Andhika adalah sebuah manifestasi dari mimpi arek – arek cilik di Surabaya yang ingin menjadi pemain Persebaya
Pagi ini seperti biasanya, sebelum shubuh sudah berangkat ke pasar, lalu lanjut bersih – bersih tempat kerja, tak lupa mengecek apakah semua sudah terlihat bersih dan sesuai dengan tempatnya. Tak lupa mengecek tentang Persebaya baik itu tiketing di buka kapan dan kegiatan di kanal Youtube Persebaya.
Sejak kecil saya selalu bertanya kepada mendiang kakek apakah sepakbola itu menyenangkan, apakah sepakbola itu seru, dan apakah sepakbola itu indah.
Lalu saat itu saya mencoba untuk kali pertamanya menonton Persebaya di tv lupa kala itu kontra siapa namun mendiang kakek selalu bercerita bahwa Persebaya adalah klub yang hebat dari klub manapun, bahkan sepupu beliau adalah mantan pemain Persebaya di jaman Abdul Kadir walaupun dicoret karena muntah – muntah pada waktu pertandingan, beliau sangat bangga karena bisa menjadi saksi perjuangan ketika meraih mimpi menjadi pemain Persebaya Surabaya.
Sejak kecil saya selalu bermain bola dengan anak – anak di kampung saya, pada saat itu saya dan teman – teman selalu bermimpi untuk menjadi Persebaya namun kadang terkendala masalah ekonomi keluarga yang sebagian besar di kampung saya menengah kebawah. Saya dan teman – teman merasa mimpi itu hanya sekedar mimpi dan tidak akan pernah bisa terwujud, apalagi orang tua saat itu memiliki pandangan “kalau menjadi pemain sepakbola tidak punya jenjang karir yang jelas”.
Di tahun 2020 Persebaya merekrut kiper jebolan klub internal Persebaya, PS Kota Surabaya, namun sebelum bergabung di PS Kota Surabaya dia lebih dulu menimba ilmu di SSB El Faza. Dari klub internal, dia ditarik menjadi bagian penting Persebaya U-19 dan tampil di Elite Pro Academy (EPA).
Andhika sendiri memulai debutnya bersama tim senior Persebaya di tahun 2021 untuk liga 1 musim 2021 – 2022, performanya sendiri cukup apik di awal debutnya namun ada kalanya naik turun, namun itu sendiri tidak menjadi masalah karena saya memiliki keyakinan bahwa dia dapat berkembang lebih baik lagi.
Andhika Ramadhani memiliki latar belakang dari keluarga yang kurang berkecukupan dilansir dari kanal Youtube Persebaya bahwa dia adalah anak dari penjaga warung kopi, dia kadang sebelum latihan membantu orang tua dan menjaga area parkir di sekitar rumahnya. Ini membuktikan bahwa mimpi menjadi pemain Persebaya itu bukanlah sekedar mimpi belaka tapi bisa di wujudkan meskipun kamu bukan dari keluarga yang berkecukupan.
Andhika adalah sebuah manifestasi dari mimpi arek – arek cilik di Surabaya yang ingin menjadi pemain Persebaya, kita bisa melihat perjuangannya meraih mimpi. Saya harap dia mampu menginspirasi anak – anak yang ingin menjadi pemain Persebaya agar tidak putus asa dan tetap berjuang meraih mimpinya.
Satu pesan saya untuk Andhika tetaplah menjadi pemain Persebaya yang mengispirasi orang sekitar dan semoga terus berkembang bersama Persebaya.
Salam Satu Nyali….. WANI!