya itu sendiri. Persebaya tidak dalam sanksi komisi disiplin. Yang masih tersisa hukuman sanksi tanpa penonton adalah laga tunda lawan Persikabo 1973.
Menyikapi hal tersebut manajemen Persebaya terus berusaha agar Persebaya tetap bisa bermain di Gelora Bung Tomo untuk laga kandang berikutnya menghadapi Arema, Persib Bandung dan Persija Jakarta.
Hal tersebut dibenarkan Yahya Alkatiri menejer Persebaya saat diminta keterangan oleh Emosijiwaku siang ini (25/2) di Surabaya.
“Saat ini kami masih mengupayakan untuk bisa bermain di Stadion Gelora Bung Tomo Surabaya,” kata Yahya tentang apa yang sudah dilakukan menejemen.
Persebaya akan mengalami kerugian banyak hal jika harus bermain di luar Surabaya. Apalagi rekomendasi yang ada adalah bermain di luar Jawa dan tanpa penonton.
“Kami harus keluar uang tiket, hotel dll yang menjadi beban biaya klub,” kata Yahya.
Oleh karena itu menejemen berkirim surat dan berkomunikasi terus dilakukan menejemen ke banyak pihak mulai kepolisian dan instansi terkait perizinan pemakaian stadion.
“Kami sudah bersurat ke Polda Jatim pada 15 Januari 2023. Juga berkomunikasi dengan kementrian PUPR,”tambah Yahya.
Kementrian PUPR menyarankan Persebaya untuk juga berkirim surat kepada PSSI terkait hal tersebut. GBT sendiri menjadi salah satu venue yang rencananya akan dipakai untuk laga Piala Dunia U20 nanti.
Mengapa menejemen Persebaya tetap mengupayakan pemakaian GBT adalah merupakan dinamika yang terjadi di mana banyak pihak menolak Persebaya bermain di luar Surabaya.
“Sesuai saran PUPR kami juga sudah mengirimkan surat ke PSSI pada 23 Februari 2023 lalu,”pungkas Yahya.